Judul : Model Pembelajaran Teknik Dasar Menggiring Bola dalam Permainan Sepak Bola melalui Pendekatan Lingkungan Hutan Jati pada Siswa
Latar
Belakang Masalah
Salah satu
kurang berkembangnya proses pembelajaran penjasorkes di sekolah
dikarenakan kurang kreatifitas dan inovatif para guru penjasorkes dalam menggunakan
model pembelajaran. Guru penjasorkes selalu menggunakan sarana dan
prasarana yang seadanya secara terus menerus tanpa berpikir untuk mengembangkan
model pembelajaran yang lebih menyenangkan dan inovatif, sehingga
banyak siswa merasa jemu dan bosan. Banyak guru-guru penjasorkes yang
masih menggunakan proses pembelajaran konvensional sehingga menjadikan
proses pembelajaran menjadi monoton dan tidak menarik. Sering dijumpai
mereka menggunakan metode pembelajaran yang itu-itu saja dan menggunakan
lapangan di lingkungan sekolah tanpa mencoba hal yang baru dengan
pengembangan model pembelajaran yang telah dimodifikasi.
Dampak
dari kurangnya pengembangan model pembelajaran penjasorkes tentunya
juga berdampak pada metode dan strategi pembelajaran di lapangan. Proses
pembelajaran penjasorkes harus didukung oleh sarana dan prasarana pembelajaran
yang memadai, seperti alat-alat olahraga dan lapangan sebagai sumber
belajar pembelajaran penjasorkes. Jika salah satu diantaranya kurang memadai
baik terbatas secara kuantitas maupun kualitasnya maka sangat berpengaruh
pada proses pembelajaran, khususnya pembelajaran teknik dasar sepak
bola.
Permainan
sepak bola menurut Tim Bina Karya Buku (2000: 17) adalah permainan
beregu yang dimainkan oleh dua regu masing-masing regunya terdiri dari
sebelas orang pemain termasuk seorang penjaga gawang. Permainan boleh dilakukan
dengan seluruh bagian badan kecuali dengan kedua lengan (tangan). Hampir
seluruh permainan dilakukan dengan ketrampilan kaki, kecuali penjaga gawang
dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki
maupun tangannya. Sedangkan menurut Mielke Danny (2003:1) bahwa ketika
mulai mempersiapkan diri untuk bertanding sepak bola, keterampilan utama
yang pertama kali membuat seseorang terpacu dan merasa puas adalah kemampuan
untuk melakukan dribbling (menggiring bola). Oleh karena itu
teknik dasar dribbling
(menggiring bola) harus dapat
dikuasai oleh seluruh pemain. Tentunya hal ini perlu
latihan-latihan khusus dengan berbagai variasi pembelajaran.
Hal ini
berkenaan dengan pembelajaran teknik dasar menggiring bola pada permainan
sepak bola. Pada proses pembelajaran teknik dasar tersebut, guru seringkali
menggunakan metode dan strategi konvensional. Sehingga mengakibatkan
proses pembelajaran menjadi melelahkan dan membosankan tidak ada
hal yang menantang dan baru diperoleh siswa. Sehubungan dengan itu peneliti tertarik
untuk mengembangkan model pembelajaran teknik dasar menggiring bola (dribbling)
bagi anak-anak Sekolah Menengah
Pertama dengan memanfaatkan lingkungan sekitar
sekolah. Pemanfaatan lingkungan fisik luar sekolah dimaksudkan untuk mengembangkan
kreatifitas pembelajaran Penjasorkes khususnya pada teknik dasar
dribbling. Hal ini juga diungkapkan oleh
Piaget dan Vigotsky yang dikutip
Badru
Zaman (2007 : 115) bahwa lingkungan merupakan wadah aktivitas bermain dan sarana untuk pendidikan
anak, terutama yang berkaitan dengan pengembangan kapasitas berfikir. Lebih jauh mereka
berpendapat bahwa aktivitas bermain
juga dapat menjadi akar bagi perkembangan perilaku moral. Hal itu terjadi ketika dihadapkan pada suatu
situasi yang menuntut mereka untuk berempati serta memenuhi aturan dan perannya dalam kehidupan
bermasyarakat.
Untuk itu
guru harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, akrab, dan hangat
melalui kegiatan bermain maupun berinteraksi dengan lingkungan sehingga dapat merangsang partisipasi
aktif dari anak. Lingkungan
di luar sekolah yang dimaksud adalah lingkungan hutan jati di sekitar sekolah dengan harapan siswa
dapat memperoleh suasana pembelajaran baru yang berbeda dari biasanya, sehingga timbul
kreatifitas, inovasi,dan menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.
Berdasarkan
letak geografis, lingkungan fisik
luar sekolah yang terdekat adalah hutan jati yang berjarak 150 m dari sekolah. Sehingga setelah peneliti
melakukan observasi ke hutan jati, berinisiatif ingin melakukan pembelajaran teknik dasar permainan sepak
bola. Khususnya teknik dasar menggiring bola dengan
memanfaatkan pohon jati yang ada di lingkungan hutan jati tersebut.
Berdasarkan
permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk mengembangkan model pembelajaran penjasorkes yang
lebih menyenangkan, kreatif dan inovatif kedalam sebuah penelitian.
Anda sedang membaca artikel Latar Belakang Proposal Skripsi Dribbling Sepak Bola. Terimakasih atas kunjungan serta kesediaan Anda membaca artikel ini.
Jika memang bermanfaat, Anda boleh menyebarluaskannya dan jangan lupa untuk menyertakan sumber link dibawah ini: