BAB II
PEMBAHASAN
Pengorganisasian
kelas dapat dipandang dari dua sudut yaitu dalam arti sempit (tradisional )
dimana kelas dilihat sebatas ruangan tempat sejumlah murid belajar. Sedangkan
dalam arti luas (modern) yaitu suatu masyarakat kecil dari sekolah yang
terorganisisr menjadi unit kerja system belajar mengajar dengan orientasi
pencapaian tujuan.
A.
Faktor
yang mengaruhi pengorganisasi kelas
Dalam pengertian
yang kedua ini, maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi perwujudan
Pengorganisasian kelas yaitu :
a. Kurikulum
Kurikulum kaitannya dengan Pengorganisasian kelas seperti pengertian diatas haruslah di rancang sebagai jumlah pengalaman edukatif yang menjadi tanggung jawab sekolah dalam membantu anak-anak mencapai tujuan pendidikannya, yang diselenggarakan secara berencana dan terarah serta terorganisir, karena kegiatan kelas bukan sekedar dipusatkan pada penyampaian sejumlah materi pelajaran atau pengetahuan yang bersifat intelektualistik, akan tetapi juga memperhatikan aspek pembentukan pribadi, baik sebagai makhluk individual dan makhluk social maupun sebagai makhluk yang bermoral.
Kurikulum kaitannya dengan Pengorganisasian kelas seperti pengertian diatas haruslah di rancang sebagai jumlah pengalaman edukatif yang menjadi tanggung jawab sekolah dalam membantu anak-anak mencapai tujuan pendidikannya, yang diselenggarakan secara berencana dan terarah serta terorganisir, karena kegiatan kelas bukan sekedar dipusatkan pada penyampaian sejumlah materi pelajaran atau pengetahuan yang bersifat intelektualistik, akan tetapi juga memperhatikan aspek pembentukan pribadi, baik sebagai makhluk individual dan makhluk social maupun sebagai makhluk yang bermoral.
Pada sekolah madrasah Ibtida’iyah, kurikulum pada
tingkat MI harus dirancangkan untuk untuk memungkinkan diselenggarakannya
kegiatan kelas dalam memenuhi kebutuhan melakukan eksplorasi dan ekspenmentasi
guna memeberikan pangalaman intelektual dan social yang terpadu dalam rangka
realisasi diri.
|
b. Gedung
dan Sarana Kelas / Sekolah
Perencanaan dalam membangun sebuah gedung untuk sebuah
sekolah berkenaan dengan jumlah dan luas setiap ruangan, letak dan dekorasinya
yang harus disesuaikan dengan kurikulum yang dipergunakan. Akan tetapi karena
kurikulum selalu dapat beruabh. Sedang ruangan atau gedung bersifat permanen,
maka diperlukan kreativitas dalam mengatur pendayagunaan ruang / gedung yang
bersedia berdasarkan kurikulum yang dipergunakan. Dalam konteks ini kepandaian
guru dalam Pengorganisasian kelas sangat dibutuhkan.
c. Guru
Hadari Nawawi menyatakan guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang bertanggung jawab dalam memebnatu anak dalam mencapai kedewasaan masing-masing. Guru dalam pengertian tersebut bukan sekedar berdiri didepan kelas untuk menyampaikan materi atau pengetahuan tertentu, akan tetapi dalam keanggotaan masyarakat yang harus aktif dan berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk menjadi anggota masyarakat sebagai orang dewasa.
Hadari Nawawi menyatakan guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang bertanggung jawab dalam memebnatu anak dalam mencapai kedewasaan masing-masing. Guru dalam pengertian tersebut bukan sekedar berdiri didepan kelas untuk menyampaikan materi atau pengetahuan tertentu, akan tetapi dalam keanggotaan masyarakat yang harus aktif dan berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk menjadi anggota masyarakat sebagai orang dewasa.
Guru juga harus bias juga menciptakan suasana dalam
kelas agar terjadi interaksi belajar mengajar yang dapat memotivasi sesuai
untuk belajar dengan baik dan sungguh-sungguh.
Berdasarkan uraian-uraian diatas jelas bahwa jabatan
guru sebagai suatu profesi tidak saja mulia, karena berhubungan langsung dengan
masalah pendewasaan anak-anak, akan tetapi juga merupakan tugas yang cukup
berat. Tugas yang mulia dan hanya dapat diwujudkan oleh orang-orang yang
memiliki kecintaan terhadap pekerjaan mendidik.
d. Murid
Murid sebagai unsur kelas memiliki perasaan kebersamaan (Sense Of kolektive) merupakan kondisi yang sangat penting artinya bagi terciptanya kelas yang dinamis. Oleh karena , setiap murid harus memiliki perasaan diterima (Sense of membershif) terhadap kelasnya agar mampu ikut serta dalam kegiatan kelas. Perasaan inilah yang akan menumbuhkan rasa tanggung jawab (Sense of respsibility) terhadap kelasnya. Sikap ini akan tumbuh dengan baik apabila dilakukan tindakan-tindakan Pengorganisasian kelas sebagai berikut :
Murid sebagai unsur kelas memiliki perasaan kebersamaan (Sense Of kolektive) merupakan kondisi yang sangat penting artinya bagi terciptanya kelas yang dinamis. Oleh karena , setiap murid harus memiliki perasaan diterima (Sense of membershif) terhadap kelasnya agar mampu ikut serta dalam kegiatan kelas. Perasaan inilah yang akan menumbuhkan rasa tanggung jawab (Sense of respsibility) terhadap kelasnya. Sikap ini akan tumbuh dengan baik apabila dilakukan tindakan-tindakan Pengorganisasian kelas sebagai berikut :
1) Setiap
murid dilibatkan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kelas, guru
hanya sekedar memberi petunjuk dan bimbingan agar program atau kegiatannya
sejalan dengan kurikulum.
2) Murid
diberi kesempatan dalam pembagian tugas-tugas untuk kepentingan kelas.
3) Bila
guru atau wali kelas berhalangan, bagi dan serahkanlah kepercayaan berupa
tanggung jawab mengatur rumah tangga dan disiplin kealas diantar murid.
4) Motivasi
agar setiap murid selalu bersedia mengatur kelasnya melalui kegiatan rutin,
misalnya membersihkan kelas, papan tulis dan lain-lain.
5) Kembangkanlah
kesediaan bekerjasama dalam setiap kegiatan.
6) Susunlah
bersama murid tata tertib dan disiplin kelas serta bentuklah pengurus kelas
yang bekerja selama 1 tahun ajaran.
7) Doronglah
agar murid secara terus menerus ikut memikirkan kegiatan kelas dan berani
mengusulkannya untuk dilaksanakan bersama didalam atau diluar kelas.
e. Dinamika
kelas
Kelas adalah kelompok sosial yang dinamis yang harus
dipergunakan oleh setiap wali atau guru kelas untuk kepentingan murid dalam
proses kependidikannya. Dinamika kelas pada dasarnya berarti kondisi kelas yang
diliputi dorongan untuk aktif secara terarah yang dikembangkan melalui
kretifitas dan inisiatif murid sebagai suatu kelompok, untuk itu setiap wali
atau guru kelas harus berusaha menyalurkan berbagai saran, pendapat, gagasan,
keterampilan, potensi dan energi yang dimiliki murid menjadi kegiatan-kegiatan
yang berguna. Dengan demikian kelas tidak akan berlangsung secara statis, rutin
dan membosankan.
Dinamika kelas ini dipengaruhiberbagai komponen yang
sangat disiyaratkan dalam Pengorganisasian kelas yaitu :
1) Kegiatan
administrasi manajemen
a. Perencanaan
kelas
Kurikulum sebagai program umum harus diterjemahkan
menjadi program-program yang kongkrit dengan mengkaitkannya menurut waktu yang
tersedia, yang dapat berbentuk program tahunan, program semester atau
caturwulan, program bulanan, program mingguan dan bahkan mungkin pula berupa
program harian.
b. Pengorganisasian
kelas
Program kelas sebagai rencana kerja harus bersifat
program kelas sebagai rencana kerja harus bersifat realistis dalam arti
benar-benar dapat dilaksanakan dan dengan tujuan yang realistis pula dalam arti
benar-benar dapat diwujudkan
c. Pengarahan
kelas
Setelah program dan organisasi disusun, selanjutnya
kegiatan dilaksanakan. Pelaksanaan kegiatan itu harus diusahan untuk tidak
menyimpang dari rencana atau program yang sudah disusun.
d. Koordinasi
kelas
Kordinasi kelas diwujudkan dengan menciptakan
kerjasama yang didasari saling pengertian akan tugas dan peranan
masing-masing.kordinasi yang efektif memungkinkan setiap personal menyampaikan
saran-saran dan pendapat-pendapat dan gagasan-gagasan baik dalam bidang kerjaannya
sendiri maupun kerjaan orang lain.
e. Komunikasi
kelas
Komunikasi antar personal dikelas dapat berlangsung
secara formal didalam rapat atau musyawarah dan diskusi-diskusi dan dapat pula
diwujudkan secara informal (hubungan pribadi) dalam setiap kesempatan didalam
dan siluar kelas atau sekolah.
f. Kontrol
kelas
Dalam bentuk kongkrit control dilakuakn terhadap
realisasi jadwal pengajaran, disiplin guru dan disiplin murid, pelaksanaan
tugas murid, partisipasi tiap personal dalam programkelas dan lain-lain.
2) Penataan
ruang dan alat pengajaran
a. Pengaturan
ruang belajar dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal berikut perlu
diperhatikan :
1. Ukuran
dan bentuk kelas
2. Bentuk
serta ukuran bangu dan meja siswa
3. Jumlah
siswa didalam kelas
4. Jumlah
siswa didalam setiap kelompok
5. Jumlah
kelompok didalam kelas
6. Komposisi
siswa dalam kelompok (seperti : siswa pandai dengan siswa kurang pandai. Pria
dengan wanita).
7. Besarnya
runagan kelas tergantung pada jenis kegiatan dan jumlah siswa yang tergantung
pada jenis kegiatan dan jumlah siswa yang melakukan kegiatan. Jika ruangan
tersebut memepergunakan hiasan, pakailah hiasan-hiasan yang mempunyai nilai
pendidikan.
b. Pengaturan
tempat duduk
Berdasarkan pengaturan tempat duduk diantaranya :
1. Berbasis
sejajar
2. Pengelompokan
yang terdiri atas 8 – 10 orang
3. Setengah
lingkaran seperti dalam teater
4. Berbentuk
lingkaran
5. Individual
yang biasanya terlihat diruang baca atau perpustakaan
6. Adanya
dan tersedianya ruang yang sifatnya bebas di kelas disamping bangku tempat
duduk diatur.
c. Ventilasi
dan pengaturan cahaya
Suhu, ventilasi dan penerangan (kendati guru sulit
mengatur karena sudah ada) adalah asset penting untuk terciptanya suasana
belajar yang nyaman. Oleh karena itu ventilasi harus cukup menjamin kebebasan
siswa.
d. Pengaturan
penyimpanan barang
Menurut
Suhaenah Suparno seperti yang dikutip oleh Abdul Majid mengemukakan
kriteriayang hrus dipenuhi ketika melakukan penataan fasilitas ruang kelas sebagai
berikut :
1) Penataan
ruangan dianggap baik apabila menunjang efektifitas proses pembelajaran yang
salah satu petunjuknya adalah bahwa anak-anak belajar dengan aktif dan dapat
mengelola kelas dengan baik.
2) Penataan
tersebut bersifat felksibel (luwes) sehingga perubahan dari satu tujuan ke
tujuan yang lain dapat dilakukan dengan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan
sifat kegiatan yang dituntut oleh tujuan yang yang akan dicapai pada waktu itu.
3) Ketika
anak belajar tentang suatu konsep, maka ada fasilitas-fasilitas yang yang dapat
memeberikan bantuan untuk memperjelas konsep-konsep tersebut.
4) Penataan
ruang dan fasilitas yang ada dikelas harus mampu membentu siswa meningkatkan
motivasi siswa untuk belajar sehingga mereka merasa senang dalam belajar.
3) Kedisiplinan
kelas
Dalam arti luas disiplin mencakup setiap macam
pengaruh yang ditunjukkan untuk membantu peserta didik agar dapat memahami dan
menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan juga penting tentang cara
menyelesaikan tuntutan yang mungkin ingin ditujukan peserta didik terhadap
lingkungannya. Suatu keuntungan lain dari disiplin adalah peserta didik hidup
dengan pembiasaan yang baik positif dan bermanfaat bagi dirinya dan
lingkungannya.
Disekolah disiplin banyak digunakan untuk mengontrol tingkah laku peserta didik yang dikehendaki agar tugas-tugas disekolah dapat berjalan dengan optimal.
Disekolah disiplin banyak digunakan untuk mengontrol tingkah laku peserta didik yang dikehendaki agar tugas-tugas disekolah dapat berjalan dengan optimal.
B.
Aspek,
Fungsi dan Masalah Organisasi Kelas
Pengorganisasian kelas merupakan
keterampilan yang harus dimiliki guru dalam memutuskan, memahami, mendiaknosis
dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasana kelas terhadap aspek-aspek
yang perlu diperhatikan dalam organisasi kelas adalah sifat kelas, pendorong
kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan seleksi dan kreatif ( Lois V.Johnson
dan Mary A.Bany, 1970 ).
Organisasi kelas selain memberi
makna penting bagi tercipta dan terpeliharanya kondisi kelas yang optimal, Pengorganisasian
kelas berfungsi :
1. Memberi
dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas seperti : membantu kelompok
dalam pembagian tugas, membantu pembentukan kelompok, membantu kerjasama dalam
menemukan tujuan-tujuan organisasi, membantu individu agar dapat bekerjasama
dengan kelompok atau kelas, membantu prosedur kerja, merubah kondisi kelas.
2. Memelihara
agar tugas – tugas itu dapat berjalan lancar.
Masalah
Pengorganisasian kelas dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu :
masalah individual dan masalah kelompok.
Munculnya masalah individual disebabkan beberapa kemungkinan tindakan siswa seperti :
Munculnya masalah individual disebabkan beberapa kemungkinan tindakan siswa seperti :
a. Tingkah
laku yang ingin mendapat perhatian orang lain.
b. Tingkah
laku yang ingin menujukkan kekuatan
c. Tingkah
laku yang bertujuan menyakiti orang lain
d. Peragaan
ketidakmampuan
Sedangkan
masalah-masalah kelompok yang mungkin muncul dalam kelas :
1) Kelas
kurang kohesif lantaran alasan jenis kelamin, suku, tingkatan sosial ekonomi,
dan sebagainya
2) Penyimpangan
dari norma-norma tingkah laku yang telah disepakai sebelumnya
3) Kelas
mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya
4) “Membombang”
anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok.
5) Kelompok
cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari yang tengah digarap.
Semangat
kerja rendah Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru seperti
gangguan jadwal guru terpaksa diganti sementara oleh guru lain. ( Lois
V.Johnson dan Mary A.Bany, dalam M.Entang dan T.Raka Joni1983 ) dalam situasi
yang telah dianalisis.
Organisasi
kelas tidak hanya berfungsi sebagai dasar teciptanya interaksi antara guru dan
murid tetapi juga menambah efektifitas yaitu interaksi yang bersifat kelompok.
Hasil riset untuk membuat iklim kelas yang sehat dan efektif adalah sebagi
berikut:
1. Bila
situasi kelas memungkinkan anak-anak belajar maksimal, fungsi kelompok harus
diminimalkan.
2. Manajemen
kelas harus memberi fasilitas untuk mengembangkan kesatuan dan kerja sama.
3. Anggota-anggota
kelompok harus diberikan kesempatan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
yang member efek pada hubungan dan kondisi kerja.
4. Angota-anggota
kelompok harus dibimbing dalam menyelesaikan ketimbang keteganagan dan perasaan
tertekan.
5. Perlu
diciptakan persabatan dan kepercayaan yang kuat antara murid.
C.
Prosedur
dan Rancangan Pengorganisasian Kelas
Pengorganisasian kelas merupakan
suatu tindakan yang menunjukkan kepada kegiatan-kegiatan yang berusaha
menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses
pembelajaran yang efektif. Jadi prosedur Pengorganisasian kelas adalah
serangkaian langkah kegiatan Pengorganisasian kelas yang dilakukan bagi
terciptanya kondisi optimal serta mempertahankan kondisi optimal tersebut
supaya proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efesien.
Memperhatikan dua dimensi tindakan
dalam Pengorganisasian kelas, maka prosedur atau langkah-langkah
Pengorganisasianpun bertumpu pada prosedur dimensi pencegahan dan prosedur
dimensi penyembuhan.
Adapun langkah langkah pencegahannya sebagai berikut :
1. Peningkatan
kesadaran diri sebagai guru
2. Peningkatan
kesadaran peserta didik
3. Sikap
polos dan tulus dari guru
4. Mengenal
dan menemukan alternatif Pengorganisasian
5. Menciptakan
kontra social
Pada dasarnya
langkah-langkah prosedur dimensi penyembuhan adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi
masalah
2. Menganalisis
masalah
3. Menilai
alternatif-alternatif pemecahan
4. Mendapatkan
balikan
Rancangan
dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang disusun secara sistematis
berdasarkan pemikiran yang rasional untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
kaitannya dengan tugas guru menyusun rancangan prosedur manajamen kelas berarti
guru menentukan serangkaian kegiatan tentang langkah-langkah Pengorganisasian
kelas yang disusun secara sistematis berdasarkan pemikiran yang rasional untuk
menciptakan kondisi lingkungan yang optimal bagi berlangsung kegiatan belajar
siswa.
Penyusunan
rancangan prosedur Pengorganisasian kelas dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain :
1. Pemahaman
terhadap arti, tujuan, dan hakikat Pengorganisasian kelas
2. Pemahaman
terhadap hakikat peserta didik yang sedang dihadapi
3. Pemahaman
terhadap bentuk penyimpangan serta latar belakang tindakan penyimpangan yang
dilakukan peserta didik
4. Pemahaman
terhadap pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam Pengorganisasian
kelas
5. Pemilikan
pengetahuan dan keterampilan dalam membuat rancangan
6. Prosedur
Pengorganisasian kelas.
D.
Pengertian
kontrol kelas
Kontrol adalah suatu pekerjaan yang
dilakukan seorang guru untuk menentukan apakah fungsi organisasi serta
pimpinannya telah dilaksanakan berhasil mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditentukan. Jika tujuan tersebut belum dicapai, maka seorang guru harus
mengukur kembali serta mengatur situasi tetapi ia tidak boleh mengubah
tujuannya. Dengan jalan demikian, guru menejer mencoba menetukan apakah
kejadian-kejadian sesuai dengan apa yang direncakan, dan jika terjadi kegagalan
diubah menjadi suatu keberhasilan. Hal ini dilakukannya dengan jalan memimpin
dengan efekfif. Hanya efektifitas dia yang dapat mengubah sumaber menjadi
hasil.
E.
Hal-hal
yang dilakukan dalam pengontrolan kelas
Jika seorang guru mengadakan control ia mencoba:
1. Mengevaluasi
sistem belajar Evaluasi mencakup evaluasi hasil belajar dan evaluasi
pembelajaran. Guru harus dapat membedakan mana kegiatan evaluasi hasil belajar
dan mana pula kegiatan evaluasi pembelajaran. Evaluasi hasil belajar menekankan
kepada diperolehnya informasi tentang seberapakah perolehan siswa dalam
mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan. Sedangkan evaluasi pembelajaran
merupakan proses sistematis untuk memeperoleh informasi tentang keefektifan
proses pembelajaran dalam membantu siswa mencapai tujuan pengajaran secara
optimal.
Dengan demikian evaluasi hasil belajar menetapkan baik
buruknya hasil dari kegiatan pembelajaran, sedangkan evaluasi pembelajaran
menetapkan baik buruknya proses dari kegiatan pembelajaran.
2. Mengukur
hasil belajar Jika pentingnya evaluasi dalam pendidikan dan latiahan indusrial
telah dimengerti maka seorang guru(meneger) dihadapkan pada persoalan-persoalan
pengukuran hasil belajar yanag nyata. Untuk melakukannya dengan baik seorang
guru yang baik harus mengetahuai teori serta asumsi yang melandasi pengukuran
tersebut.
Sifat-sifat pengukuran Pengukuaran ialah pemberian
angka-angka(numerals) kepada objek ataupu kejadian dengan cara yang mengikuti
suatu peraturan tertentu. Dengan batasan ini maka problema yang dihadapi
seorang guru (meneger) evaluasi atau pengukuran ialah bagaimana membuat
perturan yang disebut dalam devinisi tadi menjadi eksplisit. Tiga prosedur yang
selalu harus diikuti jika ingin dihasilkan pengukuran yang baik yaitu;
1) Rumuskan
kejadian atau objek yang akan diukur didalam bentuk yang sejeleas-jelasnya.
2) Tentukan
skala yang akan menjadi dasar angka pengukuran.
3) Yakinkan
prosedur pengukuran analog dengan keadaan sebenarnya.
Kesulitan sering pula terjadi dalam analogi, khususnya
jika yang diukur adalah variable seperti kepribadian,motivasi dan sikap.Walaupu
kita berkata-kata sesuatu yang tidak jelas.yang kita lakukan yang sebenarnyalah
mengukur sifat-sifat serta ciri-cirinya,dan dalam pendidikan bahkan inipun
dilakukan secara tidak langsung.
3. Memimpin
dengan dituntun oleh tujuan Istilah pengelolahan atau manajemen berdasarkan
tujuan untuk pertama kali digunakan Peter Ducker pada 1945, yang dimaksud ialah
suatu ramalan bahwa dengan menggunakan seorang manajer pada waktu yang akan
datang dapat mempertanggung jawabkan baik hasil maupun kualitas hubungan
kemanusiaan yang berlaku dalam prganisasinya.
Anda sedang membaca artikel Pengorganisasian Kelas. Terimakasih atas kunjungan serta kesediaan Anda membaca artikel ini.
Jika memang bermanfaat, Anda boleh menyebarluaskannya dan jangan lupa untuk menyertakan sumber link dibawah ini:
0 comments:
Posting Komentar