EnsikloPenjas

Jumat, 28 September 2012

Susunan Saraf Otonom


Walapun secara anatomi susunan saraf otonom digolongkan ke dalam SST, tetapi secara fungsional merupakan sistim yang terpisah yang sangat dipengaruhi oleh SSP. Sistim saraf ini berperan untuk mempertahankan keseimbangan di dalam tubuh yang disebut sebagai homeostasis.  Sistim ini mengatur:
            1.  Sekresi kelenjar
                 2.  Kontraksi dan kecepatan denyut otot jantung
            3.  Kontraksi dan kecepatan kontraksi otot polos.
                 4.  Sistim sirkulasi darah.
         Sejak sistim ini ditemukan oleh Langley tahun 1921, sistim ini hanya meliputi serat eferen viseral saja. Pendapat ini sesungguhnya sudah tidak tepat lagi karena disamping serat eferen juga ada serat aferen (serat saraf sensoris viseral) yang memberi informasi pada badan kita akan adanya rasa sakit atau tidak enak yang terjadi di dalam tubuh yang tidak terpisahkan dari sistim ini seperti rasa berdebar-debar karena detak jantung yang cepat, rasa melilit pada perut  dan sebagainya.  Walaupun sistim ini berfungsi secara otomatis, tetapi tetap dikendalikan oleh SSP, misalnya emosi terhadap lingkungan sekitar.
         Pusat koordinasi antara sistim saraf ini dengan bagian saraf lainnya terletak di hipotalamus.
Sistim saraf otonom mempunyai 2 buah neuron motorik yaitu sebuah di dalam substansia grisea medula spinalis atau batang otak (brain stem) yang disebut neuron preganglionar dan sebuah diluar SSP (di dalam ganglia) yang disebut sebagai neuron postganglionar.  Sistim saraf otonom ini  terdiri atas sistim saraf simpatis dan parasimpatis.  

Sistim Persarafan Simpatis

          Neuron preganglion sistem saraf simpatis mulai dari vertebra torakal pertama sampai vertebra lumbal ke tiga, karenanya disebut juga sebagai divisi torakolumbar sistim saraf otonom. Serat preganglionik bermielin dan meninggalkan medula spinalis via akar atau radiks ventral (motorik) nervus spinalis. Serat saraf ini kemudian bersinaps dengan neuron postganglionik di dalam ganglia. Selanjutnya serat saraf postganglionik ini akan menuju ke organ sasaran.
Berdasarkan lokasinya neuron postganglion ini terbagi atas 3 yaitu :
        1. Ganglion paravertebra
        2.  Ganglion prevertebra
        3.  Ganglion terminal
Ganglion Paravertebralis
Letaknya antero-lateral medula spinalis, terbentang mulai dari vertebra servikal pertama sampai vertebra sakral terakhir, membentuk trunkus simpatis (trunkus=rantai). Terdapat hubungan antara trunkus kiri dengan kanan. Ganglion ini memberikan cabang postganglionar yang mengurus persarafan simpatis sistim sirkulasi darah dan kelenjar yang terdapat di seluruh tubuh.
Ganglion Prevertebra
Letaknya di daerah anterior kolumna vertebralis, membentuk pleksus abdominalis. Ada 3 buah ganglion prevertebral yaitu:
           1.  Ganglion Seliaka (Celiac).
                2.  Ganglion Mesenterika Superior.
           3.  Ganglion Mesenterika Inferior.
Serat saraf preganglionar keluar dari medula spinalis via akar atau radix ventral dan selanjutnya menuju ganglion prevertebral melintasi trunkus simpatis yang dibentuk oleh ganglion paravertebralis.

Ganglion Terminalis
Letaknya paling perifer, dekat sekali dengan organ yang akan dipersarafinya.
Kedua serat saraf postganglionar dari ganglion prevertebral dan terminalis akan mensarafi otot polos yang terdapat diseluruh tubuh. Semua serat saraf postganglionik adalah serat saraf tak bermielin.


Sistim Persarafan Parasimpatis
          Sistim  parasimpatis berbeda dengan simpatis dalam beberapa aspek yaitu:
1.  Serat saraf preganglionnya berjalan keluar dari SSP bersama nervus kranial III, VII, IX dan X
     yang keluar dari otak tengah (midbrain) dan batang otak (brainstem) dan bersama nervus
     sakralis 2, 3 dan 4, karena itu sistim parasimpatis dikenal juga sebagai divisi Kraniosakral
     Sistim Saraf Autonom.
2.  Mempunyai serat preganglioner yang panjang terbentang dari otak atau saraf spinal sakral 
     sampai ke ganglion terminal yang letaknya dekat dengan organ sasaran.
3.  Ganglion parasimpatis tidak tersusun dalam suatu rantai melainkan hanya berupa kumpulan
 sel saraf  yang difus yang tersebar bersama kapsul/simpainya atau antara jaringan suatu organ 
 (contohnya ganglion Auerbach dan Meissner di dinding usus). 
          Secara histologik, perikarion dari sel-sel ganglion ini membentuk kelompokan yang tersebar  yang dikelilingi oleh jaringan ikat. Di sekitar sel-sel ganglion terdapat sel-sel satelit. Contoh ganglia parasimpatis adalah ganglia siliaris, genikulata, submandibula, otik, pterigopalatina, ganglia Meissner dan Aurbach di kolon dan ganglia vesikalis di vesika urinaria.
         Serat saraf preganglioner yang berjalan bersama saraf kranial berkaitan dengan fungsi sekresi kelenjar, contohnya kelenjar lakrimal, kelenjar liur, dan sebagainya. Serat saraf preganglioner yang berjalan bersama saraf kranial X akan bersinaps dengan neuron postganglionik yang akan mempersarafi organ-organ yang terdapat di rongga abdomen dan toraks. Serat saraf preganglionik yang keluar dari segmen sakral akan bersinaps dengan neuron postganglionik yang akan mempersarafi organ-organ yang terdapat di dalam rongga  pelvis, seperti kolon, rektum, vesika urinaria, dan sebagainya.

Bookmark and Share

JANGAN LUPA KLIK IKLANNYA YAA..
1 X KLIK SANGAT BERARTI

Anda sedang membaca artikel Susunan Saraf Otonom. Terimakasih atas kunjungan serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Jika memang bermanfaat, Anda boleh menyebarluaskannya dan jangan lupa untuk menyertakan sumber link dibawah ini:

http://pendidikanjasmani13.blogspot.com/2012/09/susunan-saraf-otonom.html

0 comments:

Posting Komentar