EnsikloPenjas

Selasa, 29 Januari 2013

Sejarah Sepak Takraw dan Perkembangan Sepaktakraw di Indonesia


Setiap cabang olahraga yang ada didunia pada umumnya dan di Indonesia khususnya mempunyai sejarah berdirinya olahraga tersebut secaraa sendiri-sendiri. Begitu juga dengan sepak takraw, olahraga sepaktakraw yang pada awalnya bermula dari permainan yang sangan sederhana dan sering disebut sebagai bola rotan tidak mempunyai peraturan permainan dan pertandingan yang sekomplit peraturan seperti sekarang

Negara Asia terutama Asia di wilayah Asia Tenggara telah mengenal permainan ini dengan sebuah sepakraga yang menggunakan bola rotan sudah sejak lama, akan tetapi di setiap negara-negara nama perminannya berbeda-beda, seperti Malaysia dengn nama Sepak Raga Jaring, Thailand dengan nama Takraw, di Philipina dengan nama Sipak.

Apabila kita cermati perkembangan olahraga hampir di setiap negara Asia Khususnya Asia Tenggara olahraga ini pada awalnya merupakan olahraga demonstrasi yang digunakan pada perayaan-perayaan hari tertentu seperti upacara adat, perkawinan, syukuran, khitanan dsb. Disamping itu juga olahrga ini sebagai rekreasi dalam mengisi waktu luang, namun yang dilakukan si Malaysia sekitar tahun 1946 yakni Sepak Jaring Laga di lingkungan masyarakat Malaysia. Hal ini menjadi pelopor dan sebagai titik awal perkembangan olahraga Sepaktakraw menjadi olahraga nasional Malaysia yang dipertandingkan.

Sejalan persamaan dan keinginan untuk mengembangkan olahraga ini maka dibentuklah kerjasam antara Malaysia dan Muangthai sehingga lahirlah cabang Sepaktakraw. Nama ini merupakan perpaduan antara Malysia dan bahasa Muangthai yaitu : Sepak barasal dari bahasa Malaysia yang berarti sepak dan takraw barasal barsal dari bahasa Thailand yang berarti bolah rotan. Perubahan olahrga sepak jaring raga ini menjadi sepaktakraw diresmikan pada tanggal 27 Maret 1965 di Stadion Nagara Kuala Lumput pada saat pesta olahraga Asia Tenggara. Pada saat Sea Games ini untuk pertama kalinya olahraga sepaktakraw dipertandingkan dan Malaysia keluat sebagai juara untuk yang pertamakalinya, sedangkan pad Sea Games yang selanjutnya pada tahun 1967 Muangthai keluar sebagai juaranya.

 Perkembangan Sepaktakraw di Indonesia
Olahraga sepaktakraw di Indonesia pada awalnya disebut sepakaga, sepaktago dsb, tergantung di daerah mana sepaktakraw dimainkan.

Pada abad XV tepatnya di Semenanjung Malaka dan daerah pesisir pantai lainnya, di Indonesia sudah berkembang suatu permainan yaitu sepak raga, namun apakan permainan ini cikal bakal permainan sepaktakraw atau bukan belum diketahui secara pasti. Namun apabila melihat jenis, karakter serta bentuk permainannya sepakraga ini bisa dijadikan sebagai cikal bakal permainan sepaktakraw yang sekarang ini kita kenal. Pengenalan permainan sepak takraw yang pertama kalinya di Indonesia adalah ketika tim Malaysia datang dan berkunjung ke Jakarta pada bulan September tahun 1970, kunjungan ini tidak sebatas di Jakarta akan tetapi sapai kepada daerah-daerah lain.

Kunjungan dari kedua negara ini telah mendorong Indonesia untuk berpartisipasi dalam setiap event sepaktakraw. Selanjutnya oada tahun 1974 atas prakarsa Dirjen Olahraga dan Pemuda khususnya dalam rangka pengembangan olaraga  permainan sepaktakraw ini maka didatangkanlah seorang pelatih dari Malaysia untuk melatih calo-calon peltih di Indonesia.

Sebelum permainan sepaktakra dikenal oleh masyarakat Indonesia secara umum seperti sekarang, dahuli permainan ini sidah ada dan berkembanga di daerah-daerah sampai di desa-desa dengan sebutan sepakraga tujuan dari permainan ini yaitu untuk mendemonstrasikan keterampilan atau kemahiran tubuh menguasai bola. Cara pelaksanaannya yaitu bola yang terbuat dari rotan dimainkan dengan seluruh anggota badan seperti kakim paha, dada, bahu, kepala dsb kecuali tangan.

Pada awalnya permainan sepaktakraw dimainkan dengan menggunakan bola yang terbuat dari rotan dengan tujuan memainkan bola selam mungkin tanpa jatuh ke tanah sehingga permainan ini sangat menarik dan cukup mengasyikan untuk dimainkan. Dari bentuk permainan ini merupakan permainan merupakan permainan yang berdifat demonstrasi, dengan lapangan yang digunakan yaitu sebuah lingkaran. Setiap pemain berdiri di lingkaran tersebut, salah satu pemain berdiri di tengah lingkaran berfungsi sebagai pengatur bola yang disebut janang, syarat janang ini haruslah seorang yang sangat mahir dalam menguasai dan memainkan bola karena fungsinya sebagai pengatur irama permainan dan pengmbalian bola sehingga permainan ini dapat dilihat sebagai permainan yang sangat menarik dan cantik. Disamping itu, permainan ini diperagakan hanya pada saat-saat tertentu atau pada saat ada acara atau keramaian.

Sulawesi Selatan
Di masyarakat Sulawesi Selatan permainan sepakraga ini merupakan permainan yang sangan populer dan merakyat. Pada waktu itu Sulawesi Selatan di kenal dengan nama kerajaan Bugis; permainan ini disukai dan digemari oleh para pemuda bangsawan bugis dan hal ini mendapat restu dari rajanya, selain itu juga permainan ini banyak dilakukan oleh para pedagang bugis yang bersandar di pelabuhan-pelabuhan. Didaerah ini permainan sepakraga dimainkan oleh beberapa orang dengan berbagai variasi gerakan tubuh. Pada zaman ini, permainan sepakraga mengindentifikasikan tingkat kematangan dan kecakapan seorang pemuda pemudi bugis, apabila sorang pemuda yang sudah mahir barmain sepakraga ini maka ia dianggap sebagai pemuda yang sudah cakap. Variasi permainan sendiri terutama dalam menunjukan kemahiran memainkan bola, seperti memainkan bola dengan sikap berdiri, sikap jongkok, sikap duduk, sikap tidur dsb.

Agar lebih menarik permainan sepakraga ini sering di iringi dengan bunyi-bunyian gendang dan alat musik tradisional lainnya, kemudian para pemain mengiringi irama musik tersebut dengan gerakan-gerakan memainkan bola seolah-olah bola rotan ini ikut menari di udara sehingga dapat menambah keindahan permainan sepakraga.

Sumatra Barat
Pada jaman kerajaan dulu, kebanyakan mata pencaharian masyarakat Sumatra Barat atau yang lebih dikenal dengan Minangkabau adalah bertani dan berladang. Hampir sepanjang kehidupan mereka dihabiskan dengan bercocok tanam sehingga tidak banyak bentuk variasi kehidupan yang mereka rasakan yang pada akhirnya timbul kejenuhan pada mereka.

Dalam mengisi aktivitas rekreasi di keramaian orang ini mereka bergembira sambil bermain sepakraga; permainan ini dilakukan oleh para pemuda, orang dewasa. Alat yang digunakan pertama kalinya yaitu sebuah bola yang terbuat dari rotan.

Permainan sepakraga di Minangkabau dikenal dengan sebutan Sepakrago atau Barago yang berasal dari kata Rago yaitu bola rotan, sepak yaitu cara memainkan bola tersebut dengan ditendang-tendang atau dipantulkan tan jatuh ke tanah.

Pada dasarnya cara permainan sepakrago ini sama dengan permainan sepakraga pada umumnya, perbedaanya hanya penentuan pemenang dimana ditentukan dengan lamanya waktu yang digunakan. Pemain yang paling lama memainkan bola tanpa jatuh ke tanah maka ditetapkan sebagai pemenang.

Kalimantan
Didaerah Kalimantan khusunya di daerah Kandangan olaahraga sepaktakraw ini telah dikenal sebelum perang dunia pertama, akan tetapi karena situasi dan sesuatu hal yang belum mengizinkan menyebabkan permainan ini belum dikenal secara luar. Pada saat ini permainan sepakraga di Kandangan disebut sebagai Bola Rotan. Permaiana ini diadakan apabila ada upacara adat, pesta perkawinan, syukuran dsb. Permainan ini bertujuan untuk memeriahkan dan meramaikan acara-acara tersebut.

Permainan di daerah ini sedikit lebih maju apabila dbandingkan dengan daerah lainnya. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peraturan tertentu yang menjadi pegangan dalam menetukan suatu pemenang, adapaun peraturannya antara lain :
a. alat-alat dan perlngkapan
bola yang digunakan adalah bola yang terbuat dari rotan yang dianya dengan seni anyaman sehingga berbentuk bulatm adapun ukurannya adalah : garis menengah 15 cm dan berta yaiut 2 ons. Perlengkapan yang digunakan yaitu perlengkapan penyepak bola yang disebut kelapian; kelapian ini terbuat dari kelopak pinang yang digunakan pada kaki sebelah dalam untuk menyepak bola.

b. lapangan, waktu dan pemain
lapangan  permainan ini berupa lapangan rumput/kering terbuka dengan ukuran panjang 15m, lebar 15m dengan sasaran tendangan dipancang ditengah-tengah (pusat). Permainan ini dimainkan oleh dua regu dan masing-masing regunya terdiri dari 10 orang.

c. sistem penilaian
formasi pemain membentuk lingkaran mengelilinga tiang bambu yang diletakan ditengah-tengah, selanjutnya permainan diawali dengan warm up yaitu dengan menyepak bola rotan dari satu pemain dengan pemain lain yang setelah itu setiap regu menunjukan keahliannya guna mengimbangi dan mengatasi atraksi lawannya sehingga terjadilah gaya-gaya memainkan bola rotan yang mengagumkan.

Perkembangan sepaktakraw sekarang
Sepaktakraw adalah olahraga beregu yang jenis permainannya bisa dilakukan oleh 2 orang atau 3 orang dan 5 orang dalam satu timnya. Jenis permainan sepaktakraw yang terdiri dari 2 orang dalam satu timnya disebut double event takraw, 3 orang dalam satu timnya disebut jenis permainan regu takraw dengan sebutak pemainnya yaitu apit kiri, apit kanan dan tekong. Apit kiri dan apit kanan adalah sebutan untuk pemain yang posisinya berada disebelah kiri dan kanan serta dekat dengan net, sedangkan tekong yaitu sebutan untuk pemain yang posisinya berada ditengah dan bertugas sebagai server yaitu orang yang melakukan servis. Permainan takraw yang dimainkan oleh 5 orang dalam satu timnya disbut hoop yaitu memasukan bola takraw kedalam keranjang yang digantung pada ketinggian tertenu dengan menggunkan kaki, paha, bahu, sampai kepalah kecuali tangan.


Bookmark and Share

JANGAN LUPA KLIK IKLANNYA YAA..
1 X KLIK SANGAT BERARTI

Anda sedang membaca artikel Sejarah Sepak Takraw dan Perkembangan Sepaktakraw di Indonesia. Terimakasih atas kunjungan serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Jika memang bermanfaat, Anda boleh menyebarluaskannya dan jangan lupa untuk menyertakan sumber link dibawah ini:

http://pendidikanjasmani13.blogspot.com/2013/01/sejarah-sepak-takraw-dan-perkembangan.html

0 comments:

Posting Komentar