EnsikloPenjas

Jumat, 28 September 2012

Struktur dan Fungsi Saraf


Jaringan saraf secara mikroskopik disusun oleh sel-sel saraf (neuron) yang disokong oleh sel-sel penyokong yang dikenal sebagai sel-sel neuroglia atau sel-sel glia (glia, Gr: lem).

A.   Sel Saraf (Neuron)
      Bangunan histologik sel saraf sangat khas terdiri atas badan sel (soma atau perikarion) dan julurannya (prosesusnya) yang terdiri atas satu akson dan beberapa dendrit.
     Neuron merupakan sel yang paling tinggi differensiasinya dan tidak dapat membelah lagi. Jumlah neuron di seluruh sistim saraf kita sangat besar diduga sekitar 14 milyar. Secara histologis terdiri atas badan sel saraf (perikarion) dan juluran saraf (prosessus saraf) yang terdiri atas akson dan dendrit.

 Badan sel saraf 
        Perikarion dibentuk oleh inti dan sitoplasma yang melingkupinya. Di dalam inti terdapat DNA yang merupakan pembawa sifat turunan, sedangkan dalam sitoplasma terdapat berbagai organel dan badan inklusi. Bentuk dan besar perikarion sangat beragam 4-135 mikrometer. Ada yang berbentuk piramid, lonjong, bulat dan sebagainya. Meskipun beragam, tetapi semua badan sel saraf mempunyai ciri yang khas, berupa struktur-struktur:
1.      Nukleus (inti sel)
Nukleus pada umumnya besar, berbentuk bulat atau sedikit lonjong, bewarna pucat, dan umumnya terletak di pusat perikarion. Nukleolusnya pada umumnya satu dan tampak sangat jelas terlihat di bawah mikroskop cahaya. Pada inti sel terdapat rantai double helix ”deoxyribonucleate  acid (DNA)” yang merupakan pembawa kode genetik. Inti yang besar, pucat, vesikular dengan nukleolus yang menonjol seringkali memberi kesan seperti mata burung hantu (Owl eyes)
2.      Sitoplasma 
Sitoplasma diisi dengan beragam organel dan granula (badan inklusi) yang tersusun kurang lebih mengitari inti. Organel adalah struktur-struktur atau bangunan yang terdapat di dalam sitoplasma yang diperlukan untuk mem-pertahankan kehidupan dan menjalankan fungsi-fungsi sel secara keseluruhan. Badan inklusi adalah struktur-struktur yang terdapat di dalam
sitoplasma yang dipergunakan sebagai gudang atau tempat penyimpanan zat-zat atau substansi tertentu. 
Organel-organel yang terdapat di sitoplasma adalah:
A.     Sitoskeleton
B.     Apparatus (kompleks) Golgi
C.     Mitokondria
D.     Badan Nissl (endoplasmik retikulum kasar/ rough endoplasmic reticulum) dan ribosom
E.      Sentriol
Sitoskeleton, apparatus Golgi, dan mitokondria hanya bisa dilihat dengan mikroskop elektron (ME), sedangkan badan Nissl dan badan inklusi dapat dilihat dengan mikroskop cahaya (MC)
A. SITOSKELETON
           Dengan mikroskop elektron (ME) tampak bahwa komponen utama sitoskeleton adalah neurofilamen dan mikrotubulus yang tersusun dalam kelompokan yang berjalan secara paralel dan tersebar di seluruh perikarion, akson dan dendrit. Neurofilamen yang terdapat di neuron merupakan filamen berukuran menengah (intermediate filament) yang mempunyai ketebalan 7.5 sampai 10 mikrometer dan berfungsi sebagai penyokong. Mikrotubulus berfungsi dalam transportasi ensim-ensim, neurotransmitter, protein penyusun membran, dan molekul-molekul penyusun komponen sel lainnya.  Dengan mikroskop cahaya (MC) neurofilamen tampak sebagai neurofibril yang dapat diwarnai dengan pulasan perak dan memberikan warna coklat kehitaman.

B. Apparatus Golgi
          Apparatus Golgi biasanya besar letaknya paranuklear, tersusun dari gelembung-gelembung
 yang tidak mengandung granular (“agranular vesicles”). Kompleks Golgi merupakan tempat pembentukan glikoprotein yang dibuat dari ikatan karbohidrat dan protein. Gelembung-gelembung kecil yang dibentuk dari apparatus Golgi diduga merupakan sumber gelembung sinaps (synaptic vesicles) yang ditemukan pada ujung akson (axon terminal).
C. Mitokondria
          Mitokondria biasanya kecil lonjong atau berbentuk seperti bola, dengan krista jenis tubular atau lamelar. Mitokondria terutama terdapat dalam jumlah banyak di ujung akson, selain itu juga ditemukan pada perikarion, dendrit dan akson. Mitokondria berperan dalam mengatur proses metabolisme di dalam sel saraf.

D. Badan Nissl/ Retikulum Endoplasmik Kasar
          Badan Nissl merupakan struktur yang dibentuk dari banyak tumpukan endoplasmik retikulum (endoplasmic reticulum/ER) granular/kasar (rough endoplasmic reticulum). Pada permukaan luar membran badan Nissl/ER terdapat ribosom yang tersusun dalam barisan, spiral, dan menempel pada permukaan luar membran ER. Dengan pulasan HE, badan Nissl bewarna biru (basofilik)  dan terdapat dalam perikarion dan dendrit, tetapi tidak terdapat pada akson. Karena polanya pada badan sel saraf mirip dengan corak pada kulit macan tutul maka sering disebut sebagai Substansia Tigroid.  Badan Nissl tampak jelas pada neuron yang berukuran besar seperti pada neuron motoris di kornu anterior medula spinalis dan di sel ganglion. Badan Nissl merupakan tempat sintesa protein.

E.  Sentriol
Sentriol merupakan ciri khas sel saraf yang sedang membelah pada massa embrional. Neuron 
pada orang dewasa tidak dapat membelah lagi. Meskipun demikian kadang-kadang dapat ditemukan sentriol juga.
Badan inklusi yang ditemukan pada perikarion sel saraf adalah
(1). Vesikel
           Neuron yang mensintesa katekolamin mengandung vesikel yang berisi neurotransmitter dan ensim-ensim.
(2). Granular
           Neuron di hipotalamus mengeluarkan sekret neural berbentuk granular yang berisi hormon  vasopressin, oksitosin dan neurofisin. Granul ini disalurkan oleh akson ke neurohipofisis dan  kemudian akan dicurahkan kedalam pembuluh darah.
          Granula pigmen melanin terdapat pada neuron tertentu di otak seperti substansia nigra pada otak tengah, ganglion spinal dan sel-sel saraf pada dasar ventrikel yang ke-empat. Fungsinya masih belum diketahui. 
           Granula lifofuksin tampak sebagai granula bewarna kuning kecoklatan dan terdapat pada neuron-neuron yang berukuran besar. Jumlahnya bertambah sesuai dengan pertambahan usia.
            Granula yang mengandung besi ditunjukkan dengan teknik Prussian blue, terdapat pada beberapa sel saraf, seperti sel-sel saraf di globus pallidus.  Jumlah granula bertambah sesuai dengan bertambahnya usia.
           Tetes –tetes lemak biasanya kelihatan di dalam perikarion dan memainkan peran sebagai bahan  cadangan atau merupakan hasil metabolisme normal atau patologis.
           Glikogen terdapat pada neuron embrio, neuroglia embrio, dan dalam ependim dan pleksus koroid embrio, tetapi tidak ada pada jaringan saraf orang dewasa dalam jumlah yang cukup banyak untuk dideteksi.
Juluran Neuron
          Ciri paling khas dari suatu neuron adalah juluran atau prosesus sitoplasmanya yang terdiri atas dendrit dan akson. Dendrit dan akson terdapat pada hampir semua neuron.
1.  Dendrit 
     Umumnya satu neuron mengandung beberapa dendrit, contohnya neuron motorik pada kornu anterior  medula spinalis. Kebanyakan dendrit terlihat bercabang dan cabang-cabangnya menjadi lebih kecil diameternya daripada cabang utama. Ciri-ciri histologis dendrit adalah:
a.    Pangkalnya lebih tebal dan semakin kedistal  semakin tipis.
b.    Tiap dendrit dapat bercabang menjadi cabang primer, sekunder tertier dan seterusnya.
c.    Permukaannya diliputi oleh tonjolan kecil atau duri (spine/gemullae) yang berfungsi sebagai tempat kontak sinaps.
d.    Batang utama dendrit mengandung badan Nissl, ribosom bebas, mitokondria, mikrotubulus dan mikrofilamen, tetapi kandungan badan Nissl dan ribosom bebas makin berkurang oleh percabangannya sampai organel tersebut tidak ada pada ranting yang     sangat kecil.  Dendrit tidak mempunyai kompleks Golgi.
       Fungsi dendrit adalah menerima rangsang saraf dari ujung akson neuron lainnya melalui sinaps akso-dendritik. Dendrit mempunyai peranan yang sangat penting bagi kemampuan neuron untuk mengintegrasikan informasi yang datang dalam jumlah banyak. Rangsang saraf yang datang dapat merangsang atau menghambat kegiatan listrik pada membran dendrit, yaitu menaikkan atau menurunkan ambang rangsang neuron.
        Ambang rangsang adalah suatu nilai dalam millivolt yang harus dilalui agar membran saraf tersebut dapat mengalami depolarisasi dan dengan demikian timbul arus listrik yang merambat. Dengan demikian neuron tersebut dapat meneruskan atau menghambat rangsangan yang datang. Rangsangan saraf yang diterima oleh dendrit umunya merambat ke arah badan sel saraf. 
2.   Akson
            Setiap sel saraf mempunyai satu juluran panjang dengan pangkal yang menjorok masuk ke dalam perikarion yang dikenal sebagai akson Hillock. Ciri histologis akson adalah:
a.    Mempunyai pangkal akson pada perikarion yang disebut akson Hillock.
b.    Umumnya lebih tipis (halus) dan jauh lebih panjang daripada dendrit pada neuron yang sama.
c.    Aksoplasma tidak mengandung struktur apapun yang berperan dalam sintesa protein seperti badan Nissl (rough endoplasmic reticulum), ribosom dan kompleks Golgi.
d.     Aksoplasma mengandung neurofilament, mikrotubulus dan mitokondria.
e.    Sebagian besar akson bermielin dan karenanya tampak putih mengkilat dalam keadaan segar. Selubung mielin bukan merupakan bagian dari neuron, tetapi merupakan bagian dari selubung  neuron. Selubung mielin hanya ada pada akson dan tidak pernah pada dendrit. Tetapi ada pula akson yang tidak bermielin. Bila dengan mikroskop cahaya terlihat serat saraf bermielin maka sudah tentu itu adalah akson. Bila serat sarafnya tidak bermielin maka serat tersebut mungkin akson dan mungkin pula dendrit.
f.     Ujung akhir akson bercabang-cabang seperti ranting yang disebut telodendria yang berkontak dengan perikarion, dendrit, atau akson dari satu neuron atau lebih pada sinaps.
g.    Pada ujungnya ranting aksonal memperlihatkan pembengkakan kecil disebut “boutons terminaux”.
        Fungsi akson adalah meneruskan atau menyalurkan rangsang saraf ke neuron lainnya, serat otot atau sel kelenjar.
Berdasarkan jumlah julurannya, dikenal 3 jenis neuron: (Gb-18)
1.    Neuron unipolar
     yaitu neuron yang hanya mempunyai satu juluran. Contohnya neuron unipolar pada masa embrio
2.    Neuron bipolar
       yaitu sel saraf berbentuk kumparan dengan 2 juluran yang masing-masing keluar dari ujung perikarion (badan sel saraf).  Contohnya ganglion vestibular dan koklear di telinga, neuron olfaktoris di regio olfaktoria hidung.
Neuron pseudo-unipolar
yaitu neuron yang berbentuk oval yang pada awalnya berbentuk bipolar, tetapi pada perkembangan selanjutnya juluran yang pada mulanya saling bertolak belakang, kemudian menggeser, mengitari perikarion, menghampiri satu dengan lainnya dan menyatu membentuk satu prosesus tunggal.      Prosesus tunggal tersebut berpangkal pada perikarion dan pada ujung distalnya bercabang dua sehingga mirip huruf T. Contohnya adalah neuron pada ganglia kranio-spinal. Satu cabangnya mengarah ke perifer dan cabang lainnya mengarah ke pusat masuk ke radiks posterior saraf menuju ke SSP.
3.    Neuron multipolar
yaitu neuron berbentuk poligonal yang mempunyai banyak prosesus. Bentuk neuron ini  merupakan bentuk yang paling banyak dijumpai ditubuh kita.  Contohnya neuron motorik di kornu anterior medulla spinalis, batang otak, korteks serebri/otak besar (sel piramid) dan korteks serebelli/otak kecil (mempunyai bentuk yang sangat khas bagaikan tanduk menjangan yang bercabang-cabang).

Fungsi Neuron
          Fungsi dasar jaringan saraf adalah melakukan komunikasi. Fungsi tersebut tergantung pada sifat-sifat khas dari badan saraf dan julurannya yang panjang. Sifat khas tersebut tergantung pada dua sifat dasar protoplasmanya:
1.  Kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsangan fisik dan kimiawi (iritabilitas).
2.  Kemampuan untuk menyebarkan rangsangan tersebut dari satu tempat ketempat lain
 (konduktivitas).
Fungsi motorik, sensorik dan integratif suatu sel saraf terutama tergantung pada sifat iritabilitas dan konduktivitasnya. Selain itu beberapa sel saraf dapat melakukan sekresi mirip sistim endokrin yang menghasilkan hormon (sekret neural) yang disalurkan melalui akson dari tempat pembentukannya ke tempat lain. Hasil sekret sel saraf tersebut tersebut dilepaskan dari ujung akson ke dalam ruang perivaskular masuk ke dalam pembuluh darah dan kemudian diangkut dari darah ke organ sasaran.

B.   Sel Glia (neuroglia cells)
         Istilah neuroglia berasal dari nerve glue (nerve=saraf dan glue= lem) berfungsi sebagai penyokong dan penyatu  jaringan saraf. Neuroglia merupakan 70-80% dari seluruh sel yang ada di SSP. Sel neuroglia umumnya kecil dan hanya intinya terlihat pada sediaan rutin dengan diameter 3-10 mikrometer. Neuroglia paling baik dipelajari dengan teknik impregnasi perak dan emas khusus yang memperlihatkan seluruh sel. Macam-macam sel Glia adalah
1.   Mikroglia berasal dari mesoderm
2.   Oligodendroglia berasal dari ektoderm
3.  Astrosit fibrosa berasal dari ektoderm
4.  Astrosit protoplasmatis berasal dari ektoderm
5.      Sel ependim berasal dari ektoderm.
6.      Sel Schwann  di SST
7.      Sel Satelit di SST

Astrosit
Bentuknya seperti bintang (astra) dengan banyak cabang sitoplasma yang hanya dapat dilihat dengan teknik impregnasi perak. Intinya besar, bulat atau lonjong dan pucat (vesikular). Nukleoli tidak jelas. Sitoplasmanya mengandung ribosom, kompleks Golgi, lisosom dan neurofilamen. Neurofilamen memberi ketegaran pada proses astrositik. Cabang sitoplasmanya mengelilingi dan berhubungan dengan kapiler darah. Ada 2 macam astrosit:
1.    Astrosit protoplasmatik 
Banyak ditemukan di dalam substansia kelabu (substansia grisea) otak dan sedikit di dalam substansia putih (substansia alba).
Badan sel kurang lebih sama dengan sel piramid (sel saraf pada korteks serebrum). Inti  sel juga besar tetapi sukar dikenali. Sitoplasmanya bercabang banyak, pendek dan gemuk atau tebal. Setiap cabang lalu bercabang-cabang lagi beberapa kali menjadi cabang yang lebih kecil sehingga gambarannya mirip lumut. Kadang-kadang dapat ditemukan cabang yang menempel pada pembuluh darah yang disebut kaki perivaskular yang berperan dalam membentuk sawar darah otak (Blood Brain Barrier)
2.    Astrosit fibrosa
Terutama terdapat di dalam substansia alba dan sedikit di dalam substansia kelabu. Besarnya kurang lebih sama dengan astrosit protoplasmatik. Inti selnya juga sukar dilihat. Percabangan sitoplasmanya juga banyak tetapi kurus-kurus atau tipis sehingga gambarannya mirip dengan binatang bulu babi. kadang-kadang juga ditemukan kaki perivaskular.
Fungsi astrosit selain sebagai sel penyokong juga berfungsi untuk :
1.    Menyerap kelebihan ion kalsium yang lolos dari sel saraf selama proses konduksi impuls saraf.
2.    Berperan dalam transportasi zat metabolisme antar neuron.
3.    Berperan dalam pembentukan jaringan parut di SSP bila mengalami cedera. 
        Bila terjadi cedera pada SSP dan neuronnya rusak, maka astrosit menjadi sangat reaktif dan disebut astrosit hipertrofi dan astrosit reaktif menggantikan tempat neuron rusak.

Oligodendroglia (Gb-21)
        Oligodendroglia bentuknya lebih kecil daripada astrosit dengan cabang sitoplasmanya lebih pendek dan jumlah cabang sedikit (oligo= sedikit). Intinya kecil, dan sitoplasma disekitar inti sedikit, tampak sebagai pinggiran perinuklear. Mengandung ribosom, kompleks Golgi, mikrotubulus dan neurofilamen.
        Sel ini terutama ada di substansia grisea yang berhubungan erat dengan perikarion neuron (sel-sel satelit perineuronal) dan di substansia alba dalam jumlah yang sedikit yang terletak di antara berkas-berkas akson. Lainnya terletak dekat dengan pembuluh darah (perivaskular).
        Fungsi oligodendroglia adalah membentuk selubung mielin di SSP dan sebagai sel penyokong. Cabang sitoplasma yang serupa daun dari badan-badan sel meluas melingkar mengitari serat-serat saraf secara spiral. Tiap oligodendroglia mempunyai beberapa cabang sehingga dapat membentuk sarung-sarung myelin disekitar beberapa serat-serat saraf yang berdekatan.
   
Mikroglia
Sel ini berasal dari mesoderm. Sel mikroglia merupakan sel yang kecil, terdapat disubstansia alba dan grisea dekat dengan pembuluh darah. Tampak jelas dengan pulasan perak karbonat metoda Rio Hortega. Badan sel agak gepeng. Intinya sukar dilihat. Percabangan sitoplasma yang langsung dari badan sel cukup besar dan disebut cabang primer. Cabang primer ini kemudian bercabang-cabang lagi menjadi cabang sekunder dstnya. Yang agak istimewa adalah bahwa cabang-cabang tersebut posisinya kurang lebih tegak lurus terhadap cabang sebelumnya. Fungsinya fagositosis. Mikroglia akan memfagosit jaringan yang nekrotik sehingga daerah tersebut menjadi bersih.

Sel Ependim
Sel ependim merupakan sel yang melapisi rongga atau ruang yang terdapat pada otak yang disebut ventrikel dan kanalis sentralis pada medulla spinalis. Bentuk sel silindris rendah atau kuboid dengan cabang sitoplasma dan pada permukaan bebasnya terdapat silia dan mikrovili. Sel ependim yang melapisi pleksus koroideus membentuk lapisan khusus yang disebut epitel pleksus koroideus. 

Bookmark and Share

JANGAN LUPA KLIK IKLANNYA YAA..
1 X KLIK SANGAT BERARTI

Anda sedang membaca artikel Struktur dan Fungsi Saraf. Terimakasih atas kunjungan serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Jika memang bermanfaat, Anda boleh menyebarluaskannya dan jangan lupa untuk menyertakan sumber link dibawah ini:

http://pendidikanjasmani13.blogspot.com/2012/09/struktur-dan-fungsi-saraf_8618.html

0 comments:

Posting Komentar