Pengertian
Ilmu Faal - Ilmu Faal merupakan Ilmu yang mempelajari Faal atau fungsi
bagian dari alat atau jaringan tubuh.
Psikologi
faal adalah suatu ilmu yang mempelajari mekanisme tubuh manusia dan kaitannya
dengan perilaku manusia. Dalam psikologi faal akan dipelajari bagaimana
suatu perilaku dapat mempengaruhi mekanisme tubuh manusia dan juga sebaliknya.
Ilmu
Faal Olah Raga
Ilmu
faal olahraga adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia dan bagian-bagiannya
pada waktu olahraga. Faal olahraga sebagai ilmu amalan (Applied Science)
merupakan dasar dari ilmu kedokteran olahraga.
Definisi
ilmu kedokteran olahraga menurut A. Venerando (1975) adalah “Aplikasi ilmu
kedokteran pada olahraga dan aktivitas fisik umumnya, agar didapat keuntungan
segi preventif dan kemungkinan terapoetis dari berolahraga untuk mempertahankan
keadaan sehat dan menghindari setiap keadaan yang berhubungan dengan kelebihan
atau kekurangan latihan fisik” (Karhiwikarta, 1978).
Fisiologi
olahraga sebagai salah satu disiplin kedokteran berusaha untuk mempelajari efek
latihan terhadap tubuh, mempelajari bagaimana efisiensi tubuh manusia dapat
diperbaiki dengan latihan, mempelajari metoda yang paling sesuai untuk menilai
13 perbedaan parameter fisik dan fisiologis dan mempelajari bermacam-macam tes
yang cocok untuk mengukur keadaan kesegaran jasmani (Giam, 1993). Berdasarkan
tipe dan intensitas performance latihan, olahraga dapat dibagi menjadi 2 bagian
besar, yaitu:
- Olahraga dinamik, yaitu olahraga yang menyebabkan perubahan pada panjang otot dan pergerakan sendi dengan kontraksi ritmis, tetapi hanya terjadi sedikit perubahan pada kekuatan intramuskular.
- Olahraga statik, yaitu olah raga yang menyebabkan perubahan kekuatan intramuskular, tetapi tidak terjadi atau hanya terjadi sedikit perubahan panjang otot dan pergerakan sendi (Mitchell dkk, 1994). Olahraga dinamik dengan melibatkan banyak otot menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen. Sedangkan olahraga statik hanya menyebabkan sedikit peningkatan dalam kebutuhan oksigen.
Gangguan
Faal (Fungsi) Hati Yang Sering Ditanyakan Oleh Penderita
Penderita
sering memperlihatkan kepada dokter hasil laboratorium yang mencatat adanya
gangguan faal hati, kemudian meminta penjelasan dari hasil laboratorium bahkan
memohon pengobatan atas gangguan faal hati tersebut.
Sebagai
seorang dokter klinis kita tidak boleh lupa bahwa pertanyaan penderita itu
sebenarnya mengacu pada diagnosis penyakit saya itu apa sebenarnya! Untuk bisa
menjawab pertanyaan tadi dengan jitu, kita harus mengetahui bagaimana riwayat
penyakitnya, simptomatologi serta riwayat yang relevan dengan kondisi
klinisnya. Riwayat mengkonsumsi obat-obatan, termasuk obat tradisionil,
eksposisi dengan zat kimia/makanan juga perlu diperhatikan. Permeriksaan fisik
untuk mencari tanda penyakit hati kronis seperti palmar erithema, jaundice,
spider nevi dansebagainya sangat membantu dalam menganalisis hasil laboratorium
tadi. Harus diingat bahwa kelainan faal hati, dapat juga dijumpai pada
penyakit-penyakit lain diluar penyakit hati, misalnya penyakit kelenjar
thyroid, payah jantung dan payah ginjal. Karena itu, kita memerlukan
pemeriksaan penunjang lainnya sehingga dapat memberikan kesimpulan dari hasil
laboratorium tadi.
Faal Hati
yang sesungguhnya.
Hati
merupakan organ padat yang terbesar yang letaknya di rongga perut bagian kanan
atas. Organ ini mempunyai peran yang penting karena merupakan regulator dari
semua metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Tempat sintesa dari berbagai
komponen protein, pembekuan darah, kolesterol, ureum dan zat-zat lain yang
sangat vital. Selain itu, juga merupakan tempat pembentukan dan penyaluran asam
empedu serta pusat pendetoksifikasi racun dan penghancuran (degradasi)
hormon-hormon steroid seperti estrogen.
Pada
jaringan hati, terdapat sel-sel Kupfer, yang sangat penting dalam eliminasi
organisme asing baik bakteri maupun virus. Karena itu untuk memperlihatkan
adanya gangguan faal hati, terdapat satu deretan tes yang biasanya dibuat untuk
menilai faal hati tersebut. Perlu diingat bahwa semua tes kesehatan mempunyai
sensitivitas dan spesifisitas yang berlainan, maka interpretasi dari hasil tes
sangat dipengaruhi oleh hal-hal tersebut.
Tes
Faal Hati
Karena
faal hati dalam tubuh mempunyai multifungsi maka tes faal hatipun beraneka
ragam sesuai dengan apa yang hendak kita nilai.
Untuk
fungsi sintesis seperti protein, zat pembekuan darah dan lemak biasanya
diperiksa albumin, masa protrombin dan cholesterol. Fungsi
ekskresi/transportasi, diperiksa bilirubin, alkali fosfatase. ∂-GT. Kerusakan
sel hati atau jaringan hati, diperiksa SGOT(AST), SGPT(ALT). Adanya
pertumbuhan sel hati yang muda (karsinoma sel hati), alfa feto protein. Kontak
dengan virus hepatitis B yaitu; HBsAg, AntiHBs, HBeAg, anti HBe, Anti HBc,
HBVDNA, dan virus hepatitis C yaitu; anti HCV, HCV RNA, genotype HCV.
Secara
umum ada 2 macam gangguan faal hati
1.
Peradangan umum atau peradangan khusus di hati yang menimbulkan kerusakan
jaringan atau sel hati.
2.
Adanya sumbatan saluran empedu.
Aneka
macam hasil tes faal hati yang terganggu.
Tes
faal hati yang terjadi pada infeksi bakterial maupun virus yang sistemik yang
bukan virus hepatitis. Penderita semacam ini, biasanya ditandai dengan demam
tinggi, myalgia, nausea, asthenia dan sebagainya. Disini faal hati terlihat
akan terjadinya peningkatan SGOT, SGPT serta ∂-GT antara 3-5X nilai normal.
Albumin dapat sedikit menurun bila infeksi sudah terjadi lama dan bilirubin
dapat meningkat sedikit terutama bila infeksi cukup berat.
Tes
faal hati pada hepatitis virus akut maupun drug induce hepatitis. Faal hati
seperti Bilirubin direct/indirect dapat meningkat biasanya kurang dari 10 mg%,
kecuali pada hepatitis kolestatik, bilirubin dapat lebih dari 10 mg%. SGOT,
SGPT meningkat lebih dari 5 sampai 20 kali nilai normal. ∂-GT dan
alkalifosfatase meningkat 2 sampai 4 kali nilai normal, kecuali pada hepatitis
kolestatik dapat lebih tinggi. Albumin/globulin biasanya masih normal kecuali
bila terjadi hepatitis fulminan maka rasio albumin globulin dapat terbalik dan
masa protrombin dapat memanjang
Tes
faal hati pada sumbatan saluran empedu. Bilirubin direct/indirect dapat tinggi
sekali (>20 mg%), terutama bila sumbatan sudah cukup lama. Peningkatan SGOT
dan SGPT biasanya tidak terlalu tinggi, sekitar kurang dari 4 kali nilai
normal. ∂-GT dan alkalifosfatase meningkat sekali dapat lebih dari 5 kali nilai
normal. Kolesterol juga meningkat
Tes
faal hati pada perlemakan hati (fatty liver). Albumin/globulin dan Bilirubin
biasanya masih normal. SGOT dan SGPT meningkat sekitar 2 sampai 3 kali nilai
normal demikian juga ∂-GT dan alkalifosfatase meningkat sekitar ½ sampai 1 kali
dari nilai normal . Kadar triglyserida dan kolesterol juga terlihat meninggi.
Kelainan ini sering pada wanita dengan usia muda/pertengahan, gemuk dan
biasanya tidak ada keluhan atau mengeluh adanya perasaan tak nyaman pada perut
bagian kanan atas. Pada kasus perlemakan hati yang primer maka semua pertanda hepatitis
C harus negatif.
Adanya
pertanda hepatitis virus dalam darah penderita.
Penderita
hepatitis A akut atau baru sembuh dari hepatitis A, ditandai dengan IgM anti
HAV yang positif. Sedang IgG anti HAV positif sering ditemukan pada anak atau
orang dewasa dari negara berkembang dengan sanitasi lingkungan yang jelek. Ini
menandakan penderita pernah terinfeksi virus hepatitis A dimasa lalu. Karena
itu prevalensi IgG HAV dapat dipakai sebagai indeks sanitasi lingkungan suatu
negara.
Sembuh
dari infeksi Hepatitis B, ditandai dengan menghilangnya HBsAg dan timbulnya
anti HBs. Sedang IgM Anti HBc pos, berarti baru (recent) terinfeksi dengan
hepatitis B.
Faal
Hepatitis B yang menahun
- Hepatitis kronis fase replikatip/toleran. Ditandai dengan HBsAg+, HbeAg+, HBVDNA+ ( kuantitatif dapat >105 copy/ml). Tapi Faal hatinya normal
- Hepatitis kronis reaktif aktif (necro-inflamatory stage). Ditandai dengan HBsAg+, HBeAg+, HBVDNA+ (kuantitatif dapat >105 copy/ml). Tapi Faal hati nya Abnormal, terutama SGOT/PT tinggi (>3X nilai normal), albumin/globulin biasanya masih normal, bilirubin dapat menigkat sedikit (< dari 3 mg%)
- Hepatitis khronis B mutant. Disini HBsAg+, HBeAg negatif, tetapi anti HBe+, dan HBV DNA+. Liver fungsinya terganggu. Biasanya penderita ini, mempunyai penyakit hati yang lebih berat
- Hepatitis inaktif/integratif. HBsAg+, Anti HBe+, HBV DNA negatif atau dibawah < 103 copy/ml dan faal hatinya normal
- Sirosis hati B, rasio albumin/globulin terbalik, Bilirubin meningkat (< dari 5 mg%), SGOT> SGPT, biasanya meningkat sekitar 2 s/d 4 kali normal, tapi pada yang sirosis berat SGOT/SGPT dapat normal. HBsAg+, HBeAg/anti HBe dapat positif. HBV-DNA seringnya sudah negatif.
Faal Hepatitis
C
1.
Sembuh dari hepatitis C, ditandai dengan anti HCV+, HCV-RNA – (negatif), faal
hati yang normal.
2.
Hepatitis C kronik, ditandai dengan Anti HCV+, HCV-RNA +, faal hati
sebagian terbesar terganggu, tapi bisa normal pada sebagian kecil penderita.
3.
Sirosis hati C, rasio albumin/globulin terbalik, Bilirubin meningkat( < dari
5mg%), SGOT > SGPT, biasanya meningkat sekitar 2 s/d 4 kali normal, tapi
pada yang sirosis berat SGOT/SGPT dapat normal. Anti HCV dan HCV-RNA positif.
Faal Genotype
hepatitis.
Pada
hepatitis B ada 8 genotipe dan diberi nama abjad A sampai dengan H. Di
Indonesia terutama genotipe B dan C. Hepatitis C ada 6 genotipe dan diberi nama
angka 1 sampai 6. Dalam satu genotipe ada dibagi lagi menjadi sub-genotipe dan tambahan
huruf kecil dari a sampai c. Di Indonesia yang terbanyak adalah genotipe 1b.
(> 65%)
Kelainan
faal hati yang tidak specific
Hal ini
biasanya terjadi pada penderita penyakit hati yang telah mempengaruhi fungsi
dari organ lain seperti ginjal, paru jantung dsb. Dalam hal seperti ini,
gambaran klinis serta pemeriksaan penunjang seperti USG, CT scan dan ERCP
(Endoscopy Retrograde Cholangio Pancreatography) atau bahkan biopsi hati
biasanya diperlukan untuk menegakan diagnosisnya.
Hasil
laboratorium faal hati yang normal pada penderita penyakit hati yang menahun.
Penderita
kronik hepatitis B pada yang fase replikatif, inaktif/integratif sering
menunjukan hasil laboratorium yang normal. Juga pada penderita hepatitis C
(dengan HCV-RNA+), juga dapat menunjukan tes faal hati yang normal. Pada
penderita sirosis hati yang kompensata juga sering mempunyai tes faal hati yang
normal. Pada sirosis hati yang sudah lanjut sering kita mendapatkan kadar
SGPT/SGOT normal, hal ini terjadi karena jumlah sel hati pada sirosis berat
sudah sangat kurang sehingga kerusakan sel hati relatif sedikit. Tapi kadar
bilirubin akan terlihat meninggi dan perbandingan albumin/globulin akan
terbalik. Bila kita cermati lebih teliti maka kadar SGOT akan lebih tinggi
SGPT.
Pelaporan
hasil petanda hepatitis virus secara kuantitatif dan kualitatif.
1. Faal Hepatitis
B.
Pemeriksaan
kualitatif selalu lebih sensitif dari pada pemeriksaan kuantitatif. Cara
pemeriksaan kuantitiatif hepatitis B dikerjakan dengan bermacam cara dan tiap
cara mempunyai sensitivitas tertentu dan juga pelaporannya dapat memakai satuan
tertentu. Lihat tabel 5. Hasil kuantitiatif hepatitis B diatas 105 copy/ml
dianggap batas untuk diobati.
2. Faal Hepatitis
C.
Juga
pemeriksaan kualitatif lebih sensitif dari kuantitatif. Ada bermacam cara
pemeriksaan kuantiatif HCV dan mempunyai rentang sensitivitas yang berbeda.
Hasil kuantitatif dari 1 cara pemeriksaan kuantitatif HCV, tidak dapat
disamakan hasilnya dengan pemeriksaan HCV dengan cara yang lain. Tabel 6
Penyakit
yang jarang tapi menunjukan gangguan faal hati
·
Penyakit thyroid/kelenjar gondok.
·
Penyakit hati auto immune (AIH)
·
Wilson disease
·
Alpha-1-antitrypsisn deficiency
·
Celiac disease
·
Muscle disorders
Anda sedang membaca artikel Pengertian Ilmu Faal Olahraga. Terimakasih atas kunjungan serta kesediaan Anda membaca artikel ini.
Jika memang bermanfaat, Anda boleh menyebarluaskannya dan jangan lupa untuk menyertakan sumber link dibawah ini:
0 comments:
Posting Komentar