EnsikloPenjas

Selasa, 26 Juni 2012

Tindakan Penelitian Kelas Bola Basket - BAB II

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.  Pengertian, Fungsi, Tujuan, dan Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani
1.    Pengertian Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani di Indonesia pada masa kini sangatlah kompleks, mulai dari penyediaan sarana dan prasaran pendidikan hingga kualifikasi guru pendidikan jasmani sendiri. Karena kompleksnya persoalan tersebut, maka perlu adanya upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan pencapaian tujua pendidikan secara keseluruhan. Agar upaya peningkatan pendidikan jasmani terwujud maka salaj satu hal yang penting dilakukan adalah pengembangan metode pembelajaran praktik pendidikan jasmani yang sesuai dengan karakteristik dari siswa SD dan bahan ajar. Untuk itu diperlukan pemahaman yang baik terhadap pengertian pendidikan jasmani, sehingga dalam penerapan proses belajar mengajar selalu mengacu pada prinsip-prinsip yang sudah menjadi ketentuan dalam pandidikan baku, yaitu kurikulum pendidikan jasmani.
Berbicara masalah pendidikan jasmani, Supandi  (1992:1) mengatakan bahwa :
Pendidikan jasmani adalah proses interaksi sistematik antara anak didik dan lingkungan yang dikelola melalui pengembangan jasmani secara efektif dan efisien menuju pembentukan manusia yang seutuhnya”.
Sedangkan Lutan (2002:15) menyatakan :“Pendidikan jasmani itu tek lainn adalah proses belajar untuk bergerak dan belajar malalui gerak”.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan yang menunjang perkembangan siswa melalui kegiatan fisik atau gerakan insani. Hal ini kemudian disusun secara sistematik dalam bentuk kegiatan belajar mengajar untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan sosial siswa.
Berdarkan pendapat diatas, penulis berpendapat bahwa, dalam melaksanakan proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, yang menjadi sasaran bukanlah prestasi anak, akan tetapi perkembangan anak. Oleh karena itu guru jangan mengajarkan teknik-teknik cabang olahraga tertentu, tetapi lebih mengutamakan keterampilan proses yang mengarah pada penguasaan keterampilan gerak dasar.
2.    Fungsi Pendidikan Jasmani
Fungsi pendidikan jasmani adalah merupakan upaya untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental. Hal ini diungkapkan Furqon (1997:33) bahwa : “Pendidikan jasmani untuk awal masa anak-anak dan SD dapat diidentifikasi sebagai belajar untuk bergerak, bergerak untuk belajar dan belajar tentang gerak.
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa fungsi pendidikan jasmani bagi siswa SD merupakan sarana dan prasaran yang tepat untuk mengembangkan potensi-potensi kemampuan dasar siswa baik secara disik, psikis, moral dan sosial. Dalam penerepannya para siswa terlibat langsung secara praktis yang kegiatannya sudah disusun sedemikian rupa oleh guru pendidikan jasmani secara sistematis, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan secara lancar dan sesuai dengan kemampuan perkembangan siswa SD. Dengan demikian perkembangan potensi kemampuan dasar siswa SD, dapar bertumbuh kembang secar masksimal sesuai dengan usianya.
3.    Tujuan Pendidikan Jasmani
Rusli Lutan (2001:18) menyatakan bahwa :
Tujuan utama pendidikan jasmani di Sekolah Dasar adalah membantu peserta didik agar meningkatkan kemampuan gerak mereka disamping agar mereka merasa senang dan mau berpartisipasi dama berbagai aktifitas.
Hal tersebut sesuai dengan spektrum tujuan pendidikan jasmani di Indonsia sperti yang tercantu dlam kurikulum tahun 2004 yaitu :
Tujuan pendidikan jasmani di sekolah adalah membantu siswa dalam peningkatan kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan penerimaan sikap positif serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktifitas fisik (jasmani).
Hal teresebut dilakukan agar dapat:
a.       Tercapainya pertumbuhan dan perkembangan jasmani khusunya tinggi badan dan berat badan secara hasmonis.
b.      Terbentuknya sikap dan perilaku disiplin, kejujuranm keraja sama, mengikuti peraturan dan ketentuan yang belaku.
c.       Menyenangi aktifitas jasmani yang dapat dipakai untuk mengisi waktu luang serta kebiasaan hidup sehat.
d.      Mempunyai kemampuan untuk menjelaskan tentang manfaat pendidikan jasmani, ketermapilan gerak yang benar dan efisien.
e.       Meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan serta daya tahan tubuh terhadap penyakit.

4.    Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006) yang dikeluarkan oeleh Departemen Pendidikan Nasional Ditjen Dikdasmen, ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan meliputi aspek-aspek berikut:
a.       Permainan olahraga meliputi olahraga tradisional, permainan, eksplolasi gerak, keterampilan lokomotor, non lokomotor dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepakbola, bola basket, bola voli, tenis meja,, tenis lapangan,
b.      Aktivitas pengembangan meliputi mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya.
c.       Aktivitas senam meliputi ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat dan senam lantai serta aktivitas lainnya.
d.      Aktivitas ritmik meliputigerak bebas, sena pagi SKJ, dan senam aerobik serta aktivitas lainnya.
e.       Aktivitas air meliputi permainan air, keselamatan di air, keterampilan bergerak di air, dan rengan serta aktivitas lainnya.
f.       Pendidikan luar kelas meliputi piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, mendaki gunung.
g.      Kesehatan meliputi penenman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cedera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri dan secara implisit masuk kedalam semua aspek.
Untuk dapat mencapai ketujuh aspek diatas, langkah dan upaya penting yang harus dilakukan oleh guru penjas adalah kemampuan untuk menyajikan bahan ajar yang mampu mengarahkan dan membimbing setiap siswa dalam mencapai tujuan belajarnya yang sesuai dengan tingkat perkembangan, kesemua ini bisa terlaksana apabila guru penjas memahami betul konsep-konsep pembelajaran penjas di tingkat sekolah dasar.

B.       Pembelajaran Permainan Bola Basket
Pembelajaran
Istilah pembelajaran tekait erat dengan proses belajar mengajar. Menurut Abin Syamsudin Makmun (2004:156) Proses belajar mengajar dapar diartikan suatu rangkaian-rangkaian interaksi antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya”. Ini mengandung makna bahwa dalam proses pembelajaran selalu terkait denga atkivitas belajar mengajar.
Meski proses belajar dan mengajar merupakan dua aspek yang berneda, namun keduanya selalu berkaitan dan tidak dapat dipisahkanantara satu dengan yang lainnya. Kegiatan belajar lebih menekan pada aktivitas apa yang harus dilakukan oleh seorang sebagau subyeknya yang menerima pelajaran. Sedangkan kegiatan mengajar menunjukan pada apa yang harus dilakukan oleh seseorang sebagai pemberi pelajaran.
Supandi (1991:1) menjelaskan tentang hal-hal yang terkandung dalam belajar yaitu mengandung makna perubahan yang berurusan dengan pribadi yang relatif bertahan lama serta adanya upaya atau pengalaman yang disusun secara sengaja dalam situasi dan tujuan tertentu.
Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Nasution (1997:39) yang menyatakan bahwa ‘belajar merupakan perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan.
Berdasarkan definisi dan ciri khas belajar, Suparyanti (1992:3) mejelaskan bahwa:
1.      Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada individu yang belajar baik aktual maupun potensial.
2.      Perubahan itu pada dasarnya berupa kemampuan baru, yang berlaku dalam waktu yang realatif lama.
3.      Perubahan itu terjadi karena usaha.
Mengajar dianggap seperangkat kegiatan sengaja oleh seseorang yang memilki pengtahuan atau keterampilan yang lebih daripada orang yang diajar atau dlatihnya sebagai pertautan antara stimulus dan respon (Rusli Lutan. 1988:381) . pengajat setidaknya adalah orang yang memiliki kelebihan (ilmu dan atau pengetahuan) dibandingkan mereka yang diajarinya.
Mengajar merupakan proses atau upaya untuk membantu orang memperoleh perubahan perilaku (Sunaryo Kartadinata, 2003:13) majelaskan bahwa:
Mengjar dapat diartikan sebagai perilku profesional yang ditunjukan oleh guru sebagaimana terlibat dalam pekerjaanya. Tugas utama mengajar adalah membantu memberi pengalaman belajar kepada siswa agar tumbuh dan berkembang dalam hal keterampilan pemahaman dan sikapnya sedemikian rupa sehingga memungkinkan siswa menyenangi pengalaman belajar aktivitas atau subyek yang sedang duipelajarinya.
Pembelajaran mengandung pengertian bagaimana mengajarkan sesuatu kepada anak didik tetapu juga mengandung suatu pengertian bagaimana anak didik mempelajarinya. (Sukinta, 1992:70). Hal ini menunjukan adanya satu pihak yang memberi sedangkan pihak lainnya menerima atau disebut juga proses interaksi edukasi”. Adapun ciri-ciri dan proses interaksi edukasi (Surachmad, 1976 dalam Sukintaka, 1992:20) yaitu:
1.        Ada bahan yang menjadi isi proses
2.        Ada tujuan yang jelas yang akan dicapai
3.        Ada pelajaran yang aktif mengalami
4.        Ada guru yang melaksanakan
5.        Ada metode tertentu untuk mencapai tujuan
6.        Proses interaksi tersebut berlangsung dalam ikatan situasional


Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur materi, metode, tujan dan evaluasi. Pada dasarnya penerapan keempat unsur dilakukan melalui berbagai pendekatan mengajar adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajaran dan mempraktikan tugas gerak yang diajarkan atau dilati untuk pada akhirnya mampu diterapkan dalam situasi permainan.
Bentuk pendekatan mengjar yang ditetapkan akan menetukan tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Dan sebliknya bahwa penetapan suatu pendekatan mengajar sangat ditentukan oleh konteks proses pembelajaran itu sendiri.
Maksud dipilihnya pendekatan mengajat dalam suatu proses pembelajaran pada intinya adalah penciptaan lingkungan belajar yang harmonis antara guru dengan murod agar proses pembelajaran yang lebih baik dan bervariatif, menimbulakn rasa senang, kepuasan, dan jumlah waktu aktif berlatih siswa menjadi lebih lama dan efektif. Dengan pendekatan mengajar yang tidak tepat tidak akan ladi ditemukan kasus-kasus yang merugikan siswa misalnya dalam hal penguasaan suatu keterampilan bermain olahraga seperti dikemukakan oleh Amung Ma’mun dan Toto Subroto (2001:5) bahwa:
Pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran permainan di beberap sekolah, menunjukan bahwa banyak ditemukan masalah yakni ketidakseimbangan antara menguasaan keterampilan teknik dengan proses pembelajaran yang menekankan peningkatan performa pemian.
Berkaitan dengan proses pembelajaran yang masih dihadapkan pada berbagai permaslahan maka sudah selayaknyap para guru penjas harus kembali memahami metode-metode mengajar yang ada dalam konsep pembelajaran penjas. Salah satunya dikemukakan oleh Toho Cholik dan Rusli Lutan (1196/1997:27) yang bersumber daru kajian beberapa literatur diataranya Muston.
Muston mengklasifikasikan model pengajaran berdasarkan hasil analisa siapa yang membuat keputusan. Klasifikasinya adalah sebagai beirkut:
§  Command Style (model komando)
§  Task Teaching (pengajaran tugas)
§  Reciprocal Teaching (pengajaran berpasangan)
§  Small Group Teaching (pengajaran kemompok)
§  Individual Programs (pengajaran penemuan terbimbing)
§  Problem Solving (pemecahan masalah)
b.      Strategi Belajar Mengajar
Dalam proses belajar mengajar suatu pendekatan yang sudah dipilih dalam suatu proses pembelajaran diperlukan adanya pemilihan strategi belajar dan mengajar yang tepat pula. Yang di maksud strategi secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu garis besar haluan yang bertindak untuk mencapai sasawan yang telah ditetapkan.
Rusli Lutan (1988:411-412) mengemukakan bahwa “strategi pengajaran didesain untuk menata lingkungan pengajarn, sehingga individu memperoleh kesempatan maksimal untuk belajar”. Strategi pengajaran dalam penjas (olahraga) erat dengan kegiatan mengorganisasi kelompok sehingga fungsi pengejaran bersifat dinamis, berbeda-beda dari waktu ke waktu. Dinamika dimaksud dipengaruhi oleh unsur:
a.    Pemilihan isi
b.    Tugas mengkomunikasikan isi
c.    Kemajuan isi
d.   Penyampaian umpan nalik dan evaluasi kepada siswa
Sedangkan yang menjadi strategi pokok dalam pengajaran terdiri dari empat bentuk yaitu sebagai berikut:
1.      Pelajaran interaktif, yakni guru menyesuaikan kegiatan mengajar dengan respon siswa
2.      Pengajaran pada beberapa pos, yakni beberpa kegoatan berlatih dilangsungkan pada beberpa tempat menjadi serempak
3.      Pelajaran antara sesam kawan, yakni tanggung jawab guru dalam penyampaian bahkan dialihkan kepada siswa.
4.      Self-intriuction, yakni belajar sendiri strategi yang lebih menekankan fungsi guru sebagai tutor dan siswa balajar sendiri dengan mempergunakan beberapa sumber seperti buku teks, buku petunjuk, rekaman video, dan sabaginya.
Dalam konteks pembelajaran penjas dikenal dengan adanay pengajaran keterampilan motorik yang memiliki kekhasan bila dibandingkan dengan proses pembelajaran pada bidang studi yang lain. Pembelajaran atau pengajaran keterampilan motorik dalam olahraga terdiri dari beberap tahap-tahap:
1.    Pengembangan koordinasi yang masih kasar dari keterampilan motorik
2.    Pengembangan koordinasi yang halus atau penyempurnaan penampilan
3.    Pemantapan atau stabilisasi penguasaan keterampilan hingga menjadi gerak otomatis (Lutan, 1998:396)
Ketiga aspek ini harus menjadi pusat perhatian dan bahan pertimbangan pokok apda saat akan menyelnggarakan pengajaran keterampilan motorik dasar apalagi keterampilan yang kompleks atau keterampilan manipulatid (menggunakan benda atau alat) misalnya teknik shooting bola baik dalam permainan sepak bola maupun bola basket.

C.      Karakteristik Permainan Bola Basket
Seiring dengan perkembangan zaman permainan bola basket pun mengalami perubahan dalam beberapa hal khususnya perubahan dalam hal peraturan permainan. Selain tentunya dengan perkembangan yang melahirkan trend baru dalam memainkan bola basket seperti free style atau street ball yang sedang digandrungi oleh kawula muda. Tetapi pada intinya secara umum dan prinsip baik peraturan maupun teknik permainan bola basket masi sama dengan permainan bola basket pada umumnya.
Konsep permainan bola basket menurut PERBASI (1998:5) adalah sebagai beriktu :
Permainan bola basket adalah bola basket yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing terdiri atas lima orang. Tiap-tiap regu berusaha memasukan bola atau membuat angka/skor. Bola boleh dioper, digelindingkan, atau dipantulkan/dribling ke segala arah sesuai dengan peraturan/ketentuan.
Permainan bola basket dapat dimainkan secara kreatif maupun kompetitif dari mulai anak-anak sampai orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. Selain permainannya yang sangat menarik, peraturan bermain bola basket dapat dimodifikasi untuk kepentingan pembelajaran pendidikan jasmani. Danu Hudaya (2001:28) menyatakan sifat permainan bola basket sebagai berikut : “Permainan bola basket ibarat musik jazz yang penuh improvisasi. Ada unsur kebebasan berbuat eksplosif penuh aliran irama cepat atau lambat yang dinamis dan menggetarkan”.
Dari penjelasan di atas tampak bahwa permainan basket yang sangat dinamis baik secara perseorangan, dalam arti para pemain bola basket dapat mengekspresikan kemampuan penguasaan tekninya secara leluasa tanpa melanggar aturan teknik dan peraturan permainan, karenan peraturan permainan bola basket tidak mengekang keterampilan seorang pemain. Secara kelompok para pemain basket pun dapat mempertunkan manuver-manuver yang bersifat demonstrasif sehingga sangat enak untuk ditonton.
Kesemua kejadian tersebut dapat berlangsung apabila para pemain memiliki keterampilan teknik tinggi, tentunya hal tersebut hanya mungkin dimiliki apabila oara pemain mau berlatih dengan keras, disiplinm kontinyu dan dalam frekuensi latihan yang tinggi.
Di dalam denia pendidikan khususnya di Sekolah Dasar, permainan bola basket dapat dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan jasmani. Selain karena karakter permainannya yang dapat membuat para siswa yang dapat mengembangkan kemampuan fisik dan psikomotor, permainan bola basket juga sangat efektif untuk dijadikan sebagai wahana dalam pendidikan kepribadian tentang kedisiplinan, tanggungjawab dan sportifitas.
D.    Keterampilan Dasar (Teknik Dasar) Permainan Bola Basket
Adapun beberapa keterampilan dasar (teknik dasar) bola basket yang harus dikuasai oleh para pemain adalah sebagai berikut:
a.    Penguasaan bola
Penguasaan bola yang baik akan menyulitkan lawan untuk merebut bola ada beberpa bentuk ball hendling, yaitu :
1.    Tapping: teknik penguasaan bola dengan cara menepuk-nepuk bola denga kedua telapak tangan ke kiri dan ke kanan secar bergantian.
2.    Circle: penguasaan bola dengan cara memutar-mutar bola diantara anggota tubuh.
3.    Eight form: cara penguasaan bola dengan cara memutar bola denga formasi angka delapan menyilangi kedua kaki.
4.    Dropping: teknik penguasaan bola denga cara dipantul-pantul ke lantai.
b.      Mengoper Bola
Keterampilan mengper bola diawali dengan kemampuan melempar dan menangkap bola dengan baik. Maksud dan tujuan passing adalah agar peralihan bola menjadi lancar sabagai salah satu penentu proses penyerangan guna mencetak angka.
Mengoper bola dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah:
1.    Mengoper bola dengan satu tangan
a.    Push pass: mempasing dengan cara mendorong bola dengan satu tangan.
b.    Javelin pass: mempsing dari atas belakang kepala (seperti melempar lembing)
c.    Side pass: mempasing dari arah samping badan, baik samping kiri ataupun samping kanan dengan posis badan menghadap ke arah lemparan.
d.   Reverse pass: mempasing dari arah samping denga posisi badan membelakangi arah lemparan bola.
2.    Mengoper bola dengan kedua tangan
a.    Chest pass: mempasing bola stinggi dada.
b.    Overhead pass: mempasing dari atas kepala.
c.    Underhand pass: mempasing dengan cara menggunakan ayunan lengan dari bawah.


d.   Bounce pass: mempasing dengan cara dipantulkan terlebih dahulu ke lantai.
c.     Pivot
Pivot merupakan cara memutar badan dengan salah satu kaki sabagi tumpuan/poros putaran stealh pemain menerima bola.
d.   Menggiring Bola (dribbling)
Menggiring bola yang baik akan mempermudah dalam melewati hadangan lawan menerobos pertahanan lawan sehingga mempermudah dalam melakukan penyerang ke daerah lawan. Menggiring bola dapat dilakukan sembil bergerak di tempat, berjalan, maupun berlari. Pelaksanaan mendribling dapat dilakukan denga tangan kanan atan tangan kiri baik dengan mendribling bola rendah, tinggi, lambat maupun cepat.
Kegunaan dribbling menurut Ridwan Haris (2000:3) adalah sebagi berkut:
·      Memindahkan bola ketika penerima tidak bebas dari daerah padat penjagaan dan tidak mungkin dapat melakukan pasing.
·      Memindahkan bola ketika penerima tidak bebas dari penjagaan lawan.
·      Memindahkan bola pada staf fasbreak, karena kawan seregu dijaga lawan.
·      Menerobos pertahanan lawan dan mendekati tring.
·      Menarik perhatian katuan bola merupakan salah spenjaga untuk mendekat sehingga dapat membebaskan kawan seregu.
·      Menyiapkan pemain menyerang
·      Memperbaiki posisi atau sudut sebelum mengoper ke kawan seregu.
e.       Memasukan Bola (shooting)
Memasukkan bola merupakan salah satu bagian penting dalam permainan bola basket. Dapat dibayangkan, jika pemain bola basket tidak mampu melakukan shooting, kemungkinan besar tim yang bersangkutan tidak akan memenangkan pertandingan.
Pada intinya cara memasukan bola bisa dilakukdan langsung ke ring atau dipantulkan ke papan terlebih dahulu. Adapun beberapa teknik memasukkan bola atau tembakan (shooting) ke ring diantaranya L
a.       One head overhead shot
Terbagi lagi ke dalam beberapa jenis yaitu:
1.    Lay up shot
Menurut Ridwan Haris (2000:29) Lay up shot adalah melakukan tembakan atau shoot dengan cara penembak melakukan awalan dua langkah (kaki kanan-kiri atau kiri-kanan) yang dilanjutkan dengan gerakan lompat ke atas depan mendekati ring sambil memasukan bola dengan satu tangan.

2.      Clear shot
Memasukan bola tanda terlebih dahulu mengenai papan basket
3.      Bank shot
Memasukan vola dengan cara dipantul terlebih dahulu ke papan basket
4.      Jump shot
Memasukan bola dengan cara melompat
5.      Hook shot
Tembakan ini biasanya dilakukan dari samping kanan/kiri tepat diatas telingan kanan/kiri, biasanya merupakan tembakan melalui terobosan dari arah samping kanan atau kiri.
6.      Slam dunk
Memasukan bola dengann cara penembak melakukan lompatan atas, lalu bola langsung dimasukan ke ring basket dengan baik dengan cara menghadap ring, membelakngi ring maupun sambil memutar badan pada saat melompat dan pada saat memasukan bola tangan menyentuh ring.
7.      Tip in
Memasukan bola dengan carr ditepis
8.      Standing shot
Memasukan bola denga sikap berdiri
Perlu latihan yang sistematis dan bervariasi agar keterampilan shooting bola dapat dikuasai oleh setiap siswa sedang melakukan aktivitas belajar. Untuk itu dituntut pada peran guru penjas yang harus mampu menyajikan materi shooting dengan baik sehingga seluruh siswa menyenangi dan memillki motivasi tinggi untuk melakukan tugas gerak dan mencoba menyelesaikan tantangan belajar gerak yang ditugaskan oleh guru.
I.          Bentuk Pembelajaran Keterampilan Dasar Shooting (Menembak)
Bentuk pembelajaran gerak dasar menembak/memasukan bola ke keranjang:
a.       Melambungkan bola sendiri dari atas kepala dan ditangkap lagi. Bisa dilakukan dengan dua tangan atau satu tangan.






Gambar 2.1
Melambungkan bola dengan dua tangan atau satu tangan
b.      Melambungkan bola dengan dua tangan atau satu tangan ke arah temannya secara bergantian (arah bola membentuk parabola)





Gambar 2.2
Melambungkan bola dengan dua tangan atau satu tangan ke arah teman

c.       Sambil melompat/meloncat melambungkan bola ke arah teman dengan satu tangan atau dua tangan secara bergantian.


                 


Gambar 2.3
Melambungkan bola dengan meloncat ke arah teman

II.          Keterampilan Dasar Shooting Bola Basket
Memasukan bola ke keranjang sering juga dikatakan dengan teknik menembakkan bola ke keranjang (shooting). Teknik menembak bola ke keranjang dapat dilakukan dengan satu atau dua tangan, cara melakukannya antara lain sebagai berikut.
Sikap permulaan:
Berdiri tegak, kedua kaki agak dibuka atau salah satu kaki agak ke depan, kedua tangan memegang bola di dekat dada disikut dibengkokkan, atau kedua tangan memegang bola di atas kepala di depan dahi dengan sikut dibengkokkan, pandangan ditujukan ke keranjang.
Gerakan:
Bersama dengan membengkokkan kedua lutu bola dibawa ke ats kepala di depan dahi, dengan sikut dibengkokkan serong ke depan ke samping (jika bola pada waktu akan menembak ke keranjang berada dekat dada). Pandangan tetap ditujukan pada keranjang. Kemudian bersamaan dengan satu atau dua tangan mendorong bola ke depan ka atas keranjang (tepat di atas keranjang), tumit diangkat hingga kedua lutut lurus. Dan pada saat satu atau dua tangan lurus (menembak dengan satu tangan atau dua tangan), jari-jari tangan mendorong bagian belakang bola dan pergelangan tangan digerakan aktif ke depa ke bawah atau ke dalam (snaps). Dengan demikian jalannya bola dari atas akan menuju ke keranjang (jalannya parabola).
Gambar 2.4
Teknik menembak dengan satu tangan atau dua tangan



III.          Pembelajaran Permainan Bola Tembak
1.    Permainan bola tembak dengan sasaran tembakan Lingkaran di Dinding 1




Gambar 2.5
Permainan bola tembak dengan sasaran lingkaran di dinding berdiameter 70 cm dengan jarak 2 meter

2.    Permainan bola tembakan dengan sasaran tembakan Lingkaran di Dinding 2



Gambar 2.5
Permainan bola tembak dengan sasaran lingkaran di dinding berdiameter 60 cm dengan jarak 3 meter

3.    Permainan bola tembakan dengan sasaran tembakan Lingkaran di Dinding 3




Gambar 2.5
Permainan bola tembak dengan sasaran lingkaran di dinding berdiameter 40 cm dengan jarak 4 meter

Cara bermain:
Siswa bergiliran melakukan tembakan ke sasaran dinding dengan cara memilihh sendiri sasaran dengan tepat sesuai dengan kemampuan siswa itu sendiri dalam melakukan tembakan dengan ketentuan tembakan sebagi berikut:
a.    Apabila menembak ke lingkaran yang besar berdiameter 70 cm dengan jarak 2 meter mendapat nilai 1
b.    Apabila menembak ke lingkaran berdiameter 60 cm dengan jarak tembakan 2 meter mendapat nilai 2
c.    Apabila menembak ke lingkaran berdiameter 40 cm dengan jarak tembakan 4 meter mendapatkan nilai 3
IV.              Penelitian yang Relevan
1.    Fokus utama dari penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan dasar shooting bola basket melalui permainan temabakan di kelas V SD Negeri Ujungjaya I Kecamatan Ujungjaya Kabupaten Sumedang.
Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, dengan fokus peningkatan keterampilan dasar bola basket yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Dasar Dribbling Dalam Permainan Bola Basket” yang telah diteliti oleh Dede Ridwan Pada Tahun 2007, berupa penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V SD Negeri Ujungjaya I Kecamatan Ujungjaya Kabupatan Sumedang.
Pada intinya penelitian tersebut memberi peningkatan yang positif terhadap keterampilan dasar shooting bola basket
2.    Bahar (2008) mengungkapkan bahwa pembelajaran shooting bola basket dapat dirancang melalui permainan bola tembak, hal ini dapat dilihat dari meningktanya kemampuan siswa dalam shooting bola, karena motivasi siswa dalam melakukan pembelajaran sangat tinggi, mereka pada umumnya merasa tertarik dengan pembelajaran shooting bola basket malalui permainan bola tembak.
V.          Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagi berikut : “Jika pembelajaran teknik shooting bola basket dilakukan dengan permainan bola tembak, maka sisea kelas V SDN Ujungjaya I Kecamatan Ujungjaya Kabupaten Sumedang dapat menguasai shooting bola bakset denga baik”.



Bookmark and Share

JANGAN LUPA KLIK IKLANNYA YAA..
1 X KLIK SANGAT BERARTI

Anda sedang membaca artikel Tindakan Penelitian Kelas Bola Basket - BAB II. Terimakasih atas kunjungan serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Jika memang bermanfaat, Anda boleh menyebarluaskannya dan jangan lupa untuk menyertakan sumber link dibawah ini:

http://pendidikanjasmani13.blogspot.com/2012/06/tindakan-penelitian-kelas-tpk-bola_26.html

0 comments:

Posting Komentar