Analisis Secara Biomekanika
Tendangan pisang atau swing
shoot adalah tendangan jarak jauh yang keras dan menghasilkan arah bola
yang melengkung. Bola dengan arah tendangan melengkung ini sangat sulit untuk
ditangkap oleh penjaga gawang. Hal tersebut terjadi pada pertandingan dunia
Brazil melawan Prancis. Pada kejuaraan Piala Dunia 1998 pemain Roberto Carlos terkenal
karena kemampuannya melakukan tendangan pisang. Bola yang diletakkan sekitar 30
meter agak di sebelah kanan gawang lawan ditendang dengan kaki kiri sedikit
dari arah luar kaki. Dengan arah seperti itu bola dapat melewati para pemain
bertahan lawan yang menghalang beberapa meter di depan gawang. Yang membuat
decak kagum penonton, namun mengagetkan penjaga gawang adalah arah bola yang
ditendang tersebut ternyata membelok ke arah kiri, mendekati gawang, dan
akhirnya masuk ke pojok atas kanan gawang lawan. Jadi bagaimana melakukan
tendangan pisang untuk menghasilkan lintasan bola yang melengkung?
Berikut merupakan analisis tendangan pisang berdasarkan prinsip-prinsip
biomekanika;
ü Titik Berat
Pelaksanaan tendangan dalam sepak bola merupakan salah satu
gerakan yang cukup kompleks dalam olahraga. Dalam teorinya letak titik berat
selalu berubah sesuai dengan sikap, dan sangat menentukan terhadap teknik
gerak. Titik berat adalah titik dimana gaya berat. Dapat juga dikatakan bahwa
titik berat adalah titik yang mewakili berat dari benda atau tubuh
(Soedarminto, 1992: 149-151).
Gerakan menendang dengan punggung dalam sepak bola pada
umumnya dilakukan dengan tujuan untuk menendang lurus dan datar. Biasanya
dilakukan pada tendangan bebas atau tendangan dengan jarak yang sedikit lebih
jauh. Tendangan ini sangat bermanfaat sekali sebab, meluncurnya bola cukup keras
dan lurus serta mendatar. Analisa gerakannya didasarkan pada tiga tahap yaitu; (1)
persiapan/ancang-ancang, (2) tendangan, dan (3) follow-trough.
Pada gambar diatas titik berat berpengaruh terhadap keseimbangan pemain ketika
melakukan gerak menendang. Semakin titik berat dekat
dengan lantai maka pemain akan semakin seimbang dalam melakukan gerak menendang. Tendangan yang akan
dihasilkan ke arah horisontal pun akan semakin jauh jarak yang dihasilkan
apabila disertai kecepatan awal yang tinggi pula.
ü Keseimbangan
Salah satu keterampilan yang sangat
penting dalam olahraga adalah kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan dalam
berbagai macam posisi karena akan menentukan hasil akhir setiap gerak yang
dilakukan (Putut, 1998: 46). Menurut Soedarminto (1992: 152-153) stabilitas yang
dimaksud di sini adalah tingkat keseimbangan. Semua objek yang diam dikatakan
dalam keadaan seimbang. Semua gaya yang bekerja padanya seimbang, jumlah
gaya-gaya linear yang bekerja sama dengan nol dan jumlah semua momen sama
dengan nol. Tetapi, tidak semua objek yang diam memiliki stabilitas yang sama.
Jika posisi sebuah objek diubah sedikit dan objek itu cenderung untuk kembali
pada posisi semula, maka objek itu dalam keadaan seimbang stabil atau seimbang
mantap.
Pada
pelaksanaan tendangan dalam sepak bola, keseimbangan akan stabil apabila kaki
yang menjadi tumpuan dan kaki yang akan menendang diikuti dengan pergerakan
lengan yang saling berlawanan pula (apabila digambarakan maka posisi tubuh akan
membentuk huruf C). Dalam gerakan ini kaki tumpuan akan berdiri sendiri
sehingga apabila tidak mendapatkan bantuan dari ayunan lengan akan sulit untuk
menyeimbangkan badan dan akibatnya impact
yang dihasilkan kaki tidak tepat pada target sasaran.
Jadi dalam pelaksanaan tendangan dalam sepak
bola hukum kesetimbangan yang berlaku adalah Hukum Kesetimbangan IV yang
berbunyi “Stabilitas
berbanding lurus dengan jarak horizontal dari titik berat terhadap sisi bidang
tumpuan ke arah mana benda bergerak”.
ü Gaya
Setiap ada perubahan keadaan dari
diam ke gerak atau dari gerak ke diam pasti ada sebab atau pengaruh. Oleh
karenanya dapat dikatakan pengaruh atau sebab adalah sesuatu yang mengubah
keadaan. Pengaruh itu tidak lain adalah gaya (Soedarminto, 1992: 77). Gaya
adalah besaran yang mempunyai arah maka tergolong dalam besaran vektor (Putut,
1998: 26). Melakukan gerak serang dalam anggar
atau semua aktiviatas sehari-hari mutlak memerlukan gaya dari dalam tubuh yang
berupa gaya kontraksi otot atau kekuatan (strength).
Hukum
I Newton berbunyi ”Bila resultan gaya yang bekerja pada benda nol atau tidak
ada gaya yang bekerja pada benda, benda itu diam (tidak bergerak) atau akan
bergerak lurus beraturan”. Resultan gaya adalah jumlah gaya yang bekerja pada
benda (Putut, 1998: 26). Gaya resistance juga terjadi ketika langkah
akan melakukan gerak menendang.
ü
Gerak
Proyektil atau Lengkung (Parabola)
Tendangan bebas dalam sepak bola akan menghasilkan suatu
gerak Proyektil atau Lengkung (Parabola). Gerak
Proyektil atau Lengkung (Parabola) yaitu sebuah gerak yang lintasannya membentuk sudut
seperti parabola (Imam Hidayat, 2003 : 80). Gerak parabola ini disebabkan
oleh pengaruh gaya gravitasi bumi. Tanpa adanya gravitasi bumi, bola
akan bergerak lurus ke atas. Gaya gravitasi memberikan gaya ke arah bawah
sehingga kecepatan vertikalnya semakin berkurang. Ketika mencapai ketinggian
maksimum, kecepatan vertikalnya nol. Bentuk lintasan parabola tergantung sudut
elevasi dan kecepatan yang diberikan. Jadi, seorang penendang bebas yang ingin menghasilkan
tendangan dengan jarak terjauh, ia harus menendang bola dengan
kakinya sehingga bola tersebut mendapat kecepatan awal dengan sudut 450.
Namun perlu diperhatikan bahwa jarak tendangan terjauh bukan berarti tendangan
yang paling kuat.
ü Hukum Bernoulli
Pada abad ke-18, Daniel Bernoulli menemukan bahwa tekanan pada
daerah dengan kecepatan fluida yang rendah akan lebih besar
dibandingkan dengan tekanan pada daerah dengan kecepatan fluida yang lebih tinggi.
Secara matematik, hukum ini dirumuskan p + ½ ρv2 + ρgh = C ; dengan C sebagai konstanta. Kebanyakan
tendangan bebas mengikuti hukum Bernoulli ini. Bola akan membelok
seperti pisang karena salah satu sisi bola memiliki tekanan yang lebih rendah
dibanding sisi lainnya. Tendangan ‘pisang’ ini mengakibatkan lintasan bola tidak
sepenuhnya parabola yang simetris.
ü
Efek
Magnus
Gaya adalah sesuatu yang menyebabkan terjadinya
perubahan keadaan (dari diam ke gerak, dari gerak ke diam, perubahan panas atau
perubahan kecepatan). Perubahan arah bola
saat ditendang juga merupakan hasil dari manipulasi gaya yang mengakibatkan
efek magnus. Gaya magnus merupakan akibat dari tekanan statis di lapisan atas
menjadi positif sedang dilapisan bawah negatif. Terjadilah gaya dari tekanan
yang positif ke negatif atau dari atas ke bawah.
Pada saat bola ditendang dan melayang di
udara dengan spin/putaran bola, maka selama melawan aliran udara di bagian atas bola lebih
rendah dari pada di bagian bawahnya sehingga tekanan di bagian atas lebih tinggi
daripada di bawah bola. Hal ini menyebabkan bola akan melengkung ke bawah.
Jadi, bola seolah-olah keluar ke atas namun kemudian ternyata menukik tajam.
Lintasan bola berbentuk parabola tetapi setelah mencapai tinggi maksimum lintasan
bola menjadi membelok tajam.
ü Kinetic Link
Dalam melakukan analisis
biomekanik, tubuh manusia dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari link
(penghubung) dan joint (sambungan). Tiap link mewakili segmen
tubuh tertentu dan tiap joint menggambarkan sendi yang ada. Menurut Chaffin
& Anderson (1984), tubuh manusia terdiri dari link, yaitu :
1. Link lengan bawah yang
dibatasi joint telapak tangan dan siku
2. Link lengan atas yang
dibatasi joint siku dan bahu
3. Link punggung yang
dibatasi joint bahu dan pinggul
4. Link paha yang dibatasi
joint pinggul dan lutut
5. Link betis yang
dibatasi joint lutut dan mata kaki
6. Link kaki yang dibatasi
joint mata kaki dan telapak kaki
Sesuai
dengan apa yang diungkapkan Chaffin & Anderson (1994) tendangan dalam sepak
bola juga dihasilkan dari beberapa Link
System.
a.
Link lengan bawah : terjadi saat telapak tangan mengepal
dan siku membentuk sudut sebagai dari usaha menyeimbangkan posisi tubuh saat
mengawali tendangan dengan berlari.
b.
Link lengan atas : siku dan bahu merupakan suatu kesatuan
dari gerakan tubuh saat beralari dengan tujuan untuk mendatkan keseimbangan
yang stabil.
c.
Link punggung. : terjadi pada saat lengan dan tungkai
digerakan secara bersamaa.
d.
Link paha : terjadi pada saat menendang dan berlari serta
berperan sebagai pemberi impuls yang kuat untuk hasil tendangan.
e.
Link betis : setelah otot-otot paha digerakan maka akan
diteruskan melalui otot betis yang berperan sebagi penghubung antara kekuatan
otot paha dan pergelangan kaki.
f.
Link kaki : merupakan hasil kerja akhir dari semua system
link dari tendangan, perkenaan pada bola akan menghasilkan impact dan gaya pada
hasil tendangan bola.
Referensi :
Jurnal
ANALISIS
LINTASAN BOLA TENDANGAN BEBAS
Imran Rusyana, Yuda
Farid, Ahmad Ridwan
Tendangan pisang Beckham menurut Fisika Oleh Pristiadi Utomo
Anda sedang membaca artikel Analisis Tendangan Pisang (SWING SHOOT). Terimakasih atas kunjungan serta kesediaan Anda membaca artikel ini.
Jika memang bermanfaat, Anda boleh menyebarluaskannya dan jangan lupa untuk menyertakan sumber link dibawah ini:
0 comments:
Posting Komentar