EnsikloPenjas

Senin, 09 Desember 2013

Analisis Tendangan Pisang (SWING SHOOT)

Analisis Secara Biomekanika
Tendangan pisang atau swing shoot adalah tendangan jarak jauh yang keras dan menghasilkan arah bola yang melengkung. Bola dengan arah tendangan melengkung ini sangat sulit untuk ditangkap oleh penjaga gawang. Hal tersebut terjadi pada pertandingan dunia Brazil melawan Prancis. Pada kejuaraan Piala Dunia 1998 pemain Roberto Carlos terkenal karena kemampuannya melakukan tendangan pisang. Bola yang diletakkan sekitar 30 meter agak di sebelah kanan gawang lawan ditendang dengan kaki kiri sedikit dari arah luar kaki. Dengan arah seperti itu bola dapat melewati para pemain bertahan lawan yang menghalang beberapa meter di depan gawang. Yang membuat decak kagum penonton, namun mengagetkan penjaga gawang adalah arah bola yang ditendang tersebut ternyata membelok ke arah kiri, mendekati gawang, dan akhirnya masuk ke pojok atas kanan gawang lawan. Jadi bagaimana melakukan tendangan pisang untuk menghasilkan lintasan bola yang melengkung? Berikut merupakan analisis tendangan pisang berdasarkan prinsip-prinsip biomekanika;
ü Titik Berat
Pelaksanaan tendangan dalam sepak bola merupakan salah satu gerakan yang cukup kompleks dalam olahraga. Dalam teorinya letak titik berat selalu berubah sesuai dengan sikap, dan sangat menentukan terhadap teknik gerak. Titik berat adalah titik dimana gaya berat. Dapat juga dikatakan bahwa titik berat adalah titik yang mewakili berat dari benda atau tubuh (Soedarminto, 1992: 149-151).
Gerakan menendang dengan punggung dalam sepak bola pada umumnya dilakukan dengan tujuan untuk menendang lurus dan datar. Biasanya dilakukan pada tendangan bebas atau tendangan dengan jarak yang sedikit lebih jauh. Tendangan ini sangat bermanfaat sekali sebab, meluncurnya bola cukup keras dan lurus serta mendatar. Analisa gerakannya didasarkan pada tiga tahap yaitu; (1) persiapan/ancang-ancang, (2) tendangan, dan (3) follow-trough.
Pada gambar diatas titik berat berpengaruh terhadap keseimbangan pemain ketika melakukan gerak menendang. Semakin titik berat dekat dengan lantai maka pemain akan semakin seimbang dalam melakukan gerak menendang. Tendangan yang akan dihasilkan ke arah horisontal pun akan semakin jauh jarak yang dihasilkan apabila disertai kecepatan awal yang tinggi pula.
ü Keseimbangan
Salah satu keterampilan yang sangat penting dalam olahraga adalah kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan dalam berbagai macam posisi karena akan menentukan hasil akhir setiap gerak yang dilakukan (Putut, 1998: 46). Menurut Soedarminto (1992: 152-153) stabilitas yang dimaksud di sini adalah tingkat keseimbangan. Semua objek yang diam dikatakan dalam keadaan seimbang. Semua gaya yang bekerja padanya seimbang, jumlah gaya-gaya linear yang bekerja sama dengan nol dan jumlah semua momen sama dengan nol. Tetapi, tidak semua objek yang diam memiliki stabilitas yang sama. Jika posisi sebuah objek diubah sedikit dan objek itu cenderung untuk kembali pada posisi semula, maka objek itu dalam keadaan seimbang stabil atau seimbang mantap.
Pada pelaksanaan tendangan dalam sepak bola, keseimbangan akan stabil apabila kaki yang menjadi tumpuan dan kaki yang akan menendang diikuti dengan pergerakan lengan yang saling berlawanan pula (apabila digambarakan maka posisi tubuh akan membentuk huruf C). Dalam gerakan ini kaki tumpuan akan berdiri sendiri sehingga apabila tidak mendapatkan bantuan dari ayunan lengan akan sulit untuk menyeimbangkan badan dan akibatnya impact yang dihasilkan kaki tidak tepat pada target sasaran.
Jadi dalam pelaksanaan tendangan dalam sepak bola hukum kesetimbangan yang berlaku adalah Hukum Kesetimbangan IV yang berbunyi “Stabilitas berbanding lurus dengan jarak horizontal dari titik berat terhadap sisi bidang tumpuan ke arah mana benda bergerak”.
ü Gaya
Setiap ada perubahan keadaan dari diam ke gerak atau dari gerak ke diam pasti ada sebab atau pengaruh. Oleh karenanya dapat dikatakan pengaruh atau sebab adalah sesuatu yang mengubah keadaan. Pengaruh itu tidak lain adalah gaya (Soedarminto, 1992: 77). Gaya adalah besaran yang mempunyai arah maka tergolong dalam besaran vektor (Putut, 1998: 26). Melakukan gerak serang dalam anggar atau semua aktiviatas sehari-hari mutlak memerlukan gaya dari dalam tubuh yang berupa gaya kontraksi otot atau kekuatan (strength).
Hukum I Newton berbunyi ”Bila resultan gaya yang bekerja pada benda nol atau tidak ada gaya yang bekerja pada benda, benda itu diam (tidak bergerak) atau akan bergerak lurus beraturan”. Resultan gaya adalah jumlah gaya yang bekerja pada benda (Putut, 1998: 26). Gaya resistance juga terjadi ketika langkah akan melakukan gerak menendang.
ü Gerak Proyektil atau Lengkung (Parabola)
Tendangan bebas dalam sepak bola akan menghasilkan suatu gerak Proyektil atau Lengkung (Parabola). Gerak Proyektil atau Lengkung (Parabola) yaitu sebuah gerak yang lintasannya membentuk sudut seperti parabola (Imam Hidayat, 2003 : 80). Gerak parabola ini disebabkan oleh pengaruh gaya gravitasi bumi. Tanpa adanya gravitasi bumi, bola akan bergerak lurus ke atas. Gaya gravitasi memberikan gaya ke arah bawah sehingga kecepatan vertikalnya semakin berkurang. Ketika mencapai ketinggian maksimum, kecepatan vertikalnya nol. Bentuk lintasan parabola tergantung sudut elevasi dan kecepatan yang diberikan. Jadi, seorang penendang bebas yang ingin menghasilkan tendangan dengan jarak terjauh, ia harus menendang bola dengan kakinya sehingga bola tersebut mendapat kecepatan awal dengan sudut 450. Namun perlu diperhatikan bahwa jarak tendangan terjauh bukan berarti tendangan yang paling kuat.
ü Hukum Bernoulli
Pada abad ke-18, Daniel Bernoulli menemukan bahwa tekanan pada daerah dengan kecepatan fluida yang rendah akan lebih besar dibandingkan dengan tekanan pada daerah dengan kecepatan fluida yang lebih tinggi. Secara matematik, hukum ini dirumuskan p + ½ ρv2 + ρgh = C ; dengan C sebagai konstanta. Kebanyakan tendangan bebas mengikuti hukum Bernoulli ini. Bola akan membelok seperti pisang karena salah satu sisi bola memiliki tekanan yang lebih rendah dibanding sisi lainnya. Tendangan ‘pisang’ ini mengakibatkan lintasan bola tidak sepenuhnya parabola yang simetris.
ü Efek Magnus
Gaya adalah sesuatu yang menyebabkan terjadinya perubahan keadaan (dari diam ke gerak, dari gerak ke diam, perubahan panas atau perubahan kecepatan). Perubahan arah bola saat ditendang juga merupakan hasil dari manipulasi gaya yang mengakibatkan efek magnus. Gaya magnus merupakan akibat dari tekanan statis di lapisan atas menjadi positif sedang dilapisan bawah negatif. Terjadilah gaya dari tekanan yang positif ke negatif atau dari atas ke bawah.

Pada saat bola ditendang dan melayang di udara dengan spin/putaran bola, maka selama melawan aliran udara di bagian atas bola lebih rendah dari pada di bagian bawahnya sehingga tekanan di bagian atas lebih tinggi daripada di bawah bola. Hal ini menyebabkan bola akan melengkung ke bawah. Jadi, bola seolah-olah keluar ke atas namun kemudian ternyata menukik tajam. Lintasan bola berbentuk parabola tetapi setelah mencapai tinggi maksimum lintasan bola menjadi membelok tajam.

ü Kinetic Link
Dalam melakukan analisis biomekanik, tubuh manusia dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari link (penghubung) dan joint (sambungan). Tiap link mewakili segmen tubuh tertentu dan tiap joint menggambarkan sendi yang ada. Menurut Chaffin & Anderson (1984), tubuh manusia terdiri dari link, yaitu :
1. Link lengan bawah yang dibatasi joint telapak tangan dan siku
2. Link lengan atas yang dibatasi joint siku dan bahu
3. Link punggung yang dibatasi joint bahu dan pinggul
4. Link paha yang dibatasi joint pinggul dan lutut
5. Link betis yang dibatasi joint lutut dan mata kaki
6. Link kaki yang dibatasi joint mata kaki dan telapak kaki
Sesuai dengan apa yang diungkapkan Chaffin & Anderson (1994) tendangan dalam sepak bola juga dihasilkan dari beberapa Link System.
a.    Link lengan bawah : terjadi saat telapak tangan mengepal dan siku membentuk sudut sebagai dari usaha menyeimbangkan posisi tubuh saat mengawali tendangan dengan berlari.
b.    Link lengan atas : siku dan bahu merupakan suatu kesatuan dari gerakan tubuh saat beralari dengan tujuan untuk mendatkan keseimbangan yang stabil.
c.    Link punggung. : terjadi pada saat lengan dan tungkai digerakan secara bersamaa.
d.   Link paha : terjadi pada saat menendang dan berlari serta berperan sebagai pemberi impuls yang kuat untuk hasil tendangan.
e.    Link betis : setelah otot-otot paha digerakan maka akan diteruskan melalui otot betis yang berperan sebagi penghubung antara kekuatan otot paha dan pergelangan kaki.
f.     Link kaki : merupakan hasil kerja akhir dari semua system link dari tendangan, perkenaan pada bola akan menghasilkan impact dan gaya pada hasil tendangan bola.

Referensi :
Jurnal FISIKA TENDANGAN PISANG PADA SEPAK BOLA, Triyanta PhD (Fisika ITB)

Jurnal ANALISIS LINTASAN BOLA TENDANGAN BEBAS
Imran Rusyana, Yuda Farid, Ahmad Ridwan


Tendangan pisang Beckham menurut Fisika Oleh Pristiadi Utomo





Bookmark and Share

JANGAN LUPA KLIK IKLANNYA YAA..
1 X KLIK SANGAT BERARTI

Anda sedang membaca artikel Analisis Tendangan Pisang (SWING SHOOT). Terimakasih atas kunjungan serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Jika memang bermanfaat, Anda boleh menyebarluaskannya dan jangan lupa untuk menyertakan sumber link dibawah ini:

http://pendidikanjasmani13.blogspot.com/2013/12/analisis-tendangan-pisang-swing-shoot.html

0 comments:

Posting Komentar