BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Mata
kuliah Ilmu Faal Dasar ini merupakan pra syarat untuk mengikuti mata kuliah
Ilmu Faal Dasar. Demikian pula untuk mengikuti mata kuliah Ilmu Faal Dasar
terlebih dahulu harus memahami tentang struktur, fungsi dan mekanisme kerja
tubuh manusia, terutama pada bahasan kali ini yaitu tentang system persarafan
pada manusia. Dalam mata kuliah Ilmu Faal Dasar akan dipelajari tentang fungsi
atau cara kerja organ-organ tubuh terutama pada bagian saraf manusia yang
mempengaruhi segala aktifitas tubuh secara mekanik. pengaruh itu dapat terjadi
secara spontan atau pun terencana. Membahas Pengertian Ilmu Faal dasar dan
Ilmu Faal Olahraga, perubahan fisiologi yang bersifat sementara maupun yang
bersifat menetap sebagai hasil pelatihan berbagai kegiatan olahraga, Pengertian
Ergosistema, Olahdaya anaerobik dan aerobilk serta tata hubungannya, Latihan
Pendahuluan (”Pemanasan”), Analisis penampilan olahraga mutu tinggi, latihan
otot dan gangguan pada otot, Fisiologi Pembebanan (beban eksternal dan beban
internal), dosis/volume latihan, mekanisme fisiologik untuk meningkatkan
kemampuan maksimal dasar yaitu kapasitas anaerobik dan kapasitas aerobic,
olahraga dalam berbagai kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan (adaptasi
dan aklimatisasi), Pemeliharaan Homeostasis, Pengaturan suhu tubuh, Kekurangan
garam dan cairan tubuh, Ketahanan dan kelelahan, Pemulihan dari Kelelahan,
Fisiologi pembelajaran gerak ketrampilan dan latihan ketrampilan; Cara/alasan
menata urutan latihan fisik dan latihan teknik dalam kaitannya dengan masalah
kelelahan dan efisiensi pemanfaatan waktu. Penerapan Hukum Biofisika sederhana
bagi Perbaikan Sistem ventilasi ruangan Olahraga tertutup. Ke seluruhan materi
tersebut harus dapat dikuasai oleh seoreang pelatih, sehingga pelatih mampu
menerapkan metode-metode latihan pada seorang atlit yang dilatihnya.
2. Tujuan
Tujuan kami membuat makalah
ini agar kami dapat memenuhi persyaratan mengikuti Ujian Semester dan syarat
mengikuti pelajaran Ilmu Faal Dasar, selain itu tujuan pembuatan makalah ini
adalah untuk mengetahui struktur dan fungsi ergosistema primer terutama di
bagian system saraf pada manusia, yang mempengaruhi segala aktifitas tubuh
secara mekanik. pengaruh itu dapat terjadi secara spontan atau pun terencana.
Misalnya bagaimana otot pada jantung dan otot tungkai yang melaksanakan
fungsinya masing-masing pada waktu istirahat dan pada waktu olahraga. Demikian
juga bagaimana perubahan-perubahan yang terjadi pada saraf manusia bila
seseorang melakukan olahraga, dan bagaimana proses semua gerakan itu dapat
dilakukan. serta agar kita bisa belajar secara otodidak dan mencari sumber
informasi tentang materi tersebut sehingga proses pembelajaran lebih efektif
dalam pemasukan ilmu dari yang diajarkan oleh pengajar. Selesai
mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu mengetahui perubahan
fungsi alat-alat tubuh manusia yang bersifat sementara maupun yang bersifat
menetap, baik saat istirahat maupun saat aktif bekerja atau berolahraga. Di
samping itu juga diharapkan memahami teori-teori dan konsep-konsep Ilmu Faal
Olahraga yang diperlukan untuk dapat menerapkannya secara benar dan baik dalam
tugasnya sebagai Ilmuwan Olahraga, Olahragawan, guru PENJASKES atau sebagai
pelatih olahraga prestasi, oleh karena melatih tiada lain ialah meningkatkan
kemampuan fungsional raga yang berarti menerapkan Ilmu Faal Olahraga dalam
proses pelatihan. Jadi perlu memahami dan menghayati secara mendalam Ilmu Faal
Olahraga, agar tidak terjadi kesalahan penerapan dalam membina olahraga
kesehatan maupun olahraga prestasi, karena derajat sehat dinamis dan prestasi
olahraga akan meningkat secara aman dan efisien setelah melalui masa pelatihan
yang FISIOLOGIS.
BAB II
ISI
A. STRUKTUR SISTEM NERVORUM
Serabut
saraf merupakan benang-benang panjang yang terbentang mulai dari
susunan saraf pusat (SSP) yaitu otak, sum-sum tulang belakang (medulla
spinalis) dan ganglion-ganglion ke susunan saraf perifer.
Setiap
neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf
ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak
disebut mielin yang merupakan
kumpulan sel
Schwann yang
menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel
glia yang
membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasmasel Schwann disebut neurilemma.
1. Bagian sel saraf
- Dendrit
- Axon
- Membran Axon
- Axoplasma
- Myelin Sheath
- Node of Renvier
2. Warna saraf
- Warna abu-abu yaitu warna
asli serabut saraf
- Warna putih yaitu warna
serabut saraf yang dilapisi oleh myelin sheath
3. Pengelompokan saraf
Berdasarkan
struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel
saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).
4. Sistem saraf
- Saraf Pusat yaitu, otak,
sumsum tulang belakang (medulla spinalis), dan ganglion-ganglion
- Saraf tepi atau saraf
perifer yaitu susunan yang terletak di luar susunan saraf pusat
B. FUNGSI SISTEM NERVORUM
1. Serabut saraf
Fungsi
serabut saraf adalah menghantarkan impuls akibat rangsangan yang diterima
reseptor ke SSP melalui saraf aferen dan SSP menghantarkan impuls ke efektor
melalui saraf eferen.
2. Sel saraf
Sel
saraf atau neuron berfungsi mengirimkan pesan (impuls) yang
berupa rangsang atau tanggapan. Jutaan sel saraf ini membentuk suatu sistem saraf. Setiap neuron terdiri
dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitudendrit dan akson (neurit).
3. Dendrit dan Axon
Dendrit
berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi
mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya sangat
panjang. Sebaliknya, dendrit pendek.
4. Membran axon dan Axoplasma
Membran
axon befungsi sama dengan membrane sel pada umumnya yaitu sebagai pemisah,
pelindung, dan penghubung antara bagian dalam dan luar axon dan memiliki fungsi
khusus yaitu mampu menghantarkan impuls elektro kimia. Sedangkan Axoplasma
(caian dalam axon) berisi cairan kental dan merupakan bagian dari cairan
interstisial.
5. Myelin sheath
Fungsi
mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang
tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi
mempercepat penghantaran impuls.
6. Sel saraf sensorik
Fungsi
sel saraf sensorik adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf
pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung
akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
7. Sel saraf motorik
Fungsi
sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau
kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel
saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan
dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
8. Sel saraf intermediet
Sel saraf
intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam
sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf
sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf
pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel
saraf asosiasi lainnya. Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit
bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel
saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf
C. MEKANISME SISTEM NERVORUM
Impuls
dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel saraf dan
sinapsis. Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut. .
1.
Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran
impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf
(akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian
luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif
terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf.
Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya
pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial
ini (depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf.
Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai
dengart 120 m per detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya
selubung mielin.
Bila
impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh
impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial
istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000
detik.
Energi
yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria
dalam sel saraf.
Stimulasi
yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan
menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila
kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson.
Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada
periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.
2.
Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis
Titik
temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain
dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk
tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur
kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula
sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran
ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis
disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka
vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula
akan melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin.
Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari
neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam
misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di
sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak.
Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada
reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin
pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin
sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase
yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis.
Bagaimanakah
penghantaran impuls dari saraf motor ke otot? Antara saraf motor dan otot
terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan membran pra-sinapsis dan membran
post-sinapsis yang terbentuk dari sarkolema yang mengelilingi sel otot. Prinsip
kerjanya sama dengan sinapsis saraf-saraf lainnya.
Sistem
saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula
spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang
sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang
belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran
ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.
Ketiga
lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.
1.
Durameter; merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.
2. Araknoid; disebut
demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya terdapat
cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela
membran araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk
melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.
3. Piameter. Lapisan
ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan permukaan otak. Agaknya
lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan
sisa metabolisme.
Otak dan
sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
1. Badan sel yang membentuk
bagian materi kelabu (substansi grissea)
2. serabut saraf yang
membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3. sel-sel neuroglia, yaitu
jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat
Walaupun
otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya
berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya
(korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang
bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian
korteks berupa materi putih.
D. OTAK
Otak
mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah
(mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan
jembatan varol.
1. Otak besar (serebrum)
Otak
besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang
berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan
pertimbangan.
Otak
besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan
kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks
serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area
sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi
mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area
asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam
proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai
bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan
psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses
berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat
penglihatan terdapat di bagian belakang.
2. Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah
terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat
talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin.
Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks
mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
3. Otak kecil (serebelum)
Serebelum
mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar,
keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya
maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
4. Jembatan varol (pons
varoli)
Jembatan
varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan,
juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
5. Sumsum sambung (medulla
oblongata)
Sumsum
sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke
otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti
detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat
pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.Selain itu, sumsum sambung juga
mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.
6. Sumsum tulang belakang
(medulla spinalis)
Pada
penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih,
sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.
Pada
penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang
terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah
disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk
ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari
sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk
dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan
menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf
motor.
Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan
serabut saraf membentuk saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke
otak merupakan saluran asenden dan yang membawa impuls yang berupa perintah
dari otak merupakan saluran desenden.
|
Sistem
saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem
saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur
oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur
otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi
keringat.
E. SISTEM SARAF
1. Sistem Saraf Sadar
Sistem
saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang
keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang
keluar dari sumsum tulang belakang.
Saraf otak ada 12 pasang
yang terdiri dari:
- Tiga pasang saraf sensori
- lima pasang saraf motor
- empat pasang saraf gabungan sensori dan motor.
Otak dilihat dari bawah
menunjukkan saraf kranial
Saraf
otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang
melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus
membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka
nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang
paling penting.
Saraf
sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan asalnya,
saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang
saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu
pasang saraf ekor.
Beberapa
urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang
disebut pleksus. Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut.
a. Pleksus cervicalis merupakan
gabungan urat saraf leher (leher, bahu, dandiafragma)
b. Pleksusbrachialismempengaruhibagiantangan.
c. Pleksus Jumbo
sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.
2. Saraf Otonom
Sistem
saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari
sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini
terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang
kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal
ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung
ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem
saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem
saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan
parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion
yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang
sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf
parasimpatik mempunyai urat pra
ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang
dibantu.
Fungsi
sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem
saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama
cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum
sambung.
Tabel Fungsi Saraf Otonom
Parasimpatik
|
Simpatik
|
·
mengecilkan pupil
·
menstimulasi aliran ludah
·
memperlambat denyut jantung
·
membesarkan bronkus
·
menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
·
mengerutkan kantung kemih
|
·
memperbesar pupil
·
menghambat aliran ludah
·
mempercepat denyut jantung
·
mengecilkan bronkus
·
menghambat sekresi kelenjar pencernaan
·
menghambat kontraksi kandung kemih
|
3. Gerak Refleks
Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk
menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf.
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak
yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar
melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak
untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa
tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan
oleh efektor.
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara
otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat
dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari
terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.
Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas,
yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf
sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa
diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk
disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks.Gerak refleks dapat
dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam
otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan
refleks sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum
tulang belakang misalnya refleks pada lutut.
Ada dua
macam reflex yaitu:
a. Reflex sederhana meiputi,
interoceptor dan exteroceptor
-rasa haus dan lapar
-mengantuk
-batuk dan bersin
-berkedip
b. Reflex complex
-naik sepeda
-melempar bola basket
-memasukan bola ke gawang, dsb
Lingkaran
reflex
RANGSANGAN è RECEPTOR è SARAF AFEREN èSARAF PUSAT è SARAF EFEREN è EFEKTOR
F. KELAINAN SARAF DAN GEJALANYA
|
1. Kelainan Saraf
Cerebral Palsy (CP) bila didefinisikan adalah kelainan
motorik dini oleh karena cacat di otak. CP bukan penyakit dan tidak bersifat
progresif. Gerakan tubuh di luar kemauan dan terdapat gangguan koordinasi. CP
terjadi pada 1-2 dari 1.000 bayi, tapi 10 kali lebih sering ditemukan pada
bayi prematur dan lebih sering ditemukan pada bayi yang sangat kecil.
Ada beberapa faktor resiko anak menderita CP di antaranya,
anak yang lahir dengan barat badan rendah (prematur atau gizi buruk), anak
yang lahir kembar, infeksi pada waktu dalam kandungan (resiko naik 9X),
gangguan pembekuan darah atau kekentalan darah, kekurangan O2, kelainan
placenta (gumpalan darah yang menuju sirkulasi darah bayi), ibu yang cacat
mental, dan pengaruh obat-obatan/zat selama kehamilan.
Sedangkan gejala saraf yang ditemukan seperti dikatakan
Dr. Melani Yustina, Sp.S dalam sebuah seminar bertajuk “Penyakit Kelainan
Saraf Pada Bayi” di RS Pantai Indah Kapuk (19/4), adalah
kejang-kejang/kelumpuhan, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran,
gangguan bicara, dan gangguan sifat serta tingkah laku/intelejensia.
Anak yang menderita CP biasanya akan mengalami
gangguan-gangguan motorik seperti, gerakan-gerakan di luar kendali, jalan
seperti robot, tungkai dan lengan lemas, atau kombinasi di antaranya.
Cara pengobatannya bisa digolongkan melalui obat-obatan
atau non obat-obatan. Penyembuhan melalui obat bisa dengan obat anti kejang,
vitamin otak, atau obat untuk mengurangi kekakuan otot. Sedangkan melalui
non-obat bisa dengan cara dioperasi (bedah saraf-Meningocele, Hydrocephalus,
Spina Bifida), fisioterapi, pelatihan okupasi, speech therapy, sekolah luar
biasa, kacamata untuk gangguan refraksi, operasi mata untuk Strabismus, alat
bantu dengar, Orthopedi, dan terapi keluarga dibantu psikolog.
Anak-anak dengan CP memerlukan pengobatan jangka
panjang. Perlu kesabaran dari orang tua dan keluarga untuk melayaninya. Oleh
karena itu, pengobatannya pun memerlukan biaya yang tinggi dengan hasil yang
belum tentu maksimal.
Untuk mencegah mendapat bayi dengan CP, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan.
1. Jangan menikah pada umur yang terlalu muda
2. Jangan menikah dengan pasangan yang masih ada hubungan keluarga
3. Jagalah kesehatan fisik dan mental pada waktu kehamilan
4. Hindari rokok, minuman beralkohol, obat-obatan yang tidak dianjurkan
dokter
5. Lakukan aktifitas fisik sehari-hari yang sehat dan menyenangkan
6. Usahakan agar selalu dapat istirahat dan tidur nyenyak
7. Memeriksakan secara teratur pada dokter sejak mulai kehamila
2. Peran Nutrisi
Anak sehat dan cerdas dipengaruhi oleh faktor genetik
dan lingkungan (nutrisi dan stimulasi). Orang tua diharapkan memberikan
nutrisi dan stimulasi yang berguna bagi pertumbuhan anak.
Komponen nutrisi yang dibutuhkan oleh anak adalah
karbohidrat sebagai sumber energi, protein sebagai sumber pengganti sel tubuh
yang rusak, lemak sebagai sumber energi dan insulator jaringan saraf, serta
vitamin dan mineral sebagai zat pelengkap agar proses pembentukan energi dan
sel baru lancar.
Tapi, penambahan salah satu dari komponen gizi tanpa
memperhitungkan keseimbangan dapat mengakibatkan efek kekurangan di satu sisi
dan kelebihan di sisi lain. Contoh suplementasi DHA yang tidak terkendali
dapat menekan produksi AA yang mengakibatkan efek samping perdarahan.
Kaitannya dengan peran nutrisi dalam mencegah kelainan
syaraf pada bayi atau penderita CP adalah karena hampir seluruh jaringan otak
terdiri atas jaringan lemak. Berbagai asam lemak, mineral, dan vitamin
berperan untuk pembentukan sel saraf & mielin seperti, asam amino,
vitamin B & asam folat, dan vitamin C-E-beta caroten-selenium.
Semua zat-zat tersebut terdapat di makanan yang setiap
hari dikonsumsi oleh anak. Maka dari itu, selain pemberian ASI dan makanan
pendamping ASI, orang tua harus bisa memberikan makanan yang terbaik untuk
anaknya.
Proses makan berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan
nutrisi anak dan stimulator perkembangan (fisik, kecerdasan, emosional). Cara
praktis dan murah yang dapat dilakukan oleh setiap keluarga.
|
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pemantauan
atau pemonitoran dan pengontrolan setiap kegiatan dalam tubuh baik dalam
keadaan bangun ataupun tidur dilakukan oleh jaringan saraf yang kompleks.
Jaringan ini membentuk suatu sistem yang disebut sistem persarafan (nervous
system).
Sistem
persarafan inilah yang menerima, mentrasmisis, menyimpan danmerespon
informasi/rangsangan/stimulus/impuls yang ditarik dari dalam atau dari luar
tubuh.
Sistem
persarafan bekerja bersama-sama dengan sistem endokrin atau sistem kelenjar
untuk melakukan sebagian besar pengontrolan dan pengatuan dalam tubuh.
Pada
umumnya sistem persarafan mengatur kegiatan-kegiatan sebagai berikut, yaitu
kontaksi dan relaksasi otot. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam alat-alat
pencernaan, pernafasan, dan peedaan darah. Sedangkan sistem endokrin, terutama
mengatur komposisi dan lingkungandalam setiap set dan organ, serta seluruh
tubuh.
Organ-organ
yang menyusun sistem persarafan adalah otak, sumsum tulang belakang, saraf
perifei dan indra-indra tubuh.
Kesimpulan
dari sistem saraf ini bahwa sistem saraf pada manusia sangat penting, karena saraf merupakan
pusat sistem pergerakan aktif pada manusia. Dan apabila organ pada sistem saraf
pada manusia ada
yang rusak, maka akan terganggu juga sistem pergerakan
yang menggerakan seluruh tubuh, dan dari pembahasan sistem saraf diatas, kita bisa
mengetahui kelainan-kelainan pada organ dan penanggulangan
atau pengobatan pada
organ tersebut.
Daftar
Pustaka
Yusuf,
Ucup. Dkk. (2008). Modul Anatomi Manusia. Bandung :
Universitas Pendidikan Indonesia.
Habibudin, Tjetjep.
(2009). Modul Ilmu Faal I. Bandung : Univesitas Pendidikan
Indonesia
Achmad,
Sofyan. (1992). Physical Activity Sciences. Campaign : Illinois.
Syamsuri,
Istamar. (2006). Biologi 2a. Malang : Erlangga.
Tersedia
:
http://www.google.com
http://www.wikipedia.com
US:official&client=firefox-a[2 september 2004]
Anda sedang membaca artikel Dasar-Dasar Ilmu Faal Olahraga. Terimakasih atas kunjungan serta kesediaan Anda membaca artikel ini.
Jika memang bermanfaat, Anda boleh menyebarluaskannya dan jangan lupa untuk menyertakan sumber link dibawah ini:
0 comments:
Posting Komentar