EnsikloPenjas

Sabtu, 09 Juni 2012

Stimulasi Perkembangan Motorik dan Kecerdasan Anak

STIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK DAN KECERDASAN ANAK
Oleh Tin Herawati
             Perkembangan merupakan proses yang terjadi pada setiap mahkluk. Perkembangan anak meliputi seluruh perubahan, baik perubahan fisik, perkembangan kognitif dan psikososial. Perkembangan fisik berkaitan dengan perkembangan gerakan motorik, yakni perkembangan gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara saraf, otak, otot, tulang dan lainnya
Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan motorik halus.  Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar  seperti kemampuan duduk, menendang, berlari, naik turun tangga daln lain-lain. Sedangkan perkembangan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus yang banyak dipengaruhi oleh kesempatan belajar dan berlatih, seperti memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menulis dan lain-lain. Perkembangan motorik secara umum bergantung pada kematangan otot dan saraf. Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik selain genetik, kondisi pralahir, gizi dan kecerdasan juga stimulasi. Perkembangan kognitif adalah perkembangan anak dalam mengembangkan kemampuan berfikir, seperti kemampuan memecahkan masalah, mengingat, dan penguasaan bahasa. Perkembangan psikososial adalah perkembangan yang berhubungan dengan perasaan atau emosi dan interaksi anak dengan lingkungannya. 
Pada manusia terutama pada masa anak-anak, proses perkembangan terjadi sangat cepat. Tiga tahun pertama dalam kehidupan anak-anak merupakan masa yang paling sensitif karena masa tersebut dikaitkan dengan the golden age atau masa pesat perkembangan otak. Pesatnya perkembangan otak dalam periode ini ditandai dengan pertambahan berat otak dari 400 gr di waktu lahir menjadi 3 kali lipatnya seteleh akhir tahun ketiga.   Oleh karena golden age merupakan masa yang tepat untuk memberi bekal yang kuat pada anak serta menggali potensi kecerdasan anak sebanyaknya.  Dalam perkembangan anak, pemberian makanan bergizi jelas sangat penting. Namun harus  diperhatikan juga faktor emosi (kasih sayang, rasa aman) dan stimulasi. 
Stimulasi adalah adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir (bahkan sebaiknya sejak di dalam kandungan) dilakukan setiap hari, untuk merangsang semua sistem indera (pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, pengecapan). Selain itu harus pula merangsang gerak kasar dan halus kaki, tangan dan jari-jari, mengajak berkomunikasi, serta merangsang perasaan yang menyenangkan bayi dan anak-anak. Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang kurang kasih sayang dan kurang stimulasi akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangannya serta kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain. Stimulasi yang diberikan pada anak selama tiga tahun pertama (golden age) akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan otaknya dan menjadi dasar  pembentuk kehidupan yang akan datang. Semakin dini stimulasi yang diberikan, maka perkembangan anak akan semakin baik. Semakin banyak stimulasi yang diberikan maka pengetahuan anak akan menjadi luas sehingga perkembangan anak semakin optimal. Disebutkan juga bahwa jaringan otak anak yang banyak mendapat stimulasi akan berkembang mencapai 80% pada usia 3 tahun. Sebaliknya, jika anak tidak pernah diberi stimulasi maka jaringan otak akan mengecil sehingga fungsi otak akan menurun. Hal inilah yang menyebabkan perkembangan anak menjadi terhambat. Dibawah disajikan grafik perkembangan jaringan otak pada anak yang banyak stimulasi dan tanpa stimulasi.
Berbagai kegiatan yang dilakukan sehari-hari dalam mengurus dan merawat anak dapat menjadi sarana untuk memberikan beraneka jenis stimulasi untuk memicu perkembangan otaknya. Stimulasi yang diberikan  akan diterima oleh panca indera dan selanjutnya akan disampaikan ke otak. Bagi otak maupun panca indera anak yang belum mencapai tingkat perkembangan yang optimal, stimulasi tersebut merupakan pelajaran baru.  Hal ini akan memicu otak belajar, menganalisa, memahami dan memberikan respon yang tepat terhadap stimulasi tersebut. Kegiatan stimulasi meliputi berbagai kegiatan untuk merangsang perkembangan anak seperti melatih gerakan, bicara, berpikir, mandiri serta bergaul. Stimulasi dapat dilakukan oleh orang tua atau keluarga lainnya.  Tujuan stimulasi yaitu membantu anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal atau sesuai dengan yang diharapkan.
Tabel 2. Contoh Stimulasi Perkembangan Anak Berdasarkan Tahapan Usia


I
Bayi 0-1 bulan

1. Ketika bayi rewel dipeluk dengan kasih saying

2. Meletakan benda yang bergerak-gerak di atas bayi

3. Melatih menelungkupkan bayi

4. Mengajak bayi tersenyum
II
Bayi  1-4 bulan

1. Bayi dipeluk, dicium, dinyanyikan lagu dan dibuainya

2. Bayi diajak bicara, menirukan gerak dan mimik bayi, diperdengarkan suara lainnya

3. Melatih bayi membalik badan (ditelungkupkan)

4. Melatih bayi mengenggam
III
Bayi 4-6 bulan

1. Melatih bayi didudukan

2. Melatih bayi menggunakan kedua tangan memegang benda

3. Melatih bayi menirukan bunyi agar ditirukan

4. Melatih bayi menirukan bunyi (main ci-luk-ba, da-da)
IV.
Bayi 6-9 bulan

1. Melatih mengangkat bayi untuk berdiri

2. Melatih bayi memasukan/mengeluarkan benda dari suatu wadah

3. Memperlihatkan gambar dan menyebutkan namanya

4. Mengajak bayi dengan cara/bentuk permainan bersama-sama
V.
Bayi 9-12 bulan

1. Melatih bayi berjalan berdiri

2. Melatih bayi menggelindingkan bola

3. Melatih bayi corat-coret menggambar

4. Mengajak bayi makan bersama keluarga
VI
Bayi 12-18 bulan

1. Malatih anak naik turun tangga (rumah)

2. Bermain melempar dan menangkap bola

3. Melatih menunjuk dan menyebut bagian tubuh

4. Memberi kesempatan anak  melepas baju
VII
Bayi 18-24 bulan
  
1. Melatih keseimbangan anak berdiri dengan satu kaki bergantian

2. Melatih anak menggambar bulatan, segitiga

3. Melatih anak mau menceritakan apa yang dilihatnya

4. Melatih anak tentang kebersihan diri (buang air kecil/besar pada tempatnya)

5. Mengajak anak bermain bola dan melompatnya

6. Mengajak untuk ikut bernyanyi
VIII
Bayi 2-3 tahun

1, Melatih anak berdiri dengan satu kaki

2. Melatih anak menyusun balok

3. Melatih anak mengenal bentuk benda dan warnanya

4. Melatih anak tentang kebersihan diri seperti mencuci kaki, buang air kecil/besar di toilet

5. Melatih anak dibaju sendiri

6. Sering mengajak anak keluar (tempat bermain, toko, kebun binatang, dll)

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa tahapan perkembangan anak berbeda-beda pada setiap tahapan umur sehingga  jenis stimulasi yang diberikan juga berbeda-beda.  Sebenarnya stimulasi pada anak sudah dapat dilakukan sejak bayi lahir bahkan sejak dalam kandungan.  Menyusui ASI merupakan salah satu jenis stimulasi yang bisa diberikan pada bayi yang dapat merangsang indera pengecap bayi.  Jenis stimulasi lain yang dapat merangsang indera pengecap bayi adalah pemberian makanan tambahan yang mulai diberikan pada usia 6 bulan. Pada tabel dibawah ini disajikan contoh-contoh stimulasi yang harus dilakukan sesuai dengan tahapan umurnya.
Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap kali ada kesempatan berinteraksi dengan anak. misalnya ketika memandikan, mengganti popok, menyusui, menyuapi makanan, menggendong, mengajak berjalan-jalan, bermain, menonton TV, di dalam kendaraan, dan menjelang tidur.  Semakin bervariasi rangsangan yang diterima maka semakin kompleks hubungan antar sel-sel otak. Semakin sering dan teratur rangsangan yang diterima, maka semakin kuat hubungan antar sel-sel otak tersebut. Semakin kompleks dan kuat hubungan antar sel-sel otak, maka semakin tinggi dan bervariasi kecerdasan anak di kemudian hari, bila dikembangkan terus menerus, anak akan mempunyai banyak variasi kecerdasan (multiple inteligensia).
    Stimulasi harus dilakukan dalam suasana yang menyenangkan dan kegembiraan antara pengasuh dan anak-anak. Jangan memberikan stimulasi dengan terburu-terburu, memaksakan kehendak pengasuh, tidak memperhatikan minat atau keinginan bayi/balita, atau bayi-balita sedang mengantuk, bosan atau ingin bermain yang lain. Pengasuh yang sering marah, bosan, sebal, maka tanpa disadari akan memberikan rangsang emosional yang negatif. Karena pada prinsipnya semua ucapan, sikap dan perbuatan pengasuh adalah merupakan stimulasi yang direkam, diingat dan akan ditiru oleh anak.

Stimulasi Kecerdasan Multiple (Multiple Inteligence)
Kecerdasan multipel (multiple inteligensia) adalah berbagai jenis kecerdasan yang dapat dikembangkan pada anak, antara lain verbal-linguistic (kemampuan menguraikan pikiran dalam kalimat-kalimat, diskusi, tulisan), logical–mathematical (kemampuan menggunakan logika-matematik dalam memecahkan berbagai masalah), visual spatial (kemampuan berpikir tiga dimensi), bodily-kinesthetic (ketrampilan gerak, menari, olahraga), musical (kepekaan dan kemampuan berekspresi dengan bunyi, nada, melodi, irama), intrapersonal (kemampuan memahami dan mengendalikan diri sendiri), interpersonal (kemampuan memahami dan menyesuaikan diri dengan orang lain), naturalist (kemampuan memahami dan memanfaatkan lingkungan). 
Tabel 2. Contoh Stimulasi Kecerdasan Multiple


I
Verbal-linguistic (kecerdasan berbahasa verbal)

1. Diajak bercakap-cakap

2. Dibacakan buku cerita berulang-ulang

3. Menyanyi lagu anak-anak

4. Dirangsang untuk berbicara dan bercerita
II
Logical–mathematical (kecerdasan logika-matematik)

1. Menyusun balok

2. Merangkai

3. Menghitung mainan

4. Main Puzzle

5. Permainan komputer
III
Visual spatial (kecerdasan visual)

1. Mengamati gambar, foto

2. Belajar melipat dan menggambar

3. Bermain rumah-rumahan

4. Diajak permainan komputer
IV.
Bodily-kinesthetic (kecerdasan gerak tubuh)

1. Belajar berdiri satu kaki

2. Melatih jongkok, membungkuk

3. Belajar melompat, berlari, melempar, menangkap, menari

4. Mengajak anak pada olah raga permainan
V.
Musical (kecerdasan musikal)

1. Mengajak anak mendengarkan musik

2. Mengajak anak bernyanyi

3. Memainkan alat musik

4. Melatih anak mengikuti nada dan irama
VI
Interpersonal (kecerdasan emosi inter-personal)

1. Mengajak anak bermain bersama dengan anak yang lebih tua dan muda

2. Melatih anak untuk meminjamkan mainan

3. Mengajak anak untuk  bekerja sama membuat sesuatu
VII
Intrapersonal (kecerdasan emosi intra-personal)

1. Mengajak anak untuk menceritakan perasaannya

2. Melatih anak untuk belajar mengungkapkan keinginan

3. Mengajak ngobrol anak mengenai cita-cita
VIII
Naturalist (kecerdasan Naturalis)

1. Mengajak anak untuk memelihara tanaman di pot

2. Memelihara binatang

3. Wisata ke hutan, pantai, sungai dan gunung

4. Mengamati bulan, langit dan bintang

Bila anak mempunyai potensi bawaan berbagai kecerdasan dan di stimulasi terus menerus sejak kecil dengan cara yang menyenangkan dan jenis yang bervariasi maka anak kita akan mempunyai kecerdasan yang multipel.


Bookmark and Share

JANGAN LUPA KLIK IKLANNYA YAA..
1 X KLIK SANGAT BERARTI

Anda sedang membaca artikel Stimulasi Perkembangan Motorik dan Kecerdasan Anak. Terimakasih atas kunjungan serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Jika memang bermanfaat, Anda boleh menyebarluaskannya dan jangan lupa untuk menyertakan sumber link dibawah ini:

http://pendidikanjasmani13.blogspot.com/2012/06/stimulasi-perkembangan-motorik-dan.html

0 comments:

Posting Komentar