EnsikloPenjas

Senin, 14 Mei 2012

Pembelajaran Senam Pada Alat KUDA PELANA

Kuda Pelana merupakan nomor yang tersulit dalam senam artistik putra. Walaupun sensasinya kalah jauh dibanding dua alat pertama, namun semua orang sepakat dalam hal kesulitannya. Rangkaian gerakan dalam kuda pelana dirancang dari gerakan-gerakan di mana bagian bawah tubuh membuat gerakan melingkar terus menerus di sekitar badan kuda, baik pada pelananya maupun pada kulitnya (leather). Gerak melingkar ini terdiri dari dua macam, yaitu flank atau double leg circle dan Thomas Flair, sedangkan bermacam-macam gerak yang banyak pada alat ini adalah merupakan variasi dari kedua gerakan tadi, baik ditentukan oleh cara pegangan, arah, atau teknik pergerakan yang berbeda. Alat kuda pelana terbagi menjadi tiga bagian, yaitu ujung kuda-kuda, pommel atau pelana, serta bagian di antara kedua pelana. Dalam peraturan, ketiga bagian kuda pelana ini harus mendapatkan porsi yang sama besar, diantaranya dengan adanya persyaratan khusus (special requirement) yang mengharuskan setiap rangkaian perlu dilakukan di kedua ujung kuda-kuda dan di atas pelana. Ciri utama pergerakan dalam kuda pelana adalah keseimbangan, di samping, tentu saja, kekuatan. Keseimbangan ini ditentukan oleh kerja tangan. Karenanya, dalam alat ini pesenam berhubungan dengan keseimbangan dinamis sebagai alat penjaga pusat berat badan di atas titik tumpu. Dan titik tumpu dalam alat ini adalah tangan, tepatnya satu tangan. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap pergerakan akan melibatkan tumpuan satu tangan, walaupun terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Semakin cepat gerak tangan dalam menerima dan memindahkan berat badan, akan semakin baik hasil pergerakan tersebut. Untuk memulai pembelajaran pada alat ini terlebih dahulu akan diperkenalkan bermacam-macam tumpuan, serta gerakan-gerakan dasarnya.

1. Front Support (Tumpu Depan).
Tangan ditempatkan pada kedua pelana dengan pergelangan tangan tepat di atasnya. Siku terkunci lurus, bahu ditekan sebawah mungkin. Tubuh lurus, kepala tegak dan tungkai, dari paha sampai ujung kaki, diluruskan dengan kaki rapat. Paha bagian depan adalah bagian tubuh yang menyentuh kuda-kuda, di samping kedua tangan yang bertumpu.

2. Rear Support (Tumpu Belakang)
Tumpuan ini adalah kebalikan dari tumpuan front support. Dalam tumpuan ini pesenam membelakangi kuda-kuda dan paha bagian belakang kontak dengan kuda-kuda. Jagalah agar badan tetap lurus, dan tubuh, mulai dari bahu, perut, paha, hingga ujung kaki membentuk garis lurus. (Catatan: Kedua jenis tumpuan di atas dalam kuda pelana di sebut tumpuan samping (side support), karena dengan bertumpu demikian pesenam menghadap ke samping. Side support ini biasanya dibedakan dengan cross support (tumpuan silang) yang dicirikan dengan pelaksanaan tumpuan di ujung kuda-kuda, sehingga pesenam menghadap ke ujung kuda yang lainnya. 

3. Feint Support (Tumpuan Pura-pura) 
Feint secara leterlek berarti pura-pura. Tapi tentunya yang dimaksud di sini dengan feint support tidak bisa diartikan benar-benar sebagai tumpuan pura-pura. Masalahnya, penulis belum menemukan padanan yang cocok untuk menamainya, maka biarlah kita artikan demikian, tanpa harus menyebutnya terlalu sering. Feint Support adalah sikap tumpuan yang merupakan persiapan untuk melakukan gerak flank (double leg circle). Sikapnya secara keseluruhan adalah demikian: Bertumpu dengan kedua tangan pada pelana menghadap ke salah satu ujung kuda-kuda, Kaki dibuka lebar (mengangkang) dan menempatkan berat badan di salah satu tangan. Pada sikap ini, selangkangan menyentuh lengan bawah dari lengan yang bertumpu.


4. Straddle Feint Support (Tumpuan Kangkang)
Tumpuan ini mirip dengan feint support kecuali sementara melakukannya, kaki yang lain harus berada di antara kedua lengan yang bertumpu pada pelana dan menghadap ke depan. Dilihat dari kegunaannya, tumpuan jenis ini sangat sedikit sekali, kecuali sebagai tumpuan perantara sebelum sampai ke posis-posis tumpu depan atau belakang. Namun demikian, dari posisi tumpu ini, jika kaki yang di luar di pindahkan ke belakang, maka akan terjadi posisi kangkang depan yang akan diperlukan guna melakukan gerakan menggunting

5. Single Leg Lift (Angkatan Kaki Tunggal)
Dari posisi tumpu depan, pindahkan berat badan ke tangan kiri, bersamaan dengan mengayunkan kaki kanan ke samping dan ke atas ke arah kanan. Setelah mencapai titik tertinggi, mulai lah pindahkan berat badan ke tangan kanan bersamaan dengan menurunkan kaki kanan tadi dan mengayunkan kaki kanan dan kaki kiri secara bergantian ke arahnya masing-masing. Setiap kali kaki mengayun ke samping, buatlah gerak dorong dari tangan yang bebas dan melepas pegangan pada pelana sesaat. Hal ini dimaksudkan untuk membangun irama ayunan serta membiasakan titik berat badan ditumpu pada salah satu lengan. Mekanikanya: Pastikan bahwa pesenam mengayunkan kakinya ke samping daripada ke depan dengan tetap menjaga pinggulnya supaya tetap paralel dengan poros memanjang dari kuda-kuda. Ketinggian dan keberaturan irama ayunan dapat dicapai dengan membiarkan kaki yang turun mengayun cepat dan menendang kaki yang lain untuk mengayun ke atas. Jadi terdapat saat yang memungkinkan kedua kaki saling bantu memberi tenaga dorong satu sama lain. 

6. Single Leg Cut (Potongan Kaki Tunggal) 
Gerakan ini merupakan kelanjutan gerakan dari single leg lift. Awali gerakan ini dengan ayunan yang tinggi dari single leg lift dari kaki kanan. Pada titik tertinggi ayunan, tekan dan lepaskan pegangan dari tangan kanan dan segera ayunkan kaki kanan memotong di antara tangan dan pelana kemudian pegang kembali (regrasp). Dengan demikian kaki kanan ada di antara kedua tangan. Kemudian ayunkan kaki kiri ke atas dan condongkan badan ke tangan kanan. Kemudian dengan proses yang sama, ayunkan kaki kiri memotong tangan dan pomel. Capailah sikap tumpu belakang. Kemudian lakukan hal yang sama untuk mengembalikan kedua kaki kembali ke sikap atau posisi tumpu depan.  
Mekanikanya: Untuk membuat gerakan ini tinggi dan mengayun cepat, jalur dari gerakan kaki dalam memotong harus menempuh jalur angular dari pada sirkular. Jalur kaki tersebut harus ke atas secara diagonal dari satu sisi kuda-kuda, kemudian turun secara diagonal pula, sehingga membuat garis seperti V terbalik.

7. Single Leg Circle (Putaran Kaki Tunggal)
 Gerakan ini merupakan kelanjutan dari single leg cut. Setelah kaki kanan berhasil melampaui/memotong tangan kanan yang dilepaskan pegangannya, segera pindahkan berat badan ke tangan kanan yang baru saja menangkap kembali pelana, dan angkat tangan kiri dari pelana bersamaan dengan mengayunkan kaki kanan, untuk kembali ke posisi tumpu depan. Jadi gerakan ini adalah gerakan melingkar 1 putaran penuh dari satu kaki. Single Leg Cut ini harus dikuasai dengan baik, sehingga dapat dilakukan beberapa kali berturut-turut. Juga lakukan latihan yang sama untuk kaki kiri. Mekanikanya: Sama seperti single leg cut. Biasakan untuk mempercepat pelepasan dan penangkapan kembali pegangan pada pelana, dan biasakan pula mempercepat pemindahan dari satu tangan ke tangan tumpu lainnya.

8. Front Scissor (Guntingan Depan)
Gerakan menggunting yang sebenarnya dimulai dari single leg circle. Ketika kaki kanan selesai melewati tangan dan pelana sebelah kanan, ayunan kaki diteruskan ke sebelah kiri dibarengi dengan dimulainya ayunan kaki kiri sehingga mengayun bersamaan ke satu sisi (kiri). Pada titik tertinggi dari ayunannya ke sebelah kiri, kaki kiri segera melakukan gerakan memotong ke depan dan kaki kanan memotong ke belakang. Inilah yang disebut gerakan menggunting. Pada saat itu, tangan kirir dilepas dari pelana dan ketika kaki sudah berpindah, tangan tersebut segera menangkap kembali pelana di belakang paha kiri. Mekanikanya: Untuk menampilkan guntingan yang mudah ke sebelah kanan, lengan kanan harus memberikan dorongan yang kuat untuk mengangkat tungkai dan panggul, demikian juga untuk gerakan ke sebelah kiri. Jika titik pusat berat badan berada tepat di atas tangan yang bertumpu selama menggunting, maka tidak ada kekuatan yang dapat dibangun dan gerakan ayunan akan berhenti. Karenanya akan menguntungkan untuk menempatkan panggul jauh dari tangan tumpu, mendekati pelana yang bebas. Sehingga ketika pelana ditangkap kembali, panggul tersebut akan secara otomatis mengayun balik ke arah pelana yang lain untuk melakukan guntingan di sisi yang lain.

9. Back Scissor (Guntingan Belakang) 
Hampir sama dengan front scissor, guntingan ke belakang meliputi dua kaki yang secara bersamaan menampilkan gerakan memotong dalam arah yang berlawanan. Gunting belakang dimulai dalam posisi tumpu depan dengan tungkai mengayun ke sebelah kiri. Kaki kanan memotong melewati tangan kiri di bawah kaki kiri yang masih terangkat. Kaki ini kemudian bergerak ke sebelah kanan bersamaan dengan memindahkan berat badan ke sebelah kiri. Kaki kanan kemudian melewati tangan kanan dan pelana ke arah belakang, bersamaan dengan kaki kiri yang memotong ke depan di bawahnya. Mekanikanya: Adalah tidak mungkin melakukan ayunan pada gunting belakang ini setinggi gunting depan. Karena itu, kecepatan tangan dalam melepaskan pegangan dan menangkapnya kembali menjadi faktor yang sangat penting. Catatan: Untuk memudahkan proses belajar, gerakan ini biasanya dimulai dari posisi tumpu straddle satu kaki. Dari sikap ini kedua kaki diayun bersamaan ke satu arah yang sama, baru mulai melakukan guntingan.

10. Loop Mount (Naik Melingkar)
 Dari berdiri pada salah satu ujung kuda-kuda dengan tangan kiri di atas kuda dan tangan kanan terangkat di samping, lompatlah ke samping melingkari ujung kuda. Pada saat yang bersamaan, tempatkan tangan kanan di samping tangan kiri yang segera melakukan tumpuan dengan kuat dalam posisi tumpu depan pada ujung kuda-kuda. Pada saat ini kaki dan panggul harus diluruskan dan panggul harus tegak lurus dengan poros melintang dari kuda-kuda. Lanjutkan gerakan ini dengan mengayun seluruh berat badan pada lengan kanan, angkat kedua tungkai melewati kedua pelana dan tangan kiri. Kemudian tangkap satu pelana dengan tangan kiri. Posisi akhirnya adalah bertumpu dengan posisi tumpu belakang pada ujung kuda-kuda. Mekanikanya: Meskipun agak sulit menangkap deskripsi gerakan di atas, dapat dikatakan bahwa gerakan dalam loop mount adalah gerakan sirkuler. Dari lompatan hingga posisi tumpu belakang tercapai, bagian atas tubuh dan kaki harus bergerak dalam lingkaran yang sama tapi berbeda arah. Lompatan awal harus menempatkan bahu di atas kuda-kuda, sedangkan kaki jauh dari kuda-kuda

11. Flank Vault (Lompatan Flank)
 Dari posisi berdiri di belakang kuda-kuda dengan kedua tangan memegang kedua pelana, lompat untuk memindahkan pusat berat badan ke atas kuda-kuda. Bahu secara nyata condong ke arah kanan dan kedua kaki bergerak cepat ke arah kiri. Lepaskan pegangan tangan kiri dan bertumpulah sepenuhnya di atas tangan kanan. Pada saat ini tubuh pesenam berada dalam umpuan satu tangan dengan tungkai lurus, ujung kaki lurus dan kaki rapat. Panggul bagian samping adalah bagian tubuh yang terdekat ke kuda-kuda. Kemudian lepaskan pegangan tangan kanan yang menyebabkan tungkai dan badan meluncur ke bawah. Akhiri dalam sikap berdiri di depan kuda-kuda.

12. Half Flank Circle Mount (Naik dengan Setengah Putaran)
 Gerakan ini identik dengan Flank Vault. Bedanya, pada gerakan ini tangan kiri harus segera menangkap kembali pelana dan kaki tidak turun ke lantai, melainkan berakhir dalam posisi tumpu belakang

13. Half Flank Circle from Feint (Flank Setengah Lingkaran dari Feint)
 Awali gerakan ini dari sikap tumpu Feint pada kaki kanan. Kemudian secara cepat dan kuat ayunkan kaki kanan melingkari kuda-kuda sampai bersatu kembali dengan kaki kiri. Selanjutnya kedua kaki ini bersama-sama melewati pelana kiri dan tangan kiri. Kemudian tangkap kembali setelah kedua kaki lewat dan berhenti dalam sikap tumpu belakang.

14. Double Leg Circle (Putaran dua kaki) 
Sama dengan gerakan di atas, bedanya gerakan ini berakhir kembali dalam posisi tumpu depan. Bararti kaki dan tubuh melingkari kuda-kuda sebanyak satu putaran, dan di dalamnya terdapat duka kali pelepasan dan penangkapan kembali pelana dari tangan kiri dan tangan kanan.
Mekanikanya: Lebih cepat tangan kembali menangkap pelana, lebih singkat tubuh ditopang oleh satu tangan dan itu akan memberikan posisi yang lebih stabil. Bahu dan kaki harus terus bergerak dalam arah lingkaran yang berlawanan dan harus selalu berada dalam sisi yang berbeda. Dengan kata lain, ketika kaki berada di depan kuda-kuda, maka kepala harus berada di belakangnya. Jika kaki ke kiri, kepala harus ke kanan. Namun demikian, setiap waktu titik pusat berat badan harus tetap berada di atas pelana






Bookmark and Share

JANGAN LUPA KLIK IKLANNYA YAA..
1 X KLIK SANGAT BERARTI

Anda sedang membaca artikel Pembelajaran Senam Pada Alat KUDA PELANA. Terimakasih atas kunjungan serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Jika memang bermanfaat, Anda boleh menyebarluaskannya dan jangan lupa untuk menyertakan sumber link dibawah ini:

http://pendidikanjasmani13.blogspot.com/2012/05/pembelajaran-senam-pada-alat-kuda.html

0 comments:

Posting Komentar