Definisi Osteoporosis
Osteoporosis adalah kondisi yang dikarakteristikan oleh kehilangan dari kepadatan tulang yang normal, berakibat pada tulang yang mudah patah. Osteoporosis menjurus secara harafiah pada tulang yang keropos secara abnormal yang lebih dapat dimampatkan seperti sepon, daripada padat seperti batu bata. Penyakit dari kerangka ini melemahkan tulang yang menyebabkan peningkatan risiko untuk patah tulang-tulang (bone fracture).
Tulang yang normal tersusun dari protein, collagen, dan kalsium semua darinya memberikan kekuatan pada tulang. Tulang-tulang yang terpengaruh oleh osteoporosis dapat patah dengan luka yang relatif minor yang normalnya tidak akan menyebabkan patah tulang. Patah tulang dapat dalam bentuk patah (seperti patah pinggul), atau kerobohan (seperti pada patah karena tekanan dari vertebrae tulang belakang). Tulang belakang (spine), pinggl-pinggul, dan pergelangan-pergelangan tangan adalah area-area yang umum dari patah-patah tulang dari osteoporosis, meskipun patah-patah tulang yang berhubungan dengan osteoporosis dapat juga terjadi pada hampir segala tulang kerangka.
Gejala-Gejala Osteoporosis
Kondisi osteoporosis dapat hadir tanpa segala gejala-gejala untuk waktu berdekade-dekade, karena osteoporosis tidak menyebabkan gejala-gejala kecuali jika patah tulang. Beberapa patah-patah tulang osteoporosis mungkin luput dari deteksi sampai bertahun-tahun kemudian. Oleh karenanya, pasien-pasien mungkin tidak sadar tentang osteoporosis mereka sampai mereka menderita patah tulang yang menyakitkan. Kemudian gejala-gejala berhubungan dengan lokasi dari patah tulang.
Patah-patah tulang dari tulang belakang (vertebra) dapat menyebabkan nyeri yang sangat yang menyebar kesekeliling dari punggung ke sisi tubuh. Melaui waktu bertahun-tahun, patah-patah tulang belakang yang berulangkali dapat menyebabkan nyeri punggung bagian bawah yang kronis serta kehilangan tinggi atau pembengkokan tulang belakang, yang memberi seseorang penampakan punggung yang bongkok dari punggung bagian atas, seringkali disebut "dowager hump."
Patah-patah tulang pinggul secara khas terjadi sebagai akibat dari kejatuhan. Dengan osteoporosis, kepatahan tulang pinggul dapat terjadi sebagai akibat dari kecelakaan-kecelakaan yang sepele. Kepatahan tulang pinggul mungkin juga sulit untuk sembuh setelah operasi perbaikan karena kwalitas tulang yang buruk.
Faktor-Faktor Yang Menentukan Kekuatan Tulang
Massa tulang (kepadatan tulang) adalah jumlah tulang yang hadir dalam struktur kerangka. Umumnya, lebih tinggi kepadatan tulangnya, lebih kuat tulang-tulangnya. Kepadatan tulang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor genetik, yang pada gilirannya adakalanya dimodifikasi oleh faktor-faktor lingkungan dan obat-obat. Contohnya, laki-laki mempunyai kepadatan tulang yang lebih tinggi daripada wanita-wanita. Orang-orang Amerika keturunan Afrika mempunyai kepadatan tulang yang lebih tinggi daripada oran-orang Amerika keturunan Caucasian (kulit putih) atau Asia.
Normalnya, kepadatan tulang berakumulasi selama masa kanank-kanak dan mencapai puncaknya pada sekitar umur 25 tahun. Kepadatan tulang kemudian dipertahankan untuk kira-kira sepuluh tahun. Setelah umur 35, keduanya laki-laki dan wanita-wanita normalnya akan kehilangan 0.3% sampai 0.5% dari kepadatan tulang mereka per tahun sebagai bagian dari proses penuaan.
Estrogen adalah penting dalam mempertahankan kepadatan tulang pada wanita-wanita. Ketika tingkat-tingkat estrogen jatuh setelah menopause, kehilangan tulang mempercepat. Selama lima sampai sepuluh tahun pertama setelah menopause, wanita-wanita dapat menderita sampai dengan dua hingga empat persen kehilangan kepadatan tulang setiap tahun ! Ini dapat berakibat pada kehilangan 25 sampai 30%dari kepadatan tulang mereka selama periode waktu itu. Kehilangan tulang yang dipercepat setelah menopause adalah penyebab utama dari osteoporosis pada wanita-wanita.
Faktor-Faktor Risiko Untuk Mengembangkan Osteoporosis
Faktor-faktor yang akan meningkatkan risiko mengembangkan osteoporosis adalah:
- Jenis kelamin perempuan;
- Suku bangsa Caucasian atau Asian;
- Kerangka-kerangka tubuh yang tipis dan kecil;
- Sejarah osteoporosis keluarga (contohnya, mempunyai ibu dengan patah tulang pinggul osteoporosis menggandakan risiko patah tulang pinggul anda);
- Sejarah patah tulang pribadi sebagai orang dewasa;
- Merokok sigaret;
- Konsumsi alkohol yang berlebihan;
- Kekurangan latihan/olahraga;
- Diet yang rendah kalsium;
- Nutrisi dan kesehatan umum yang buruk;
- Malabsorption (nutrisi-nutrisi tidak diserap secara benar dari sistim pencernaan) dari kondisi-kondisi seperti celiac sprue;
- Tingkat-tingkat estrogen yang rendah (seperti yang terkadi pada menopause atau dengan pengangkatan secara operasi yang dini dari kedua indung-indung telur);
- Kemoterapi dapat menyebabkan menopause dini yang disebabkan oleh efek-efek racunnya pada indung-indung telur (ovaries);
- Amenorrhea (kehilangan periode mens) pada wanita-wanita muda juga menyebabkan estrogen yang rendah dan osteoporosis; Amenorrhea dapat terjadi pada wanita-wanita yang menjalani latihan yang sangat bertenaga dan pada wanita-wanita dengan lemak tubuh yang sangat rendah (contoh: anorexia nervosa);
- Peradangan kronis yang disebabkan oleh penyakit-penyakit (seperti rheumatoid arthritis dan penyakit-penyakit hati kronis);
- Ketidak mampuan bergerak, seperti setelah stroke, atau dari kondisi apa saja yang mengganggu berjalan;
- Hipertiroidisme, kondisi dimana terlalu banyak hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid (seperti pada penyakit Grave) atau disebabkan oleh pemasukan terlalu banyak obat hormon tiroid;
- Hiperparatiroidisme, kondisi dimana hormon paratiroid berlebihan dihasilkan oleh kelenjar paratiroid (kelenjar kecil yang berlokasi dekat kelenjar tiroid). Normalnya, hormon paratiroid mempertahankan tingkat kalsium darah dengan, pada sebagian, mengeluarkan kalsium dari tulang. Pada hiperparatiroidisme yang tidak dirawat, hormon paratiroid yang berlebihan menyebabkan terlalu banyak kalsium yang dikeluarkan dari tulang, yang dapat menjurs pada osteoporosis;
- Kekurangan Vitamin D. Vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium. Ketika kekurangan vitamin D, tubuh tidak dapat menyerap jumlah-jumlah yang cukup dari kalsium untuk mencegah osteoporosis. Kekurangan vitamin D dapat berakibat dari kekurangan penyerapan vitamin oleh usus seperti yang terjadi pada celiac sprue dan primary biliary cirrhosis;
- Obat-obat tertentu dapat menyebabkan osteoporosis. Ini termasuk penggunaan jangka panjang dari heparin (pengencer darah), obat-obat anti serangan phenytoin (Dilantin) dan phenobarbital, dan pengunaan jangka panjang dari corticosteroids oral (seperti Prednisone).
Mendiagnosa Osteoporosis
X-ray rutin dapat menyingkap osteoporosis tulang, yang tampak jauh lebih tipis dan ringan daripada tulang-tulang normal. Sayangnya, pada saat x-rays dapat mendeteksi osteoporosis, paling sedikit 30% dari tulang telah hilang. Sebagai tambahan, x-rays bukan indikator-indikator yang akurat dari kepadatan tulang. Penampakan tulang pada x-ray seringkali dipengaruhi oleh variasi-variasi dalam derajat paparan dari film x-ray.
The National Osteoporosis Foundation, the American Medical Association, dan organisasi-organisasi medis utama lainnya merekomendasikan dual energy x-ray absorptiometry scan (DXA, sebelumnya dikenal sebagai DEXA) untuk mendiagnosa osteoporosis. DXA mengukur kepadatan tulang pada pinggul dan tulang belakang. Pengujian memakan waktu hanya 5 sampai 15 menit untuk dilakukan, menggunakan sangat sedikit radiasi (kurang dari sepersepuluh sampai seperseratus jumlah yang digunakan pada x-ray dada yang standar), dan cukup tepat.
Kepadatan tulang pasien kemudian dibandingkan pada kepadatan tulang puncak rata-rata dari kaum dewasa muda dari jenis kelamin dan suku bangsa yang sama. Skornya disebut "T score," dan ia menyatakan kepadatan tulang dalam istilah-istilah dari angka penyimpangan standar (standard deviations, SD) dibawah massa tulang puncak kaum dewasa muda.
- Osteoporosis didefinisikan sebagai T score kepadatan tulang dari -2.5 SD atau dibawahnya.
- Osteopenia (antara normal dan osteoporosis) didefinisikan sebagai T score kepadatan tulang antara -1 dan -2.5 SD.
Yang Harus Mempunyai Pengujian Kepadatan Tulang
Petunjuk-petunjuk dari The National Osteoporosis Foundation menyatakan bahwa ada beberapa kelompok-kelompok dari orang-orang yang harus mempertimbangkan pengujian DXA:
- Semua wanita-wanita postmenopause dibawah umur 65 tahun yang mempunyai faktor-faktor risiko untuk osteoporosis;
- Semua wanita-wanita yang berumur 65 tahun dan lebih tua;
- Wanita-wanita postmenopause dengan patah-patah tulang, meskipun ini bukan wajib karena perawatan mungkin dimulai tanpa memperdulikan kepadatan tulang;
- Wanita-wanita dengan kondisi-kondisi medis yang berhubungan dengan osteoporosis. Penyakit-penyakit ini berjumlah lebih dari 50. Dokter perawatan utama dapat menyaring daftar penyakit-penyakit medis pasien untuk membuktikan bahwa salah satu dari kondisi-kondisi ini tidak hadir;
- Wanita-wanita yang keputusan untuk menggunakan obat mungkin dibantu oleh pengujian kepadatan tulang.
Petunjuk-petunjuk dari The National Osteoporosis Foundation menyatakan bahwa pengujian kepadatan tulang tidak perlu dilakukan jika seorang pasien mempunyai patah tulang osteoporosis yang telah diketahui karena kondisinya akan dirawat dengan atau tanpa hasil-hasil kepadatan tulang. Sebagai tambahan, pengujian kepadatan tulang adalah tidak tepat jika seseorang yang menjalani tes tidak bersedia untuk mengambil perawatan apa saja yang berdasarkan pada hasil-hasil. Oleh karenanya, jika pengujian kepadatan tulang dilakukan, ia harus dilakukan pada orang-orang yang bersedia mengambil beberapa aksi spesifik berdasarkan pada hasil-hasil.
Merawat Dan Mencegah Osteoporosis
Tujuan dari perawatan osteoporosis adalah pencegahan patah-patah tulang dengan menghentikan kehilangan tulang dan dengan meningkatkan kepadatan dan kekuatan tulang. Meskipun deteksi awal dan perawatan tepat waktu dari osteoporosis dapat pada hakekatnya mengurangi risiko patah tulang masa depan, tidak satupun dari perawtan-perawatan yang tersedia untuk osteoporosis adalah penyembuhan-penyembuhan sepenuhnya. Dengan kata-kata lain, adalah sulit untuk sepenuhnya membangun kembali tulang yang telah diperlemah oleh osteoporosis. Oleh karenanya, pencegahan dari osteoporosis adalah sama pentingnya seperti perawatan. Tindakan-tindakan perawatan dan pencegahan osteoporosis adalah:
- Perubahan-perubahan gaya hidup termasuk menghentikan merokok sigaret, membatasi pemasukan alkohol, latihan secara teratur, dan mengkonsumsi diet yang seimbang dengan kalsium dan vitamin D yang cukup;
- Obat-obat yang menghentikan kehilangan tulang dan meningkatkan kekuatan tulang, seperti alendronate (Fosamax), risedronate (Actonel), raloxifene (Evista), ibandronate (Boniva), calcitonin (Calcimar), dan zoledronate (Reclast);
- Obat-obat yang meningkatkan pembentukan tulang seperti teriparatide (Forteo).
Perubahan-Perubahan Gaya Hidup
Latihan, menghentikan sigaret, dan membatasi alkohol
Latihan mempunyai keragaman yang lebar dari efek-efek kesehatan yang menguntungkan. Bagaimanapun, latihan tidak membawa peningkatan-peningkatan yang substansial pada kepadatan tulang. Manfaat dari latihan untuk osteoporosis kebanyakan berhubungan dengan pengurangan risiko jatuh, kemungkinan karena keseimbangan diperbaiki dan/atau kekuatan otot ditingkatkan. Penelitian masih belum menentukan tipe latihan yang mana adalah yang terbaik untuk osteoporosis atau untuk berapa lama. Sampai penelitian telah menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kebanyakan dokter-dokter merekomendasikan latihan yang mengangkat berat, seperti berjalan, lebih disukai setiap hari.
Satu kata dari perhatian tentang latihan: adalah penting untuk menghindari latihan-latihan yang dapat melukai tulang-tulang yang telah melemah. Pada pasien-pasien diatas umur 40 tahun dan mereka yang dengan penyakit jantung, kegemukan, diabetes mellitus, dan tekanan darah tinggi, latihan harus diresepkan dan domonitor oleh dokter-dokter mereka. Akhirnya, tingkat-tingkat latihan yang ekstrem (seperti lari marathon) mungkin adalah tidak sehat untuk tulang-tulang. Lari marathon pada wanita-wanita muda yang menjurus pada kehilangan berat badan dan kehilangan periode-periode mens dapat sebenarnya menyebabkan osteoporosis.
Merokok satu pak sigaret per hari sepanjang kehidupan dewasanya dapat menjurus pada kehilangan 5% sampai 10% dari massa tulang. Merokok sigaret-sigaret mengurangi tingkat-tingkat estrogen dan dapat menjurus pada kehilangan tulang pada wanita-wanita sebelum menopause. Merokok sigaret-sigaret dapat juga menjurus pada menopause yang lebih awal. Pada wanita-wanita postmenopause, merokok dihubungkan dengan peningkatan risiko osteoporosis. Data pada efek dari konsumsi yang teratur dari alkohol dan kafein pada osteoporosis adalah tidak sejelas seperti dengan latihan dan sigaret-sigaret. Faktanya, penelitian menyangkut alkohol dan kafein sebagai faktor-faktor risiko untuk osteoporosis menunjukan hasil-hasil yang bervariasi lebar, dan adalah kontroversial. Tentu, efek-efek ini tidak sekuat seperti faktor-faktor lain. Meskipun demikian, pengereman dari keduanya alkohol dan kafein adalah bijaksana.
Terapi Hormon (Terapi Hormon Menopause)
Terapi hormon menopause (sebelumnya dirujuk sebagai terapi penggantian hormon atau hormone replacement therapy atau HRT) telah ditunjukan mencegah kehilangan tulang, meningkatkan kepadatan tulang, dan mencegah patah-patah tulang. Ia bermanfaat dalam pencegahan osteoporosis pada wanita-wanita postmenopause. Estrogen tersedia secara oral (Premarin, Estrace, Estratest, dll) atau sebagai plester kulit (Estraderm, Vivelle, dan lain-lain).
Estrogen juga tersedia dalam kombinasi dengan progesterone sebagai pil-pil dan plester-plester. Progesterone secara rutin diberikan bersama dengan estrogen untuk mencegah kanker kandungan yang mungkin berakibat dari penggunaan estrogen saja. Wanita-wanita yang telah mendapatkan hysterectomy (pengangkatan kandungan secara operasi) boleh meminum estrogen saja. Estrogen yang diberikan melalui hidung dan pil-pil kombinasi berdosis lebih rendah dari estrogen dan progesterone juga sedang dipelajari. Bagaimanapun, karena efek-efek dari terapi hormon menopause yang kurang baik, seperti risiko-risiko yang meningkat dari serangan jantung, stroke, bekuan-bekuan darah pada vena-vena, dan kanker payudara; terapi hormon menopause tidak lagi direkomendasikan untuk penggunaan jangka panjang pada terapi osteoporosis. Agaknya, terapi hormon menopause digunakan jangka pendek untuk membebaskan rasa-rasa panas (hot flashes) menopause.
Setiap wanita perlu untuk mendapatkan diskusi perorangan menyangkut penggantian estrogen dengan dokternya karena setiap wanita akan mempunyai keseimbangan yang berbeda dari risiko dan manfaat yang diharapkan dari terapi hormon.
Anda sedang membaca artikel Osteoporosis. Terimakasih atas kunjungan serta kesediaan Anda membaca artikel ini.
Jika memang bermanfaat, Anda boleh menyebarluaskannya dan jangan lupa untuk menyertakan sumber link dibawah ini:
0 comments:
Posting Komentar