EnsikloPenjas

Senin, 07 Mei 2012

Nomor Jalan dan Lari Atletik

Nomor Jalan dan Lari


Tujuan utama dari jalan dan lari adalah menempuh suatu jarak tertentu (lari tanpa rintangan atau dengan rintangan denga waktu yang secepat mungkin. Kecepatan lari ditentukan oleh panjang langkah dan frekuensi langkah dapat dirumuskan sebagai berikut :

Kecepatan lari = panjang langkah x frekuensi langkah
  
Panjang Langkah (Strie Length)

Setiap panjang langkah pelari merupakah hasil penjumalahan tiga jarak, yaitu :
    • Jarak tolakan kaki, yaitu jarak horizontal antara kaki yang menolak dengan titik berat badan pelari
    • Jarak melayang di udara, yaitu jarak horizontal yang dicapai oleh pelari dengan pemindahan titik berat badan selama berada di udara
    • Jarak pendaratan, yaitu jarak horizontal yang dicapai oleh pelari antara titik badan dengan kaki yang mendarat. 
Cara mengukur panjang langkah tersebut, ikuti petunjuk langkah berikut ini :
  1. Langkah pertama adalah melakukan pengukuran panjang langkah atlet yang akan dilatih, yaitu atletmelakukan lari cepat 25 meter di atas lintasan yang dapat diperhatikan bekas tolakan kaki setiap langkahnya (Foot print). Kemudian ukur rata-rata panjang langkahnya dengan meteran.
  2. Langkah kedua tentukan spesialisasi jarak lari cepat dari atlet itu
  3. Langkah ketiga observasi kekuatan otot-otot tungkai dan kekuatan sendi pergelangan kaki (ankle strength)
  4. Langkah keempat mengukur fleksibilitas sendi panggul dan sendi pergelangan kaki
  5. Langkah kelima fungsikan sistemn tuas pada kedua tungkai pelari.
  Frequensi Langkah (Stride Frequensy)
 
Frekuensi langkah merupakan perbandingan antara banyaknya kaki kontak dengan tanah dengan kaki melayang di udara. Sehubungan dengan langkah ini kita akan mengenal istilah setengah langkah yaitu jarak sentuhan kaki kiri dan kaki kanan. Sedangkan yang dimaksud satu langkah adalah jarak antara sentuhan kaki kiri dan kaki kiri, tau kaki kanan dan kaki kanan.
  1. Nomor Lompat
Tujuan nomor lompat adalah memindahkan jarak horizontal titik berat badan pelompat sejauh mungkin (lompat jauh, jangkit) dan memindahkan jarak vertikal titik berat badan setinggi mungkin (lompat tinggi dan galah)

  1. Teknik Lompat Jauh
Untuk tujuan analisis gerakan pada lompat jauh harus dipertimbangkan secara konsisten empat fase, yaitu awalan (run up), tolakan kaki (toke off), melayang di udara (flight), dan pendaratan (landing).

    1. Awalan (run up)
Tujuan awalan dalam lompat jauh adalah untuk mendapatkan posisi optimal atlet untuk melakukan tolakan kaki (take off) dengan kecepatan lari dan menolak secara terkontrol

    1. Tolakan kaki (take off)
Tujuan tolakan kaki (take off) adalah untuk memperoleh kecepatan vertikal (mengangkat titik berat badan) denganc ara memanfaatkan kecepatan horizontal sedemikian rupa dengan kaki tolak mengerahkan gaya yang sangat besar.

    1. Melayang di udara (flight)
Fase berikutnya setelah melakukan tolakan kaki, yaitu badan berada di udara. Gerakan apapun yang dilakukan oleh dipelompat setelah berada di udara tidak akan meningkatkan titik berat badannya. Oleh karena itu, usaha yang harus dilakukan adalah mempertahankan selama mungkin di udara dengan melakukan gerakan-gerakan tungkai atau lengan agar memperoleh sikap pendaratan yang paling efektif.

  1. Teknik Lompat Jangkit (Triple Jump)
Di dalam lompat jungkit sebenarnya terjadi tiga kali tolakan, tiga kali melayang di udara, dan tiga kali pendaratan. Jarak lompatan di ukur dari kumulatif ketiga gerakan lompat jangkit tersebut (hot-step-jump)

  1. Lompat Tinggi (High Jump)
Tujuan lompat tinggi adalah melompat setinggi-tingginya dengan cara melewati palang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

  1. Lompat Tinggin Galah (Pole Vault)
Untuk menganalisis ketinggian yang dicapai si pelompat galah ditentukan oleh empat bagian secara terpadu yaitu :
    • Ketinggian titik berat badan pelompat galah pada saat menolak (take off) disebut H1
    • Ketinggian titikberat badan setelah ketinggian agalah disebut H2
    • Ketinggian titik berat badan setelah tangan lepas dari galah disebut H3
    • Perbedaan ketinggian melewati palang dengan ketinggian maksimal titik berat badan.
  1. Nomor Lempar
Tujuan utama dalam nomor lempar adalah melempar atau menolak dengan jarak yang sejauh-jauhnya. Untuk menunjang pencapaian lemparan dan tolakan sejauh-jauhnya. Untuk menunjang pencapaian lemparan dan tolakan sejauh-jauhnya harus diperhatikan dan diaplikasikan hukum – hukum fisika (diomekanika dan mekai) serta peraturan yang berlaku secara internasional dalam nomor lempar atau ditolak ini.
Urutan gerak pada nomor lempar / tolak ada empat tahapan gerak jika diurut berdasarkan tingkat pentingnya, yaitu sebagai berikut :
    • Tahap utama atau main phase (gerak utama pada pelepasan peluru, cakram, lembing, martil). Sebaliknya tahapan ini diberikan paling awal pada siswa atau atlet. Dengan tujuan agar mereka merasakan tahapan utama dari semua bentuk lemparan atau tolakan.
    • Tahap awalan atau wind-up phase. Pada tahap ini biasanya atletmenambah awalan atau momentum gerak. Tahap ini diberikan setelah tahap utama diberikan. Pelaksanaannya mula-mula tahapan awalan dilanjutkan tahap uatama gerak lemparan atau tolak. Dengan menambah gerak awal an prestasi atau hasil lemparan smakin jauh.
    • Tahap persiapan (preparation phase). Pada tahap ini, posisi tubuh dalam keadaan siap untuk melakukan gerakan tahap awalan, dan tahap utama
    • Tahap recovery. Dalam tahap ini posisi tubuh dalam keadaan rileks dan siap melakukan tahap persiapan.




Modul lainnya yang sama KLIK disini!!

Bookmark and Share

JANGAN LUPA KLIK IKLANNYA YAA..
1 X KLIK SANGAT BERARTI

Anda sedang membaca artikel Nomor Jalan dan Lari Atletik. Terimakasih atas kunjungan serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Jika memang bermanfaat, Anda boleh menyebarluaskannya dan jangan lupa untuk menyertakan sumber link dibawah ini:

http://pendidikanjasmani13.blogspot.com/2012/05/nomor-jalan-dan-lari-atletik.html

0 comments:

Posting Komentar