EnsikloPenjas

Senin, 07 Mei 2012

Makalah Mencontek dan Cara Mengatasinya

BAB II
KAJIAN TEORI
A.           Pengertian Menyontek

Menyontek menurut Wikipedia Encyclopedia sebagai suatu tindakan tidak jujur yang dilakukan secara sadar untuk menciptakan keuntungan yang mengabaikan prinsip keadilan. Ini mengindikasikan bahwa telah terjadi pelanggaran aturan main yang ada. Widiawan-seorang pemerhati pendidikan di Universitas Petra Surabaya-menyetujui pengertian menyontek atau menjiplak atau ngepek (cheating) menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan W.J.S. Purwadarminta yang dipertegas lagi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikeluarkan Depdikbud sebagai suatu kegiatan mencontoh/meniru/mengutip tulisan, pekerjaan orang lain sebagaimana aslinya.
Bahkan dia menambahkan pengertian menyontek dari bahasa Inggrisnya cheat, diartikan sebagai act in a dishonest way to win an advantage or profit dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English karangan A.S. Hornby. Artinya suatu tindakan yang tidak jujur untuk meraih keuntungan tertentu.
Abdullah Alhadza-Rektor Universitas Muhamadyah Kendari menyetujui pendapat dari Bower (1964) yang mendefinisikan cheating sebagai “manifestation of using illigitimate means to achieve a legitimate end (achieve academic success or avoid academic failure),” maksudnya cheating adalah perbuatan yang menggunakan cara-cara yang tidak sah untuk tujuan yang sah/terhormat yaitu mendapatkan keberhasilan akademis atau menghindari kegagalan akademis.
Bower ini juga senada dengan Deighton (1971) yang menyatakan “Cheating is attempt an individuas makes to attain success by unfair methods.” Maksudnya, menyontek adalah upaya yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan keberhasilan dengan cara-cara yang tidak jujur. Dalam konteks pendidikan atau sekolah, beberapa perbuatan yang termasuk dalam kategori menyontek antara lain adalah meniru pekerjaan teman, bertanya langsung pada teman ketika sedang mengerjakan tes/ujian, membawa catatan pada kertas, pada anggota badan atau pada pakaian masuk ke ruang ujian, menerima dropping jawaban dari pihak luar, mencari bocoran soal, arisan (saling tukar) mengerjakan tugas dengan teman, menyuruh atau meminta bantuan orang lain dalam menyelesaikan tugas ujian di kelas atau tugas penulisan paper dan take home test. Bahkan dalam Ujian Nasional (UN) yang barusan diadakanpun telah berkembang melalui teknologi tinggi semisal handphone dengan memakai jaringan GSM, ataupun Bluetooth.
Berdasarkan uraian di atas maka yang dimaksud dengan cheating dalam tulisan ini adalah segala perbuatan atau trik-trik yang tidak jujur, perilaku tidak terpuji atau perbuatan curang yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai keberhasilan dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik terutama yang terkait dengan evaluasi/ujian hasil dengan mengabaikan aturan dan kesepakatan yang ada. Menyontek bisa terjadi apabila seseorang berada dalam kondisi underpressure, atau apabila dorongan atau harapan untuk berprestasi jauh lebih besar dari pada potensi yang dimiliki.
Menyikapi persoalan cheating sebagai suatu perilaku. Perilaku cheating banyak diakibatkan oleh pengaruh kelompok dimana orang cenderung berani melakukan karena melihat orang lain di kelompoknya juga melakukan. Apabila kecenderungan ini berlangsung secara terus-menerus, maka menyontek akan menjadi kebiasaan seseorang, yang akan ditransfer tidak hanya pada kegiatan sekolah lainnya tetapi kepada kegiatan kemasyarakatan pada umumnya berdasarkan prinsip transfer of learning. Pada akhirnya, menyontek akan menimbulkan kehancuran di masa mendatang.

B.             Kategori Menyontek
Pada dasarnya menyontek dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu mencontek dengan usaha sendiri dengan membuka buku catatan atau membuat berbagai catatan kecil yang ditulis di tangan atau di tempat lain yang dianggap aman. Bagian yang kedua yaitu dengan meminta bantuan teman. Misalnya dengan meniru jawaban dari teman atau dengan berkompromi menggunakan berbagai macam kode tertentu.
Dalam makalah yang ditulis Alhadza (2004) yang termasuk dalam kategori menyontek antara lain adalah meniru pekerjaan teman, bertanya langsung pada teman ketika sedang mengerjakan tes/ujian, membawa catatan pada kertas, pada anggota badan atau pada pakaian masuk ke ruang ujian, menerima dropping jawaban dari pihak luar, mencari bocoran soal, arisan (saling tukar) mengerjakan tugas dengan teman, menyuruh atau meminta bantuan orang lain dalam menyelesaikan tugas ujian di kelas atau tugas penulisan paper dan take home test.

C.    Tinjauan Psikologi Tentang Menyontek
Menurut, Dien F. Iqbal, dosen Fakultas Psikologi UNPAD, seperti yang dikutip Rakasiwi (2007) orang menyontek disebabkan faktor dari dalam dan di luar dirinya. Dalam ilmu psikologi, ada yang disebut konsep diri dan harga diri. Konsep diri merupakan gambaran apa yang orang-orang bayangkan, nilai dan rasakan tentang dirinya sendiri. Misalnya, anggapan bahwa, "Saya adalah orang pintar". Anggapan itu lalu akan memunculkan kompenen afektif yang disebut harga diri. Namun, anggapan seperti itu bisa runtuh, terutama saat berhadapan dengan lingkungan di luar pribadinya. Di mana sebagai kelompok, maka harus sepenanggungan dan senasib. Senang bersama, duka mesti dibagi.
Menurut Bandura (dalam Vegawati, Oki dan Noviani, 2004), fungsi psikologis merupakan hubungan timbal balik yang interdependen dan berlangsung terus menerus antara faktor individu, tingkah laku, dan lingkungan. Dalam hal ini, faktor penentu tingkah laku internal (a.l., keyakinan dan harapan), serta faktor penentu eksternal (a.l., "hadiah" dan "hukuman") merupakan bagian dari sistem pengaruh yang saling berinteraksi. Proses interaksi yang terjadi dalam individu terdiri dari empat proses, yaitu atensi, retensi, reproduksi motorik, dan motivasi.
Menurut Vegawati, Oki dan Noviani, (2004), Pada saat dorongan tingkah laku mencontek muncul, terjadilah proses atensi, yaitu muncul ketertarikan terhadap dorongan karena adanya harapan mengenai hasil yang akan dicapai jika ia mencontek. Pada proses retensi, faktor-faktor yang memberikan atensi terhadap stimulus perilaku mencontek itu menjadi sebuah informasi baru atau digunakan untuk mengingat kembali pengetahuan maupun pengalaman mengenai perilaku mencontek, baik secara maya (imaginary) maupun nyata (visual).
Proses selanjutnya adalah reproduksi motorik, yaitu memanfaatkan pengetahuan dan pengalamannya mengenai perilaku mencontek untuk memprediksi sejauh mana kemampuan maupun kecakapannya dalam melakukan tingkah laku mencontek tersebut. Dalam hal ini, ia juga mempertimbangkan konsekuensi apa yang akan ia dapatkan jika perilaku tersebut muncul. Dalam proses ini, terjadi mediasi dan regulasi kognitif, di mana kognisi berperan dalam mengukur kemungkinan-kemungkinan konsekuensi apa yang akan diterimanya bila ia mencontek. untuk Makalah Mencontek dan Cara Mengatasinya yang lebih lengkap download disini!



Makalah Lainnya KLIK disini!!

Bookmark and Share

JANGAN LUPA KLIK IKLANNYA YAA..
1 X KLIK SANGAT BERARTI

Anda sedang membaca artikel Makalah Mencontek dan Cara Mengatasinya. Terimakasih atas kunjungan serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Jika memang bermanfaat, Anda boleh menyebarluaskannya dan jangan lupa untuk menyertakan sumber link dibawah ini:

http://pendidikanjasmani13.blogspot.com/2012/05/makalah-mencontek-dan-cara-mengatasinya.html

0 comments:

Posting Komentar