Kriteria dalam Tes
- Validitas Tes
Validitas merujuk pada sejauh mana suatu alat ukur
mengukur apa yang ingin diukur, atau dengan kata lain, apakah suatu alat ukur
sesuai untuk mengukur apa yang hendak diukur.
Selain hal tersebut, validitas juga memiliki makna kecermatan, yakni
menggambarkan data atau informasi yang diperoleh sedetail mungkin. (tes dan Pengukuran,Ali maksum)
Ada Tiga Jenis Validitas
Validitas Isi
Merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian
terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional
judgement. Pertanyaan yang dicari jawabannya dalam validasi ini adalah
“sejauh mana aitem-aitem dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi (dengan
catatan tidak keluar dari batasan tujuan ukur) objek yang hendak diukur” atau
“sejauhmana isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur”.
Validitas Konstrak
Adalah tipe validitas yang menunjukkan sejauh mana tes
mengungkap suatu traitatau konstrak teoritik yang hendak diukurnya
(Allen & Yen, 1979). Pengujian validitas konstrak merupakan proses yang
terus berlanjut sejalan dengan perkembangan konsep mengenai trait yang
diukur. Hasil estimasi validitas konstrak tidak dinyatakan dalam bentuk suatu
koefisien validitas.
Validitas Berdasar Kriteria (kriterium)
Menghendaki
tersedianya kriteria eksternal yang dapat dijadikan dasar pengujian skor tes. Suatu kriteria adalah variabel perilaku yang akan diprediksikan oleh skor
tes atau berupa suatu ukuran lain yang relevan. Untuk melihat tingginya
validitas berdasar kriteria dilakukan komputasi korelasi antara skor tes dengan
skor kriteria. Koefisien ini merupakan koefisien validitas bagi tes yang
bersangkutan, yaitu rxy, dimana X melambangkan skor tes dan Y
melambangkan skor kriteria.
- Reliabilitas Tes
Reliabilitas merujuk pada konsistensi skor yang
dicapai oleh orang yang sama ketika mereka diuji-ulang dengan tes yang sama
pada kesempatan yang berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir ekuivalen (equivalent
items) yang berbeda, atau di bawah kondisi pengujian yang berbeda.
Ada Lima Jenis Reliabilitas
a. Reliabilitas Tes
Retes
Metode paling jelas untuk menemukan reliabilitas skor tes
adalah dengan mengulang tes yang sama pada kesempatan kedua. Reliabilitas tes
ulang menunjukkan sejauh mana skor pada tes dapat digeneralisasikan untuk
berbagai kesempatan yang berbeda; makin tinggi reliabilitasnya, makin rentanlah
skor terhadap perubahan sehari-hari yang acak dalam kondisi peserta tes atau
lingkungan testing.
b. Reliabilitas Bentuk Alternatif
Satu cara untuk menghindari kesulitan yang ditemukan
dalam reliabilitas tes dan tes ulang adalah melalui penggunaan bentuk-bentuk
tes lainnya. Dengan demikian, orang yang sama bisa ditest dengan satu bentuk
pada kesempatan pertama dan dengan bentuk lainnya yang ekuivalen pada
kesempatan kedua. Korelasi antara skor-skor yang didapatkan pada dua bentuk itu
merupakan koefisien reliabilitas tes. Perlu dicatat bahwa koefisien
reliabilitas semacam itu adalah ukuran stabilitas temporal dan konsistensi
respons terhadap berbagai butir soal contoh (atau bentuk-bentuk tes).
c. Reliabilitas Belah Separuh (Split-Half Reliability)
Dengan cara ini, dua
skor didapatkan untuk setiap orang dengan membagi tes menjadi paruhan-paruhan
yang ekuivalen. Jenis reliabilitas ini kadangkala
disebut koefisien konsistensi internal, karena hanya dibutuhkan penyelenggaraan
tunggal atas satu bentuk tes saja.
Untuk mendapatkan reliabilitas belah-separuh, masalah
pertamanya adalah bagaimana membagi tes dalam rangka mendapatkan
paruhan-paruhan yang paling ekuivalen.
d. Reliabilitas Kuder-Richardson dan Koefisien
Alpha
Metode ini didasarkan pada konsistensi respons terhadap
semua butir soal dalam tes. Konsistensi antar soal ini dipengaruhi oleh dua
sumber varians kesalahan, yaitu :
1.
Pencuplikan isi (sebagaimana dalam
bentuk alternatif dan reliabilitas belah separuh).
2.
Heterogenitas dari domain yang
disampelkan. Semakin homogen domainnya, semakin tinggilah konsistensi antar
soal.
e. Reliabilitas Pemberi Skor
Reliabilitas pemberi skor dapat ditentukan dengan
memiliki sampel lembaran tes yang diskor secara terpisah oleh dua penguji.
Dengan demikian dua skor yang didapatkan oleh masing-masing peserta tes ini
kemudian dikorelasikan dengan cara biasa, dan koefisien korelasi yang
dihasilkannya adalah ukuran reliabilitas pemberi skor. Jenis reliabilitas ini
umumnya dihitung ketika instrumen-instrumen yang diskor secara subjektif
digunakan dalam riset.
- Objektivitas Tes
Sebuah tes dikatakan objektif apabila dilaksanakan dengan
tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhinya, terutama terkait dengan
skoring yang dilakukan. dengan kata lain dapat diartikan bahwa objektivitas
terkait dengan tingkat kesesuaian antar penilai.
Ada Satu Jenis Objektivitas
Rater Reliability
Jika penilai yang satu dengan yang lain (rater reliability) memberikan
angka yang relatif sama, maka tes tersebut dianggap objektif. Ini dapat
dilakukan dengan cara dua orang penilai (tester) diminta melakukan penilaian
terhadap seluruh peserta tes (testee). Kemudian hasil penilaian tester di
korelasikan. Semakin tinggi koifisien korelasi maka semakin objektif suatu tes.
- Normatif Tes
Setiap survei selalu mengumpulkan data mentah dari sekumpulan orang. Tetapi
bagaimana Anda menentukan apa sebenarnya dihasilkan dari data tersebut?
Interpretasi atas skor tes seseorang memiliki arti jika dibandingkan dengan
sebuah nilai kelompok yang lebih besar, dikenal dengan nama normatif
population. Norma adalah satu set skor tes yang
memberikan benchmark atas perbandingan ini. Contoh, banyak tes IQ memiliki
nilai rata-rata 100; berdasarkan hal ini, memungkinkan untuk menentukan apakah
seseorang berada di atas atau di bawah rata-rata. Untuk membangun norma, alat
ukur tersebut harus diuji cobakan pada sampel yang sesuai dengan tujuan alat
ukur tersebut. Tidak hanya jumlah sampelnya tapi pemilihan sampel juga harus
dilakukan dengan hati-hati, termasuk gender, umur, etnis, dan geografi. Sebagai
contoh, sebuah alat ukur yang mengukur sales profile, maka sebaiknya diujicobakan
ke orang-orang sales dan bukan ke anak sekolah.
Anda sedang membaca artikel Perbedaan dan Persamaan Validitas, Reliabilitas dan Objektivitas dalam Tes dan Pengukuran Olahraga. Terimakasih atas kunjungan serta kesediaan Anda membaca artikel ini.
Jika memang bermanfaat, Anda boleh menyebarluaskannya dan jangan lupa untuk menyertakan sumber link dibawah ini:
0 comments:
Posting Komentar