Rancangan
dasar dari Spektrum adalah bahwa mengajar dikuasai oleh proses tunggal
terpadu: pembuatan keputusan. Setiap tindakan dari kegiatan mengajar yang
direncanakan adalah konsekuensi dari keputusan sebelumnya. Pembuatan keputusan
merupakan perilaku utama yang menguasai semua perilaku yang mengikuti:
bagaimana mengatur peserta didik; bagaimana mengatur pelajaran; bagaimana
mengelola waktu, tempat, dan peralatan; bagaimana berinteraksi dengan peserta
didik; bagaimana memilih kata dalam berbicara; bagaimana membangun suasana
sosial-afektif dikelas; dan bagaimana menciptakan dan melakukan hubungan
kognitif dengan peserta didik. Semua ini merupakan perilaku sekunder, semua
berasal dari keputusan yang diketahui sebelumnya, dan semua yang dikuasai oleh
keputusan-keputusan yang telah diketahui itu.
Uraian
gaya mengajar menurut Moska Mostton menggambarkan bahwa setiap gaya mengajar
terdapat tujuan dan hakikat yang mendasarinya. Hakikat setiap gaya
mengidentifikasikan bahwa penerapan pada gaya yang diberikan sangatlah fleksibel
terhadap rintangan yang harus dilalui oleh setiap gaya. Hakikat tersebut
memberikan gambaran yang jelas pada setiap gaya. Pengurangan yang terjadi akan
menghilangkan pelaksanaan gaya tersebut yang pada akhirnya mempengaruhi
pencapaian tujuan. Selain itu, perilaku waspada, yaitu perilaku yang wajar pada
setiap struktur gaya akan menjamin pencapaian tujuan kegiatan belajar mengajar.
Ketika guru menjadi ahli menggunakan setiap gaya tersebut, dia akan lebih
fleksibel dan mampu mengubah gaya tersebut, sehingga mencapai lebih banyak
tujuan dan mendapatkan lebih banyak siswa yang berhasil.
Gaya A: Komando (Command).
Tujuan
dari gaya ini adalah untuk mempelajari cara mengerjakan tugas dengan benar dan
dalam waktu yang singkat, mengikuti semua keputusan yang dibuat oleh guru.
Dalam model ini semua aktivitas pembelajaran, keterlaksanaannya hanya dan
sangat tergantung pada guru. Dapat dikatakan peserta didik ’akan
bergerak’ hanya bila gurunya memerintahkannya untuk bergerak. Situasi
demikian menyebabkan peserta didik pasif dan tidak diperkenankan
berinisiatif. Akibatnya peserta didik tidak mampu mengembangkan
kreativitas, khususnya kreativitas dalam bergerak. Hakikat: respon langsung
terhadap stimulus. Penampilan harus akurat dan cepat. Model sebelumnya direplikasi.
Gaya B: Latihan (Practice).
Gaya
ini memberikan siswa untuk berlatih secara individu dan mandiri, serta
menyediakan guru waktu untuk memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa
secara individu dan pribadi. Peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru. Dalam model tugas, guru mendelegasikan sebagian kewenangannya pada
peserta didik. Guru memberikan tugas belajar gerak, idealnya secara
tertulis berupa kartu tugas, peserta didik diberi kesempatan dan kewenangan
untuk menentukan sendiri kecepatan dan kemajuan belajarnya.
Gaya C Timbal Balik (Resiprocal)
Pada
gaya ini, siswa bekerja dengan temannya dan memberikan umpan balik kepada
temannya itu, berdasarkan criteria yang ditentukan oleh guru. Hakikat: siswa
bekerja sama dengan teman; menerima umpat balik langsung; mengikuti kriteria
yang dirancang guru; dan mengembangkan umpan balik dan keterampilan
bersosialisasi.
Gaya D: Evaluasi Diri (Shelfcheck).
Tujuan
dari gaya ini adalah untuk memahami cara mengerjakan tugas dan memeriksa atau
mengevaluasi pekerjaan sendiri. peserta didik mengukur sendiri kinerjanya berdasar
kriteria gerak yang diberikan. Hakikat: Siswa mengerjakan tugas secara individu
dan mandiri, memberikan umpan balik untuk dirinya sendiri dengan menggunakan
kriteria yang dikembangkan oleh guru.
Gaya E: Inklusi (Inclusion).
Tujuan
dari gaya ini adalah untuk memahami cara memilih tugas atau kegiatan yang bisa
ditampilkan dan memberikan tantangan untuk mengevaluaisi pekerjaan sendiri.
Dalam hal ini penentuan tingkat kemampuan ditentukan sendiri oleh peserta didik
yang bersangkutan. Mengingat beragamnya tingkat kemampuan peserta didik
dan sebagai konsekuensi dari pemberian kebebasan bagi peserta didik untuk
menentukan sendiri di tahap kesulitan mana dia akan belajar, maka pelaksanaan
model ini memerlukan kelengkapan dan kecukupan sarana dan prasarana.
Hakikat: Tugas yang sama dirancang menggunakan level kesulitan yang berbeda.
Siswa menentukan level terendah tugas mereka dan berlanjut pada level
berikutnya.
Gaya F: Penemuan Terpandu (Guided Discovery).
Tujuan
dari gaya ini adalah untuk menemukan konsep dengan menjawab serangkaian
pertanyaan yang diajukan oleh guru. Hakikat: dengan menanyakan serangkaian
pertanyaan dengan spesifik, secara sistematik akan menuntun siswa untuk
menemukan target yang ditetapkan dan belum diketahui sebelumnya oleh siswa.
Gaya G: Penemuan Konvergen.
Pada
gaya ini, siswa mencari solusi dari masalah dan belajar untuk
mengklarifikasi isu dan menghasilkan kesimpulan dengan menggunakan prosedur
yang logis, beralasan, dan berpikir kritis. Hakikat: guru mengajukan
pertanyaan. Struktur instrinsik dari tugas atau pertanyaan membutuhkan satu
jawaban tepat. Siswa terlibat dalam kegiatan berfikir (atau kegiatan kognitif
lainnya) dan berusaha mencari satu jawaban atau solusi yang tepat.
Gaya H: Penemuan Mandiri/Produksi (Divergen).
Tujuan
gaya ini adalah untuk melibatkan siswa untuk memproduksi atau menghasilkan
respon ganda terhadap satu pertanyaan. Hakikat: siswa terlibat dalam
memproduksi respon divergen terhadap atu pertanyaan. Struktur instrinsik tugas
tau pertanyaan memberikan peluang respon ganda. Respon ganda tersebut dinilai
dengan prosedur Mungkin-Terlihat-Menarik (Possible-Feasible-Desirable
procedure), atau dengan aturan verifikasi dari disiplin yang diberikan.
Gaya I: Program Rancangan Individu Siswa (Individual
Programme).
Tujuan
gaya ini adalah untuk merancang, mengembangkan, dan menampilkan serangkaian
tugas yang disusun ke dalam program pribadi dengan berkonsultasi dengan guru.
Hakikat: Siswa merancang, mengembangkan, dan menampilkan serangkaian tugas yang
disusun ke dalam program pribadi. Siswa memilih topik, mengidentifikasi
pertanyaan, mengumpulkan data, mencari jawaban, dan menyusun informasi. Siswa
memilih area tema umum.
Gaya J: Inisiasi Siswa.
Tujuan
gaya ini adalah agar siswa mampu menginisiasi atau memprakarsai pengalaman
belajarnya, merancangnya, menampilkannya, danmengevaluasinya, bersama-sama
dengan guru berdasarkan kriteria yang telah disepakati sebelumnya. Hakikat:
Siswa memprakarsai gaya yang ia lakukan baik satu kegiatan maupun serangkaian
kegiatan. Siswa mempunyai pilihhan untuk memilih gaya manapun di dalam
Spektrum. Siswa harus mengenal deretan gaya yang terdapat dalam Spektrum.
Gaya K: Melatih Diri (Shelf Teaching).
Gaya
ini memberikan siswa kesempatan untuk membuat keputusan maksimal tentang
pengalaman belajarnya tanpa adanya campur tangan langsung guru. Gaya ini sangat
jarang digunakan di sekolah. Gaya ini sangat cocok dikembangkan sebagai hobi
atau kegiatan hiburan. Hakikat: siswa memprakarsai pengalaman belajarnya
sendiri, merancangnya, menampilkannya, dan mengevaluasinya. Siswa memutuskan
seberapa besar ikut campur gurunya.
Pustaka:
Jonathan
Doherty, 2008, Teaching Styles in Physical Education and Mosston
Spectrum.