Status
kondisi fisik seseorang / atlet dapat di ketahui dengan cara penilaian yang
berbentuk tes kemampuan. Untuk mengukurnya terdapat 5 komponen biomotorik yaitu
kekuatan, daya tahan, kecepatan, koordinasi kelentukan.
Pada
cabang atletik yang di butuhkan untuk mengetahui kondisi fisik atlet dari 5
komponen di atas ada 3 komponen yaitu :
1. Kekuatan
2. Daya
tahan
3. Kecepatan
Berikut
adalah macam tes kondisi fisik dari 3 komponen biomotorik :
1. Kekuatan
:
tes ini untuk mengetahui kemampuan kekuatan otot seseorang. Tes yang
dilakukan yaitu pada otot lengan, tungkai, perut dan pinggang.
Pada otot lengan
dilakukan tes dengan push up, dengan benar, yaitu menumpu dengan telapak
tangan, jarak antara telapak tangan selebar bahu, dan jarak antara kaki selebar
bahu, di saat menurunkan berat badan sudut sikunya berada di sisi badan, saat
menaikkan berat badannya kedua tangan lurus. Tujuan untuk menguatkan otot
lengan, bagi atlet pemula lamanya push up sesuai dengan kemampuannya. Sedangkan
Bagi atlet berpengalaman ditargetkan
jumlah ulangannya.
Pada otot tungkai :
untuk menguatkan otot tungkai dilakukan tes dengan lompat kijang dan lompat
jangkit dan Jarak setiap lompatan diukur panjangnya.
Pada otot perut : untuk
menguatkan otot perut dilakukan tes dengan sit up. Untuk atlet pemula lamanya sit up sesuai dengan
kemampuannya sedangkan untuk atlet berpengalaman ada target dalam jumlah
pengulangannya.
Pada otot pinggang :
untuk menguatkan otot pinggang dilakukan tes dengan back up.
2. Daya
tahan :
tes ini untuk mengetahui kemampuan kardio vasculair system di dalam
mengelola O2 dalam tubuh yang di pergunakan pada waktu kerja berat. Kemampuan
ini di kenal dengan symbol vO2 max.
Tes yang di lakukan
untuk mengukur daya tahan adalah dengan melakukan balke tes, atau lari selama
15 menit, tes ini dilakukan di lapangan terbuka dengan jarak 1 putaran 400 m
dan d hitung berapa putaran atau seberapa jauh jarak yg d tempuh oleh atlet
tersebut selama 15 menit.
Rumus pengukuran : Vo 2
Max = [ x meter : 15 – 133 ] x 0.172 + 33.3
Keerangan : satuan vO2
max = ml/kg bb/menit
X
meter = jarak tempuh tes
3. Kecepatan
:
tes ini untuk mengukur kecepatan seseorang dalam bergerak. Tes atau
standart yang biasa di gunakan adalah
tes kecepatan dengan lari cepat 30 m, 60 m dan 100 m lintasan lurus,
masing-masing 1X pengulangan.
Teknik
dalam atletik
1. Lakukan
tes dengan menarik 1 garis lurus kurang lebih 20m, kedua kaki mendarat pada
satu garis lurus, lakukan dengan ayunan tangan membentuk sudut siku paling
sempit 90 derajat, bahu tidak ikut bergerak dan ayunan tangan tidak berubah
pada sudut 90 derajat. kaki yg mendarat ke
tanah dengan telapak kaki bagian depan dan telapak kaki bagian belakang
hanya menyentuh sedikit. Pandangan lurus ke depan.
2. Dengan
kordinasi ( gerak dasar atletik )
-
Gerakan-gerakan dasar atletik atau
kordinasi di gunakan Untuk memperbaiki teknik berlari, selain itu dapat
mengatasi atlet yang berlari duduk atau dengan kata lain pinggul tidak ikut
terangkat.
-
Untuk memperluas langkah kaki dalam
berlari dengan memperbanyak gerakan lari kijang.
-
Gerakan angkat lutut/paha dan mencakar
agar pada saat berlari paha ikut terangkat sehingga langkah menjadi luas ke
depan.
-
Untuk nomor lompat, perbanyak gerakan
dasar atletik yaitu hoping dan skiping/ step.
Anda sedang membaca artikel Kemampuan Tes Biomotorik. Terimakasih atas kunjungan serta kesediaan Anda membaca artikel ini.
Jika memang bermanfaat, Anda boleh menyebarluaskannya dan jangan lupa untuk menyertakan sumber link dibawah ini:
0 comments:
Posting Komentar